SOS Children's Villages atau dulu bernama SOS Kinderdorf adalah organisasi nirlaba, tidak berorientsi kepada penyebaran agama, non politis dan berorientasi kepada kemanusiaan dan bersifat independen. Organisasi ini dikenal karena memberikan bantuan humanitarian dan membantu anak-anak yang membutuhkan perhatian dan melindungi kepentingan mereka serta beroperasi di seluruh dunia.
SOS Children's Village pertama didirikan di Tyrol, Austria, pada tahun 1949 oleh filiantropis dari Austria, Hermann Gmeiner setelah menyadari bahwa banyak sekali anak-anak yatim dan terlantar setelah usainya Perang Dunia II. Hari ini, SOS Children's Villages bisa ditemukan di 135 negara dan teritori di seluruh dunia.
SOS Children's Villages memiliki keunikan bukan sebagai panti asuhan, namun membangun keluarga pengganti dengan jumlah anak yang dirawat minimal untuk setiap rumah asuh, sehingga mendapat perhatian yang lebih besar. Anak-anak dari berbagai umur dan latar belakang tinggal di rumah dengan orang tua yang berdedikasi penuh sepanjang waktu, yang biasanya perempuan. Biasanya ada 6 hingga 15 rumah di setiap kampung SOS.
Selain itu, organisasi ini menjalankan banyak program dan fasilitas yang mendukung kehidupan berkualitas bagi keluarga yang berkekurangan, melalui TK bersubsidi, pendidikan dasar dan menengah, serta fasilitas bagi anak-anak, pengobatan, serta fasilitas gawat darurat saat bencana. Pada tahun 2017, lebih dari 85.000 anak dan remaja tumbuh dn berkembang di 572 kampung SOS Children's Villages dan lebih dari 700 fasilitas SOS untuk anak muda. Lebih dari 3,8 juta anak dan orang dewasa mendapatkan pelayanan dari program mereka.
SOS mendapatkan sumbangan dari pemerintah maupun swasta. Tahun 2017, organisasi ini dan partnernya meraih lebih dari €31 Juta. Sumbangan dari yayasan dan lotre mencapai €48 Juta, dan kemitraan dari perusahaan menghasilkan lebih dari €49 juta sumbangan secara global. Organisasi ini juga mendapat Conrad N. Hilton Humanitarian Prize pada tahun 2002 dan Princess of Asturias Award of Concord tahun 2016.