ruangrupa (selalu ditulis dalam huruf kecil dan tanpa spasi) adalah organisasi seni rupa kontemporer yang didirikan pada tahun 2000 oleh sekelompok seniman di Jakarta. Sebagai organisasi nirlaba, ruangrupa bergiat mendorong kemajuan gagasan seni rupa dalam konteks urban dan lingkup luas kebudayaan melalui pameran, festival, laboratorium seni rupa, lokakarya, penelitian, serta penerbitan buku, majalah, dan jurnal daring. Pada perkembangannya, ruangrupa berevolusi menjadi sebuah kolektif seni kontemporer dan ekosistem studi bersama dua organisasi lainnya yang menyajikan ruang belajar publik yang mengusung nilai-nilai kesetaraan, berbagi, solidaritas, pertemanan, dan kebersamaan.[1]
Sejarah
ruangrupa berdiri atas inisiatif sekelompok seniman Ade Darmawan, Hafiz Rancajale, Ronny Agustinus, Oky Arfie Hutabarat, Lilia Nursita, dan Rithmi di Jakarta pada 2000. Kala itu, para pendirinya merasa adanya kebutuhan besar atas "ruang" (secara fisik dan mental) di Jakarta, di mana seniman dapat bekerja secara intensif dan dapat mengarahkan perhatian mereka lebih ke arah analisis dibandingkan ke arah produksi. Ruang yang menyampaikan ide-ide seni rupa, yang penting untuk menganalisis, menengahi, dan melengkapinya, seperti seni publik, seni pertunjukan, dan seni video. Para pendiri merasa ini satu-satunya cara agar seni rupa dapat memiliki kepekaan kritis; suatu posisi paling penting bagi seni dalam masyarakat.[2]
Seiring perjalanannya sebagai organisasi nirlaba, ruangrupa konsisten mendorong kemajuan gagasan seni rupa dalam konteks urban dan lingkup luas kebudayaan melalui pameran, festival, laboratorium seni rupa, lokakarya, penelitian, serta penerbitan buku, majalah, dan jurnal daring.[1]
Selama hampir dua dekade perjalanan, ruangrupa telah mengalami beberapa kali bongkar pasang program dan restrukturisasi organisasi. Sejak awal, kerja-kerja organisasi ini memang didesain begitu leluasa agar tiap orang dapat terus berkarya secara individu. ruangrupa terbiasa bekerja dan berkarya dengan melibatkan segudang individu dengan latar belakang berbeda. Setiap individu ibarat kunci harta karun fakta sejarah dan budaya.[3]
Hal ini juga terlihat dari rumah yang dijadikan markas ruangrupa pada periode awal. Berlokasi di pinggiran selatan kota, ruangrupa lebih tampak seperti sebuah tempat perkumpulan: selalu terbuka, selalu dihuni - ada studio, perpustakaan, laboratorium penelitian, dan tempat pesta dalam satu lokasi.[4]
ruangrupa 2000 - 2015
Pada periode ini, ruangrupa adalah sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada isu-isu dan gagasan seni rupa kontemporer dan sosial budaya dalam konteks urban. Organisasi ini rutin menggelar pameran, festival, laboratorium seni rupa, lokakarya, penelitian, penerbitan buku, majalah, serta jurnal daring. Dari enam orang pendiri, hanya Ade Darmawan yang hingga kini masih aktif terlibat dalam kepengurusan ruangrupa dan berstatus sebagai Direktur.
