Sa Pa merupakan sebuah kota kecil di perbatasan sebelah barat daya Vietnam, tepatnya di Provinsi Lao Cai. Jaraknya sekitar 350 km dari Hanoi atau sekitar 8 - 9 jam perjalanan naik kereta api.
Kota ini berhawa sejuk dengan suhu udara rata-rata harian hanya berkisar 15 - 18 derajat Celcius dan hampir selalu diselimuti kabut, karena terletak di lereng Gunung Fansipan yang memiliki ketinggian 1.600 mdpl. (Puncak Gunung Fansipan 3.143 meter di atas permukaan laut). Pada musim dingin, sekitar Bulan Desember - Februari, suhu udara sangat dingin, hanya berkisar 8 - 12 derajat Celcius sehingga bisa dipastikan kabut pun selalu menyelimuti kota ini. Karena cuacanya yang sering berubah-ubah,Sapa dikenal sebagai kota dengan empat musim dalam sehari, yaitu musim semi di pagi hari, musim panas di siang hari, musim gugur di sore hari dan musim dingin di malam hari.
Demografi
Sapa merupakan kota kecil di lereng Gunung Fansipan, tempat kediaman berbagai etnis minoritas. Setidaknya, terdapat lima suku/etnis minorotas yang tinggal di kaki gunung (lembah) di sekitar Sapa, yaitu: Etnis Hmong (52 %), Dao (25 %), Tay (5 %), Giay (2 %), dan sebagian kecil Xa Pho. Kelima etnis minorotas tersebut tinggal menyebar di berbagai desa di sekitar Sapa, dengan gaya hidup yang masih tradisional. Keunikan etnis-etnis tersebut adalah busana dan aksesoris yang biasa mereka pakai dalam kehidupan sehari-hari. Etnis-etnis tersebut (khususnya kaum wanita), selalu mengenakan busana dan aksesoris meriah dan berwarna-warni. Bagi kaum wanita dari Etnis Hmong dan Dao, pakaian selain sebagai penanda identitas juga menjadi simbol penting dalam relasi sosial. Keunikan busana dan aksesoris berbagai etnis minoritas di Sapa, mengundang para turis dan fotografer dari berbagai penjuru dunia untuk mengunjungi Sapa.