Schweigt stille, plaudert nicht (bahasa Indonesia: Harap tenang, jangan mengobrol), BWV 211, alias Kantata Kopi, adalah kantata sekuler karya Johann Sebastian Bach. Ia menggubah karya ini antara tahun 1732 dan 1735. Meskipun digolongkan sebagai kantata, karya ini sebenarnya adalah opera lawak kecil-kecilan. Kantata ini menyindir orang-orang yang kecanduan minum kopi.
Sejarah dan teks
Bach biasa memimpin ensembel musik di kafe Zimmerman yang disebut collegium musicum, yang dimulai oleh Georg Philipp Telemann tahun 1702. Melihat dari liriknya, tampaknya sebagian orang di Jerman abad ke-18 menganggap minum kopi adalah kebiasaan buruk. Padahal, karya ini mungkin juga pertama kali dipentaskan di warung kopi di Leipzig.
Lirik kantata (yang ditulis Christian Friedrich Henrici, alias Picander), berisi kalimat seperti "Kalau aku tidak boleh minum secangkir kopi tiga kali sehari, aku bisa mengamuk dan jadi keriting seperti kambing guling".[1]
Bach tidak pernah menulis opera: kantata ini digubah untuk konser biasa,[2] tetapi di masa kini sering dipentaskan di atas panggung lengkap dengan kostum.
Gubahan
Karya ini digubah untuk tiga solois vokal dengan peran:
Orkestra pengiring terdiri dari seruling, dua biola, viola, harpsichord dan basso continuo.[3]
Bagian
Bagian
|
Judul
|
Karakter
|
Sinopsis
|
1
|
Recitative: Schweigt stille
|
Narator
|
Narator meminta penonton untuk diam dan memperhatikan, lalu memperkenalkan Schlendrian dan Lieschen.
|
2
|
Aria: Hat man nicht mit seinen Kindern
|
Schlendrian
|
Schlendrian menyanyi sambil mengomel tentang putrinya yang keras kepala, padahal sudah diberi tahu 100,000 kali.
|
3
|
Recitative: Du böses Kind
|
Schlendrian dan Lieschen
|
Schlendrian meminta putrinya (lagi) untuk berhenti minum kopi, Lieschen tetap membandel dan meminta ayahnya untuk tenang.
|
4
|
Aria: Ei! Wie schmeckt der Kaffee süße
|
Lieschen
|
Lieschen menyanyikan lagu cintanya pada kopi.
|
5
|
Recitative: Wenn du mir nicht den Kaffee läßt
|
Schlendrian and Lieschen
|
Schlendrian mulai mengancam tidak memberi makan, pakaian atau kesenangan lainnya untuk putrinya. Lieschen tidak peduli.
|
6
|
Aria: Mädchen, die von harten Sinnen
|
Schlendrian
|
Dalam monolog ini, Schlendrian mencoba mencari kelemahan putrinya, supaya mustahil ia mau minum kopi lagi.
|
7
|
Recitative: Nun folge, was dein Vater spricht!
|
Schlendrian dan Lieschen
|
Schlendrian mengancam untuk mencegah putrinya menikah kalau masih minum kopi, Lieschen langsung berubah pikiran.
|
8
|
Aria: Heute noch, lieber Vater
|
Lieschen
|
Lieschen berterima kasih pada ayahnya karena mau mencarikan calon suami, dan bersumpah akan berhenti minum kopi kalau mendapatkan kekasih.
|
9
|
Recitative: Nun geht und sucht der alte Schlendrian
|
Narator
|
Narator bercerita, ketika Schlendrian pergi mencarikan suami untuk putrinya, Lieschen diam-diam memberi tahu para calon suaminya untuk mengizinkannya minum kopi kalau mau menikah dengannya.
|
10
|
Trio: Die Katze läßt das Mausen nicht
|
Tutti
|
Ketiga karakter menyanyikan pesan dari cerita ini, "minum kopi itu wajar".
|
Rekaman
- Amsterdam Baroque Orchestra & Choir, Ton Koopman. J.S. Bach: Complete Cantatas Vol. 4. Antoine Marchand, 1996.
Referensi
Pranala luar
- Schweigt stille, plaudert nicht, BWV 211: Skor gratis di International Music Score Library Project International Music Score Library Project
- Cantata BWV 211 Schweigt stille, plaudert nicht (Kaffeekantate): history, scoring, sources for text and music, translations to various languages, discography, discussion, Bach Cantatas Website
- Schweigt stille, plaudert nicht: history, scoring, Bach website (German)
- BWV 211 Schweigt stille, plaudert nicht: English translation, University of Vermont
- Kaffeekantate Diarsipkan 2013-01-14 di Wayback Machine.: Libretto (German)
- JS Bach's Coffee Cantata, Cantata BMV211: English Libretto by Christian Friedrich Henrici
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|
Lain-lain | |
---|