Rupi Kaur (lahir 5 Oktober 1992) adalah penyair, puisi, feminis, dan penulis asal Kanada. Dia dikenal sebagai "Instapoet" karena kemasyhuran yang ia dapatkan dari mengunggah puisi-puisinya secara daring, dengan Instagram[1] sebagai wadah utama. Dia menerbitkan sebuah buku puisi dan prosa yang berjudul milk and honey (susu dan madu) di 2015, yang berkaitan dengan tema kekerasan, pelecehan, cinta, kehilangan, dan feminitas.[2]
Kehidupan
Rupi Kaur lahir di Punjab, India dan pindah dengan orang tuanya ke Toronto, Kanada ketika dia berusia 4 tahun. Saat itu, ia terinspirasi oleh ibunya untuk menggambar dan melukis. Dulu, ia biasa menulis puisi untuk teman-temannya pada hari ulang tahun mereka atau pesan untuk orang-orang yang pernah disukainya di sekolah menengah pertama.[2] Ia belajar di Departemen Retorika dan Penulisan Profesional di University of Waterloo, Ontario. Saat ini, ia tinggal di Brampton, Ontario bersama orang tuanya dan empat saudara kandung.[3] Kaur dan keluarganya sering pindah, dengan total tujuh kali, sebelum menetap di Brampton.[4]
Pekerjaan
Kaur memulai kariernya dalam puisi secara daring melalui situs media sosial seperti Instagram dan Tumblr. Di antaranya esai-foto tentang menstruasi, yang digambarkan sebagai bagian dari puisi visual yang dimaksudkan untuk melawan tabu-tabu dalam menstruasi.[5] Tema-tema umum lainnya yang ditemukan di seluruh karya-karyanya di antaranya penyalahgunaan, kewanitaan, cinta, dan patah hati. Pada Oktober 2015,[6] Kaur menerbitkan karya-karya kolektif dalam buku milk and honey. Ia berkata bahwa pemberdayaan adalah hal yang paling disukainya dalam menulis karena "hal itu seperti menjadikanku sahabatku sendiri dan memberi diriku nasihat dan saran yang kuperlukan." Rupi telah dikontrak untuk merilis dua buku dengan Andrews McMeel Publishing dan Schuster Canada, yang pertama akan dirilis pada musim gugur tahun 2017.[7]
Inspirasi
Rupi Kaur berkata bahwa ia mendapat inspirasi dari cerita orang lain dan pengalaman-pengalamannya.[8] Ia terinspirasi oleh penulis seperti Anais Nin, Virginia Woolf, dan Warsan Shire dan mulai menulis puisi secara serius pada November 2013.[2] Dia juga mendapatkan inspirasi dari kitab-kitab suci dalam Sikhisme dalam tulisannya dan hidupnya.[2] Kegemarannya untuk menulis dimulai ketika ia masih muda. Kaur memasuki dan memenangkan pidato dan lomba esai di sekolah menengah pertama. Ia juga menyempatkan untuk menulis surat kepada teman-teman dan orang-orang yang disukainya, dan akhirnya mulai menulis jurnal.[9] Saat sekolah menengah atas, dia berbagi tulisan secara anonim, dan pada tahun 2013, dia mulai membagikan karyanya dengan namanya sendiri di Tumblr. Kaur mulai mengunggah tulisannya ke Instagram pada tahun 2014 dan mulai menambahkan ilustrasi sederhana. Kerja-kerjanya ditulis dalam huruf kecil seluruhnya dan tanda baca yang dicantumkannya hanyalah tanda titik. Ia berkata bahwa ia memutuskan untuk menulis dengan cara ini untuk menghormati budayanya, karena dalam tulisan Gurmukhi hanya ada satu model huruf dan hanya titik yang digunakan sebagai tanda baca. Dia juga mengatakan bahwa dia menikmati kesetaraan huruf dan gaya yang mencerminkan pandangannya.[9]
milk and honey
