Sarcoptes scabiei adalah tungauparasitik yang hidup dengan bersembunyi dalam kulit dan menyebabkan penyakit skabies atau kudis. Hewan ini ditemukan di seluruh dunia. Selain manusia, mamalia lain seperti anjing, kucing, sapi, hingga kera besar dapat terinfeksi.[1] Gejala skabies yang paling umum adalah gatal hebat dan ruam kulit seperti jerawat.[2]
Sarcoptes scabiei memiliki empat fase dalam siklus hidupnya, yaitu telur, larva, nimfa, dan dewasa. Hewan betina menghasilkan 2–3 telur per hari. Telur berbentuk oval dengan panjang 0,10–0,15 mm dan menetas dalam 3–4 hari. Setelah telur menetas, larva bermigrasi ke permukaan kulit dan menggali ke dalam lapisan stratum corneum yang utuh untuk membuat liang pendek yang hampir tak terlihat mata.[3] Larva dan nimfa dapat ditemukan di rongga kulit atau di folikel rambut dan terlihat mirip dengan bentuk dewasa, hanya lebih kecil.[3] Fase dewasanya berbentuk bulat dan tidak memiliki mata.[3]
Sarcoptes scabiei dapat menginfeksi hewan piara termasuk anjing dan kucing. Penyakit ini pada hewan menimbulkan gejala seperti pruritus, papule, alopecia, hiperpigmentasi, dan crusting dermatitis atau keropeng pada kulit. Parasit ini lebih sering ditemukan pada anjing dari pada kucing. Pada kucing, penyakit ini disebabkan oleh famili lain dari Sarcoptes scabiei, yaitu Notoedres catii. Penyakit ini pada hewan sering dikelirukan dengan penyakit kulit lainya, seperti demodekosis, dermatophytosis, dsn.[4]