Pendekatan artistik
Bagi ruangrupa, Jakarta tak hanya menjadi rumah dan tempat berkarya bagi para anggotanya, tapi ruangrupa juga terikat pada Jakarta dalam segala hal: fisik, spiritual dan konseptual. Urbanisme telah menjadi gairah dan taktik yang paling konsisten dilakukan. Meskipun mereka sering bekerja dengan seniman dari kota dan negara lain, namun ruangrupa seakan telah membuat komitmen mendalam untuk menjadikan Jakarta tak hanya sebagai lokasi, namun juga subjek. Begitu juga dengan warganya, sebagai audiens dan penulis. Sejak berdiri, ruangrupa telah mengokupasi kota itu sendiri - sebuah ruang mesin perdagangan dan administrasi yang bising - sebagai protagonis utama dari petualangan epik dalam berkisah secara kolektif.[4]
Sumber pendanaan
ruangrupa mendapatkan dukungan dari Ford Foundation dan juga tergabung dalam Arts Collaboratory, sebuah program dukungan untuk organisasi-organisasi yang bergerak di bidang seni rupa dan inovasi sosial di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Program ini didanai oleh DOEN Foundation.
Selain sumber pendanaan eksternal, ruangrupa juga memiliki unit-unit bisnis yang dapat memaksimalkan pemasukan. Misalnya melalui penyediaan jasa konsultasi komunikasi visual, penciptaan, pengelolaan artisti, penyewaan ruang studio/acara, hingga penjualan merchandise seniman.
Divisi
Menyesuaikan dengan kebutuhan, ruangrupa telah dua kali mengubah format dan struktur organisasinya sejak pertama berdiri. Pada 2008, ruangrupa melakukan restrukturisasi dan membagi organisasi dalam empat divisi, yakni Art Lab, Pengembangan Seni Video, Penelitian & Pengembangan, dan Dukungan & Promosi. Perubahan kedua dilakukan pada 2015 sebelum akhirnya membentuk kolektif bersama beberapa organisasi lain di bawah naungan Gudang Sarinah Ekosistem dan Gudskul: Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Rupa Kontemporer.
Art Lab (2007 - sekarang)
Art Lab adalah sebuah program proyek seni yang meneliti dan melakukan kolaborasi kreatif atas permasalahan urban dan media, sebagai ruang kolaborasi bagi perupa individual maupun kelompok lintas disiplin dari dalam dan luar Indonesia.
RURU Gallery (2008 - sekarang)
RURU Gallery adalah galeri seni rupa kontemporer yang dibuka oleh ruangrupa sejak 2008 untuk memberi ruang bagi karya visual seniman, penulis, dan kurator muda melalui enam pameran dalam setahun.
JurnalKarbon.net (2007 - sekarang)
Karbon[pranala nonaktif permanen] adalah jurnal daring yang membahas permasalahan ruang publik serta karya dan budaya visual warga perkotaan di Indonesia yang dilihat dari berbagai sudut pandang secara kritis, kreatif, dan imajinatif. Awalnya Karbon diterbitkan dalam bentuk cetak sebelum akhirnya pada 2007 bertransformasi menjadi bentuk daring www.karbonjournal.org. Pada 2017, Karbon berganti lagi menjadi JurnalKarbon.net.
Berikut edisi cetak Jurnal Karbon yang pernah diterbitkan:
Judul
Edisi
Pengarang
Tahun
Karbon: Jurnal Empat Bulanan Merisalahkan Seni Rupa
Mei 2001
Bonit (Editor)
2001
Karbon: Jurnal Empat Bulanan Merisalahkan Seni Rupa
Februari 2002
Ugeng T. Moetidjo
2002
Karbon: Jurnal Empat Bulanan Merisalahkan Seni Rupa
September 2002
Anggoro Pribadi
2002
Karbon: Jurnal Empat Bulanan Merisalahkan Seni Rupa
Mei 2003
Farah Wardani
2003
Karbon: Jurnal Empat Bulanan Merisalahkan Seni Rupa
April 2004
Farah Wardani
2004
Karbon: Jurnal Empat Bulanan Merisalahkan Seni Rupa
Januari 2006
Ardi Yunanto
2006
OK. Video (2003 - sekarang)
OK. VideoDiarsipkan 2019-05-14 di Wayback Machine. merupakan divisi seni media ruangrupa yang aktif menjalan program yang meliputi produksi, dokumentasi, penelitian, arsip, lokakarya, hingga distribusi karya seni seni media di Indonesia. Sejak 2003, divisi ini memiliki program rutin dua tahunan yang bernama OK. Video Festival.
