Sel punca kanker (cancer stem cell, CSC) adalah sel kanker dengan karakteristik seperti sel punca, khususnya kemampuan untuk memunculkan semua jenis sel yang ditemukan dalam sampel kanker tertentu.[1] CSC biasanya ditemukan sebagai subpopulasi kecil di dalam tumor yang memiliki kemampuan menghasilkan tumor baru melalui proses swa-baharuan (self-renewal) dan diferensiasi sel punca menjadi berbagai jenis sel kanker.[1] CSC juga bersifat tumorigenik ketika ditransplantasikan ke dalam inang hewan.[1] Sel-sel tersebut dihipotesiskan untuk bertahan dalam tumor sebagai populasi yang berbeda sehingga dapat menyebabkan relaps dan metastasis dengan memunculkan tumor baru.[2] Oleh karena itu, pengembangan terapi spesifik yang ditargetkan pada CSC memiliki prospek yang baik untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas hidup pasien kanker, terutama untuk pasien dengan penyakit metastasis.[3]
Sejumlah penanda permukaan sel seperti CD44, CD24, dan CD133 sering digunakan untuk mengidentifikasi CSC.[1] Jejaring regulasi gen yang terdiri dari mikroRNA dan jalur pensinyalan Wnt/β-catenin, Notch, dan Hedgehog diketahui dapat mengatur sifat dan karakteristik CSC.[1] Bebepara penelitian[4][5][6] menunjukkan bahwa CSC resisten terhadap kemoterapi konvensional dan terapi radiasi, menyebabkan CSC menjadi salah satu target terapi yang menjanjikan.[1]
Sel punca kanker pertama kali diidentifikasi oleh John Dick pada leukemia myeloid akut di akhir tahun 1990-an.[7] Sejak awal tahun 2000-an, CSC telah menjadi fokus penelitian kanker yang intens. Istilah sel punca kanker sendiri pertama kali dicetuskan dalam risalah yang terbit tahun 2001 oleh ahli biologi Tannishtha Reya, Sean J. Morrison, Michael F. Clarke, dan Irving Weissman.[8]