Sawung Kampret adalah judul sebuah komik populer Indonesia yang dikarang oleh Dwi Koen, yang juga menciptakan karakter Panji Koming yang hadir sebagai komik strip di harian Kompas terbitan hari Minggu.
Ide tentang SawungKampret tidak hadir dalam setahun-dua tahun. Prosesnya lama banget. Maka pantaslah kalau konsep SawungKampret tampak matang dan bermutu. Dwi Koen mulanya menciptakan karakter Mahesa Aspirin (bakalan jadi Sawungkampret) dan Panji Kemis (kelak menjadi Na’ip). Tapi proyek ini terpaksa ditunda lantaran kesibukan komikus Panji Koming itu sendiri.[1]
Pada tahun 1990, majalah HumOr mulai memuat karya tersebut di rubrik serial komik. Titelnya “SawungKampret”. Masyarakat pun menyambut hangat.
Seri Komik
Serial Sawung Kampret sudah diterbitkan dalam bentuk komik dengan judul-judul sebagai berikut:
1. Legenda Sawung Kampret (2 bagian)
2. Marietje Van Der Bloemkool (2 bagian)
3. Malacca & Flor De La Mar
4. Ni Woro Sendang
Sinopsis
VOC ( Verenigde Oost Indische Compagnie ) adalah usaha dagang Belanda yang berdiri tahun 1602. Di kalender termasuk awal abad 17. Jadi belum ada telepon, belum ada radio apalagi komputer. Kendaraan darat masih memakai mesin hidup yang berbahan bakar rumput, merknya "kuda". Perjalanan di laut menggunakan perahu yang membuat orang masuk angin. Maklum baru bisa meluncur kalau angin masih mau meniup.
VOC didirikan oleh Heeren XVII ( Tuan-tuan tujuhbelas, perkumpulan pedagang di negeri Belanda ). Didirikan dengan maksud memonopoli perdagangan rempah-rempah ( cengkih, pala, lada, dan fuli ) di dunia. Agar tidak dicaplok saingan-saingan yang armada kapalnya cukup kuat juga, seperti Inggris, Portugis dan Spanyol. Kantor VOC dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal, berkedudukan di Batavia (sekarang namanya Jakarta, sungguh! Tidak ngibul!). VOC terkenal kejam, terutama terhadap penduduk pribumi. Kaum pribumi dicap sebagai masyarakat dengan kasta terendah, keterlaluan nggak, coba. Lebih rendah dari masyarakat Cina, India, Arab dan Jepang. Tersebutlah salah satu Gubernur Jenderal VOC yang bengisnya kelewatan, Jan Pieterszoon Coen. ( 1587-1629 )
Pada awal abad 17 itu, Ia membangun sebuah kota yang disebut Batavia. J.P. Coen dibuat repot oleh beberapa kali serangan dari kerajaan Mataram. Tapi konon, yang paling membuatnya sarap adalah karena ulah dua anak muda pribumi, Sawungkampret dan Na'ip. Yang pada abad 20 dua "tuyul" ini dibikin jadi Komik.
Dalam salah satu serangan Mataram, J.P. Coen dikabarkan is dead. Sampai tulisan ini ditulis, kiranya belum jelas betul penyebab kematian J.P. Coen. Ada beberapa versi. Antara lain kena wabah muntaber, keracunan singkong, kejatuhan cecak yang nongkrong di balok. Cecak itu kaget karena serangan Mataram. Baloknya ikut jatuh. Ada pendapat yang paling susah dimengerti. Konon J.P. Coen tidak mati, tapi pulang mudik dalam kondisi putus asa, kehilangan semangat. Ingin tahu sebabnya? Karena tak pernah berhasil mencapai cita-citanya di Hindia Timur, yaitu menjitak jidat Sawungkampret dan Na'ip yang sering menggrecokinya.
Tokoh cerita
Tokoh-tokoh utama
- Marietje van der Bloemkool
Tokoh-tokoh lainnya
- Marutoklopo
- Tan Ping San
- Bang A'um
- Nek Isah
- Trio serdadu
Mereka bernama Kapitein van Tabock, Letnan Markapoetz, Sersan van Sablon
- Plenti
- Tan Mei Ling
- Ni Woro Sendang
- Sarpin
Catatan kaki
Pranala luar