Sejak dimulainya pertama pada tahun 2003, festival ini bertujuan untuk mengamati, merekam dan mempelajari perkembangan teknologi media, yang telah mengubah perspektif dan perilaku masyarakat terhadap pandangan sekitarnya mereka.
Pada 2015, OK. Video Festival mengubah namanya menjadi OK. Video: Indonesia Media Arts Festival, sekaligus memperluas konsentrasinya pada karya-karya berbasis waktu seperti video dan film, bersifat instalatif, pertunjukan, dan seni bebunyian, seni berbasis Internet dan media sosial, juga membuka kemungkinan karya berbasis teknologi audio-visual dan media lain yang berpeluang menghadirkan isu-isu kritis dalam gagasan artistik baru.
Sekal pertama kali berdiri, OK. Video secara rutin menyelenggarakan festival dua tahunan mereka sebanyak delapan kali:
2003 OK. Video – 1st Jakarta Video Art Festival
2005 OK. Video SUB/VERSION – 2nd Jakarta Video Art Festival
2007 OK. Video MILITIA – 3rd Jakarta International Video Festival
2009 OK. Video COMEDY – 4th Jakarta International Video Festival
2011 OK. Video FLESH – 5th Jakarta International Video Festival
2013 OK. Video MUSLIHAT- 6th Jakarta International Video Festival
2015 OK. Video ORDE BARU- 7th International Media Arts Festival
2017 OK. Video PANGAN – 8th International Media Arts Festival
Jakarta 32 °C (2008 - sekarang)
Jakarta 32 °C adalah perhelatan seni rupa dua tahunan yang menampilkan karya-karya visual terbaik mahasiswa se-Jakarta. Diadakan sejak 2004, Jakarta 32 °C melibatkan proses kuratorial, eksperimentasi seniman muda, penulisan karya, dan pengorganisasian pameran yang dilakukan oleh para mahasiswa dan seniman muda di Jakarta.
Divisi ini telah tujuh kali menyelenggarakan Jakarta 32 °C:
Jakarta 32 °C 2004
Jakarta 32 °C 2006
Jakarta 32 °C 2008
Jakarta 32 °C 2010
Jakarta 32 °C 2012
Jakarta 32 °C 2014
Jakarta 32 °C 2016
rurukids (2010 - sekarang)
rurukids mengelola program seni berbasis pendidikan yang menyenangkan, edukatif dan inovatif untuk anak dan remaja. Melalui lokakarya seni rupa, pertunjukan musik dan video, rurukids mengundang seniman, praktisi seni, dan mentor-mentor profesional lintas disiplin untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang seni dan budaya. Sembari mengajak peserta belajar sambil bermain, juga mengolah ide hingga menjadi sebuah karya, rurukids mendorong kepercayaan dan kemampuan anak untuk berani berekspresi dan berpikir kritis, serta mengajak mereka untuk saling berbagi pengetahuan kepada teman-temannya.
RURU Shop ( 2011 - sekarang)
RURUShop sebuah toko yang menjual berbagai benda-benda artistik yang diproduksi oleh ruangrupa dan kawan-kawan, seperti tas, kaos band, CD, kaset, buku, pernak-pernik dan barang-barang eksentrik lainnya.
RRRec Fest (2011 - sekarang)
RRRec Fest adalah festival musik yang menampilkan dan mempertemukan berbagai kelompok seniman, komunitas, musisi serta penyelenggara acara musik dari berbagai negara. Festival musik ini diselenggarakan setiap tahun sejak 2011. RRRec Fest merupakan upaya ruangrupa bersama para seniman muda untuk menawarkan gagasan segar, inovatif, dan inspiratif kepada generasi muda pecinta musik dan warga Jakarta pada umumnya. RRRec Fest merupakan pernyataan akan pentingnya semangat alternatif, yang tidak hanya dalam dunia musik tetapi juga dalam praktik kebudayaan lainnya.
Hingga saat ini RRRec Fest telah diselenggarakan sebanyak sembilan kali.