Buku pertamanya dan satu-satunya yang pernah diterbitkannya hingga saat ini adalah antologi berjudul milk and honey, yang berupa koleksi puisi, prosa, dan ilustrasi tangan. Buku ini dibagi menjadi empat bab, dan masing-masing bab berkaitan dengan tema yang berbeda.[2] Seperti judulnya, Kaur tidak menggunakan huruf kapital dalam seluruh puisi di buku tersebut, semuanya ditulis dalam huruf kecil. Bagian-bagiannya berjudul "the hurting", "the loving", "the breaking," dan "the healing". Kaur awalnya menerbitkan sendiri buku puisi di Amazon pada tahun 2014, tetapi buku ini mendapatkan popularitas hingga membuat penerbit Andrews McMeel Publishing memutuskan untuk menjadi penerbit edisi kedua buku tersebut pada bulan Oktober 2015.[6] Buku tersebut masuk dalam daftar penjualan terlaris untuk literatur Kanada di Amazon, bersanding dengan penulis-penulis seperti Margaret Atwood. Buku ini juga berada pada peringkat dua dalam daftar buku terlaris Amazon untuk kategori puisi. Antologi ini bahkan membuatnya ke daftar buku terlaris New York Times dan tetap berada di sana selama 25 minggu berturut-turut. Pada Oktober 2016, buku ini telah terjual lebih dari setengah juta eksemplar.[9] milk and honey berfokus pada tema-tema seperti cinta, kehilangan, trauma, kekerasan seksual, kewanitaan, dan penyembuhan.[9]
Kontroversi
Pada bulan Maret 2015, sebagai bagian dari proyek foto untuk studi Retorika Visual di University of Waterloo, Kaur mengepos foto di Instagram yang menunjukkan dirinya yang berbaring dengan pakaian lengkap di tempat tidur, berbalik dari arah kamera, dengan darah menstruasi pada celana dan sprei kasur.[5] Gambar tersebut adalah bagian dari seri foto bertema menstruasi bertema untuk menghapus stigma-stigma mengenai tabu di sekitar menstruasi.[10] Pada halaman Instagramnya, Kaur membuat pernyataan eksplisit tentang stigmatisasi, mencatat bahwa:"sebagian besar orang menghindari proses alami ini. ada juga yang lebih nyaman dengan pornifikasi perempuan. seksualisasi perempuan. kekerasan dan degradasi perempuan darpada ini. mereka tidak akan repot-repot mengekspresikan rasa jijik tentang semua itu. tapi akan marah dan terganggu oleh ini."[11]
Instagram pun menghapusnya - dan foto lainnya di seri ini - dua kali karena gambar tidak "mengikuti Pedoman Komunitas (mereka)."[12] Kaur pun mengunggah foto tersebut beserta kritik atas penghapusan tersebut ke Facebook: "Terima kasih Instagram untuk menyediakan saya dengan respon yang tepat mengenai karya saya. Anda menghapus foto saya dua kali menyatakan bahwa itu bertentangan dengan pedoman komunitas. Aku tidak akan minta maaf untuk tidak melayani ego dan rasa bangga masyarakat misoginis yang akan memiliki tubuh saya dalam sebuah pakaian dalam, tapi tidak akan baik-baik saja dengan kebocoran kecil ketika halaman anda (Instagram) diisi dengan banyak foto-foto/akun tempat wanita (begitu banyak yang di bawah umur) diobjektifikasi, dipornifikasi, dan diperlakukan lebih rendah dari manusia."[13]
Gambar di Facebook tersebut dibagikan oleh ribuan orang, menjadi viral, dan menjadi berita utama di berbagai belahan dunia. Kemudian, Instagram memulihkan fotonya dan meminta maaf kepada Rupi Kaur, mengatakan bahwa foto tersebut telah dihapus karena kesalahan.
Referensi