2011 RRRec Fest - ruangrupa Music Festival
2011 RRRec Fest #2
2013 RRR The Sowcase
2014 RRRec Fest in The Valley #1
2015 RRRec Fest in The Valley #2
2015 RRRec Fest Menteng
2016 RRRec Fest in The Valley
2017 RRRec Fest Showcase #1, #2, #3
2017 RRRec Fest in The Valley
Jarakpandang.net (2012-2015)
Jarakpandang.netDiarsipkan 2019-07-25 di Wayback Machine. adalah situs hasil Lokakarya Penulisan Seni Rupa dan Budaya Visual yang diadakan ruangrupa yang memuat karya tulis gagasan dan kritik mengenai seni rupa dan budaya visual. Para peserta dan alumni peserta lokakarya tersebut merupakan kontributor tetap situs yangberisi artikel berupa esai, wawancara, liputan dan bentuk tulisan lain mengenai seni rupa dan budaya visual.
RURUradio (2015 - sekarang)
RURUradio adalah media radio daring berbasis musik, seni & budaya dan mengembangkannya melalui program on air dan off air yang beragam seperti; penyiaran, diskusi, konser musik dan lokakarya.
RURU Corps (2012 - 2018)
RURU Corps adalah biro komunikasi visual yang didirikan oleh tiga organisasi seni-budaya di Jakarta: ruangrupa, Forum Lenteng, dan SERRUM. Pada 2017, Forum Lenteng tidak lagi menjadi bagian RURU Corps. Pada tahun 2018, RURU Corps berganti nama menjadi RUX dan formasinya berkembang dengan bergabungnya Grafis Huru Hara. RUX hingga kini bertahan menjadi unit bisnis yang menopang program dan kegiatan Gudskul Ekosistem.
Institut ruangrupa (2015 - 2018)
Institut ruangrupa adalah program pendidikan seni rupa yang tidak terakreditasi, tidak memberikan gelar apa pun, dan tidak memiliki kurikulum yang pasti. Institut ini merupakan usaha terbaru ruangrupa, setelah belasan tahun menjadi organisasi seni rupa kontemporer yang berperan aktif dalam perkembangan seni dan budaya, untuk menaklukkan tantangan baru dalam ranah pendidikan. Program-program kolektif ruangrupa akan menjadi alat dan metode untuk proses belajar Institut ruangrupa yang merespons kebutuhan publik.
Kerjasama yang terjalin pada tahun pertama Institut ruangrupa berdiri adalah dengan Jakarta Biennale 2015, lewat sebuah inisiatif pendidikan-melalui-kesenian bernama Maju Kena Mundur Kena Academy.
Divisi Arsip dan Dokumentasi (2008 - 2015)
Divisi Arsip dan Dokumentasi mengelola seluruh arsip berbagai proyek seni rupa dan koleksi buku ruangrupa sehingga dapat diakses oleh siapa pun yang membutuhkannya. Divisi ini juga mendokumentasikan seluruh kegiatan ruangrupa ke dalam format audio-visual. Divisi Arsip dan Dokumentasi akan bekerjasama dengan berbagai pihak demi mengelola arsip ruangrupa agar menjadi bagian dari produksi pengetahuan yang berkelanjutan.
Gudang Sarinah Ekosistem (2015 -2018)
Pada periode ini, ruangrupa mengembangkan platform budaya Gudang Sarinah Ekosistem (GSE) bersama dengan beberapa kolektif seniman di Jakarta. Nama platform ini diambil dari nama markas baru mereka yang berada di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan, yakni Gudang Sarinah.
GSE adalah ruang lintas disiplin yang bertujuan untuk mempertahankan, mengolah, dan membangun sistem pendukung terpadu untuk bakat kreatif, beragam komunitas, dan berbagai institusi. GSE juga bercita-cita untuk dapat membangun jaringan, berkolaborasi, berbagi pengetahuan dan ide, serta mendorong pemikiran kritis, kreativitas, dan inovasi.
Hasil kolaborasi ketiga organisasi ini terbuka untuk publik — dan disajikan dalam bentuk pameran, festival, lokakarya, diskusi, pemutaran film, konser musik, dan penerbitan jurnal.
GUDSKUL Ekosistem (2018 - sekarang)
Pada 2018, ruangrupa bersama Serrum dan Grafis Huru Hara memprakarsai GUDSKUL: Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Rupa Kontemporer yang merupakan ruang belajar untuk publik (atau Gudskul, singkatnya, diucapkan seperti “good school”). Gudskul dirancang sebagai ruang belajar simulasi kerja kolektif yang mengedepankan pentingnya dialog yang kritis dan eksperimental, lewat proses berbagi dan pembelajaran yang berbasis pengalaman.[5]
ruangrupa berangkat sebagai ekosistem seni rupa kontemporer yang dikembangkan dari model kerja yang bersifat nirlaba. Sebagian besar dukungan operasional dari setiap kolektif didapat dari lembaga donor, sponsor, dan pendanaan mandiri dari unit usaha, di samping dana sukarela dari para anggota kolektif. Ketika memutuskan untuk bekerja bersama sebagai Ekosistem, ruangrupa bersama Serrum dan Grafis Huru Hara mencoba membuat sistem lumbung bersama di mana seluruh sumber daya dikumpulkan dan dibagi secara proporsional, sesuai dengan kebutuhan setiap kolektif.
Gudskul mengembangkan program berbayar sebagai bentuk dukungan terhadap sebuah model distribusi pengetahuan. Model ini merupakan salah satu strategi yang diterapkan untuk menciptakan sistem keberlanjutan yang mandiri. Sistem berbayar ini memungkinkan setiap peserta yang terlibat dalam Gudskul untuk saling mendukung satu sama lain dan tersedia dalam beberapa pilihan pembiayaan, dengan sistem donasi maupun swadaya.
Art Collective Compound (ACC)
ACC merupakan ruang aktivasi untuk publik yang dikelola oleh GHH, ruangrupa dan Serrum. ACC terdiri dari Studio Grafis GHH, Serrum Art Handling, Serrum Gallery, OK Video, Jakarta 32 °C, RURU Gallery, RURU Shop, rurukids, RURU Radio, perpustakaan, dan Waste Management. Setiap kolektif ini merancang dan menghadirkan program-program seni yang terbuka untuk publik secara berkala, seperti pameran seni, diskusi, penayangan film dan video, seni pertunjukan, pertunjukkan (musik, tari, teater), dan lokakarya dengan target usia anak-anak, remaja, hingga dewasa. Ruang aktivasi seni ini saling bersinergi dengan GUDSKUL (studi kolektif) dan GUDSIDE (studio seniman)
Ruang Usaha Kreatif (RUX)
Sebagai satu bagian dari GUDSKUL Ekosistem, RUX adalah sebuah unit usaha yang dibentuk oleh Grafis Huru Hara, ruangrupa, dan Serrum. RUX bergerak di jasa kreatif, penciptaan dan pengelolaan artistik. Awalnya unit usaha ini bernama RURU Corps sebelum akhirnya berganti nama menjadi RUX pada 2018 seiring dengan berdirinya GUDSKUL Ekosistem.
Gudside
Gudside adalah komplek studio untuk seniman, desainer, arsitek, dan beragam kerja kreatif lainnya yang berada dalam area Gudskul Ekosistem.
Pameran, Proyek Seni, dan Penerbitan ruangrupa
Selain sebagai organisasi dengan program-program publiknya, dalam beberapa kesempatan ruangrupa juga dikenal dan bertindak sebagai sebuah kelompok seniman kolektif. Berikut adalah sejumlah proyek seni dan pameran pilihan yang pernah diikuti ruangrupa, baik yang terwujud atas inisiatif ruangrupa maupun sebagai tanggapan atas undangan; beserta selipan kejadian-kejadian kecil penting lain.[6]
Pameran dan proyek seni pilihan ruangrupa
2000
Program pertukaran seniman, lokakarya melukis bersama Narcisse Theodoir, Centre Soleil de Afrique, (Bamako, Mali, South Africa).
ruangrupa mulai memliki program rutin seperti residensi seniman, lokakarya dan proyek seni, Diskusi 13-an (diskusi bulanan yang diselenggarakan setiap tanggal 13), Rabu Video Club (program pemutaran film dan video), dan menerbitkan Karbon Journal (jurnal yang menggunakan pendekatan multidisiplin dalam membahas masalah perkotaan, ruang publik, dan seni rupa).
2002
Pameran, “P_A_U_S_E, 4th Gwangju Biennale” (Gwangju, Korea Selatan). Mendapat penghargaan UNESCO Prize Award.
2003
Pameran seni kolektif ruangrupa, Lekker Eten Zonder Betalen, Rumah Seni Cemeti (Yogyakarta).
Presentasi, Constellation 3:Extra/Ordinary Cities: The Cultural Dynamics of Urban Intervention, terkait dengan dengan Sydney Biennale 2008, (Sydney, Australia).
2009
Presentasi ruangrupa, “Utrecht Manifest Biennial for Social Design: The Grand Domestic Revolution”, Beyond The Dutch, Casco, (Utrecht, Belanda).
Konferensi, On Globalism, MUseum MOderner Kunst / MUMOK, (Vienna, Austria).
Pameran proyek seni ruang publik, lokakarya, pemutaran film, seminar, bazaar, festival musik, dan peluncuran beberapa karya publikasi dalam rangka ulangtahun ruangrupa ke-10, DECOMPRESSION#10 – Expanding The Space and Public, (Jakarta, Bandung & Yogyakarta, Indonesia).
2011
Pameran, The Singapore Fiction, OPEN HOUSE - “Singapore Biennale”, National Museum of Singapore (Singapura).
Pameran, Mini OK Video Festival, LAUNCHING MARKER - “Art Dubai”, (Dubai).
Pameran, DYSFASHIONAL, Galeri Nasional Indonesia (Jakarta, Indonesia).
Konferensi internasional, AAF Global Network Project, “Pioneer the Future with the Power of Culture – Spirit of Tohoku, Voices Of Asia”, Asahi Art Festival (Hachinohe - Tokyo, Jepang).
Pameran, BEASTLY, Rumah Seni Cemeti, (Yogyakarta, Indonesia).
Simposium, Asian Arts Mobility, Asian Arts Space Network Meeting, Kunsthalle (Gwangju, Korea Selatan).
Pameran, City Net Asia 2011, Seoul Museum of Art (SeMA), Korea Selatan.
Pameran, Institution For The Future, “Asia Triennial Manchester”, Chinese Arts Centre (Manchester, Inggris).
Pameran, RURU ZIP: Quote Edition,Reclaim.doc, Galeri Nasional Indonesia (Jakarta, Indonesia)
Pameran komisi, THE KUDA: The Untold Story of Indonesian Underground Music in the 70s, “The 7th Asia Pacific Triennial of Contemporary Art”, Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art (Brisbane, Australia).
Pameran dan proyek seni, ruru, “The 31st Bienal de Sao Paulo, Fundacao Bienal de Sao Paulo”, Brazil.
2016
Kurator, “SONSBEEK '16: transACTION”, Park Sonsbeek dan Museum Arnhem (Arnhem, Belanda).
2017
Pameran dan proyek seni, Ruru Gakko, “AICHI Triennale 2016 Homo Faber: A Rainbow Caravan”, (Prefektur Aichi, Jepang).
Pameran, ruru.zip: New Edition, “Sunshower”, Mori Art Museum (Tokyo, Jepang).
Pameran, ruangruparasite, “Cosmopolis #1: Collective Intelligence”, Centre Pompidou (Paris, Prancis).
2018
Pameran, The Kuda: The Untold Story of Indonesian Underground Music in the 70s ( (pameran komisi untuk “The 7th Asia Pacific Triennial of Contemporary Art” di Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art, Brisbane, Australia), “Songs for the People: Music and Politics in Indonesia”, Art Sonje Center (Seoul, Korea Selatan).
Pameran, Hanya Memberi Tak Harap Kembali & Pasar Ilmu, “How Little You Know About Me”, National Museum of Modern and Contemporary Art (Seoul, Korea Selatan) - dengan Serrum and Grafis Huru Hara.
Pameran, GUDSKUL Gwangju Edition, “The 12th Gwangju Biennale Exhibition: Imagined Borders”, Gwangju, South Korea - sebagai Gudskul.
Pameran, Pesantren Kilat, “JAVA Art Energy”, Institut des Cultures d’Islam (Paris, Prancis) - sebagai Gudskul.
Pameran, Collecting Memories: The Village of Paper-Making for Thousands of Years, “Cosmopolis #1.5: Enlarged Intelligence”, (Chengdu, China) - sebagai Gudskul.
Pameran arsip, OK: Food, OK. Video 2017, “Food Today: Indonesian Food, Society and Media Art”, Asia Culture Center (Gwangju, Korea Selatan).
2017 OK. Video PANGAN – 8th International Media Arts Festival
2017
Katalog pameran
documenta 15
ruangrupa ditunjuk menjadi kurator pameran seni dunia bernama documenta, di Kassel, Jerman. Pameran akbar itu digelar pada 18 Juni -25 September 2022. Hingga saat ini, ruangrupa menjadi satu-satunya organisasi dari Asia yang yang berhasil menjadi kurator untuk pameran tersebut. Bagi warga seni dunia, documenta dianggap sebagai salah satu perhelatan seni rupa paling bergengsi dan berkualitas di dunia. documenta memiliki posisi tersendiri dibanding biennale dunia seperti Venice Biennale atau São Paulo Art Biennial, apalagi art fair yang cenderung komersial.[9]
Proses seleksi
Seluruh anggota Komite Pencari (Finding Comittee), panitia yang terdiri dari pakar seni ternama yang bertugas menyeleksi kandidat, sepakat untuk memilih ruangrupa di antara nominasi lainnya.
Dinominasikan dengan suara bulat oleh Komite Pencari Internasional, Dewan Pengawas menunjuk ruangrupa sebagai direktur artistik documenta 15. Hal ini diumumkan oleh Direktur Jenderal documenta dan Museum Fridericianum, Dr. Sabine Schormann, pada 22 Februari 2019.
Komite Pencari yakin ruangrupa memiliki kemampuan berjejaring dengan berbagai kelompok alternatif seni di dunia dalam sebuah ekosistem. Dengan pendekatan kuratorial yang didasari jaringan internasional organisasi seni berbasis komunitas lokal, ruangrupa diharapkan mampu mengeksekusi perhelatan di Kassel secara lain daripada yang lain.[9]
Prosesnya seleksinya memakan waktu dari September 2018 hingga Februari 2019. Para nominator pertama-tama diminta mengirimkan catatan konsep. Lalu penajaman konsep dan diwawancara langsung oleh kedelapan anggota Komite Pencari. Prosesnya berlangsung tertutup dan cukup ketat.[10]
Mewakili Komite Pencari yang beranggotakan delapan orang, Elvira Dyangani Ose (Direktur The Showroom, London) dan Philippe Pirotte (Direktur Staatliche Hochschule für Bildende Künste - Städelschule dan Direktur Portikus, Frankfurt am Main) menuturkan alasan yang melatarbelakangi penunjukan ruangrupa adalah pada saat kekuatan inovatif terutama berasal dari organisasi independen yang aktif di tingkat masyarakat, tampaknya logis untuk menawarkan pendekatan kolektif ini sebuah platform lewat documenta.[11]
Angela Dorm, Menteri Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Seni untuk Negara Bagian Hessen menjelaskan bahwa documenta juga secar sadar memberikan ruang bagi pandangan non-Eropa. Untuk itu ia berpendapat bahwa tepat memilih ruangrupa yang kerap menggunakan seni di negara asalnya untuk mengatasi isu dan masalah publik.[12]
Komite Pencari untuk documenta 15 terdiri dari: Ute Meta Bauer, pendiri dan direktur Centre for Contemporary Art (Singapura); Charles Esche, direktur Van Abbemuseum (Eindhoven, Belanda); Amar Kanwar, seniman dan pembuat film dokumenter (New Delhi, India); Frances Morris, direktur Tate Modern (London, Inggris); Gabi Ngcobo, kurator Berlin Biennale 2018 di Jerman (Afrika Selatan); Elvira Dyangani Ose, direktur The Showroom London (Inggris); Philippe Pirotte, direktur Staatliche Hochschule für Bildende Künste - Städelschule Frankfurt / M, Jerman (Belgia); Jochen Volz, direktur Pinacoteca do Estado de São Paulo (Brasil).
Kuratorial
Konsep yang ditawarkan ruangrupa untuk documenta 15 adalah "Lumbung". Lumbung adalah tempat di mana padi yang dihasilkan oleh masyarakat disimpan sebagai sumber daya bersama di masa depan. Jika documenta diselenggarakan atas dasar niat mulia untuk menyembuhkan luka-luka Eropa pasca perang, maka konsep ini memperbesar niat tersebut untuk menyembuhkan luka-luka lain yang berakar pada kolonialisme, kapitalisme, keterpencilan, dan patriarki.
Belajar dari akumulasi pengalaman sebelumnya dalam mempraktikkan secara langsung pembangunan kelembagaan sebagai bentuk artistik, ruangrupa mengusulkan kolaborasi untuk mendokumentasikan dalam membayangkan, mengutak-atik, bereksperimen, dan mengeksekusi model-model koperasi (secara dekat tetapi tidak bisa diterjemahkan langsung menjadi koperasi), sebuah model berbasis ekonomi tentang prinsip-prinsip demokrasi pertemuan (assembly), mufakat (agreement), gotong royong (commons), hak mengadakan protes bersama (right to stage collective protest) and hak menyingkirkan diri dari kekuasaan absolut (right to abolish absolute power). Lumbung sebagai model tata kelola sumber daya akan berfungsi sebagai titik pusat praktik ini.
Ada konsep "Dari dan Untuk Kassel". Dari Kassel: ruangrupa melihat documenta sebagai kumpulan sumber daya, yang berlokasi di tengah kota tetapi memiliki fungsi dalam skala global melalui ekosistem seni kontemporer. Kami menganggap documenta sebagai mitra yang sempurna bagi ruangrupa untuk menerapkan konsep yang berbeda dan memahami keberlanjutan dalam mendukung praktik seni kontemporer yang memiliki dampak sosial. Untuk Kassel: ruangrupa memvisualisasikan edisi documenta yang didasarkan pada kota Kassel dan sistem yang ada di dalamnya dan mewujudkannya dengan beberapa strategi yang berfokus pada minat saat ini seperti pendidikan alternatif, model ekonomi regeneratif, dan pentingnya seni dalam praktik sosial. Strategi-strategi ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, pameran seni yang besar di lokasi reguler documenta, serangkaian praktik nyata 1:1 dalam layanan publik Kassel (seperti sekolah, universitas, bank, rumah sakit), dan program publik. Skema "Dari dan Untuk" dengan menempatkan Kassel di tengah proses adalah sesuatu yang konversasional, yang dimaksudkan untuk melahirkan praktik dan bentuk seni hibrida yang tidak terduga.[13]
Rencana kerja
ruangrupa memiliki rencana untuk bekerja secara erat dan kolektif dengan kurator, teknolog dan ekonom, serta inisiatif dan kolektif lain di berbagai penjuru dunia. Para kolaborator ini kemudian diharapkan untuk menggunakan strategi mereka masing-masing secara nyata dengan mencangkokkan praktik mereka yang telah berjalan, untuk kemudian dipentaskan di Kassel pada tahun 2022.[13]
Referensi
^ ab"15 YEARS!". 15 years ruangrupa! (dalam bahasa Inggris). 2015-06-20. Diakses tanggal 2019-05-15.