Reruntuhan Bersejarah Keluarga Asakura Ichijōdani (一乗谷朝倉氏遺跡, Ichijōdani Asakura-shi Iseki) adalah reruntuhan bersejarah yang terletak di bagian Kidonouchi dari kota Fukui, Prefektur Fukui, di Wilayah Hokuriku, Japan. Area ini dikuasai klan Asakura selama 103 tahun selama Zaman Sengoku. Situs ini diangkat sebagai Tapak Bersejarah Luar Biasa pada tahun 1971, dan pada bulan Juni 2007, sebanyak 2.343 artefak dari situs tersebut diangkat sebagai Harta Kebudayaan Agung.
Tapak
Ichijōdani adalah suatu lembah dari salah satu cabang Sungai Asuwa. Lebar dari timur ke baratnya kira-kira 500 meter, dan panjangnya kira-kira tiga kilometer. Lembah ini dikelilingi pegunungan di timur, barat, dan selatan, sedangkan di utaranya adalah sungai tersebut, sehingga lembah ini bisa dibilang suatu benteng alamiah.
Sejarah
Klan Asakura menggantikan klan Shiba sebagai shugo, atau penguasa militer Provinsi Echizen pada tahun 1471.[1] Asakura Yoshikage mewarisi kepemimpinan dari ayahnya sebagai kepala klan Asakura dan penguasa kastel Ichijōdani pada tahun 1548.[2][3] Pada tahun yang sama, Asakura Takakage (1428-1481) memperkuat pertahanan lembah Ichijōdani dengan membangun benteng di puncak pegununggan di sekeliling lembah tersebut serta membuat dinding dan gerbang untuk menutup akses di ujung utara dan selatan lembah tersebut. Dalam area ini, ia mengontrak sebuah rumah benteng yang dikelilingi perumahan yang menjadi pemukiman saudara-saudara serta pengikutnya, dan juga tempat tinggal para pedagang serta para pengrajin, dan juga beberapa kuil Buddha. Ia menawarkan suaka bagi orang-orang berkebudayaan dan berkeahlian dari Kyoto yang melarikan diri dari konflik Perang Ōnin, dan dengan segera Ichijōdani menjadi pusat kebudayaan, militer, dan kependudukan. Pada masa Asakura Takakage (1493-1548), populasi Ichijodani memuncak di angka 10.000 penduduk. Keluarga Asakura menjalin hubungan yang baik dengan Keshogunan Ashikaga, keshogunan yang pada akhirnya berkonflik dengan Oda Nobunaga. Setelah Nobunaga merebut ibu kota Kyoto, Shōgun Ashikaga Yoshiaki menunjuk Asakura Yoshikage sebagai wali dan meminta pertolongan dalam usaha mengusir Nobunaga dari ibu kota.[4] Menanggapi hal ini, Nobunaga melancarkan serangan ke Provinsi Echizen. Karena kurangnya kemampuan militer Yoshikage, pasukan Nobunaga berhasil dalam Pengepungan Kanegasaki. Keberhasilan ini berlanjut di Pertempuran Anegawa pada tahun 1570, yang menyebabkan seluruh wilayah kekuasaan Asakura terbuka untuk diduduki.[1][5][6]
Ichijōdani dibumihanguskan oleh Nobunaga saatPengepungan Kastel Ichijōdani pada tahun 1573.[7]
Ekskavasi reruntuhan Ichijōdani dimulai pada tahun 1967[7][8] dan terus berlanjut sampai tahun 2017. Ekskavasi ini mengungkapkan bentuk seluruh kota tersebut, termasuk rumah bangsawan tersebut, pemukiman para samurai, kuil-kuil, rumah para pedagang, para pengrajin, dan jalanan. Pemukiman para samurai serta area para pedagang sudah selesai dipulihkan di jalan sepanjang 200 meter.[9] Empat taman Jepang berhasil ditemukan dan dipulihkan sebagian. Taman-taman ini diangkat sebagai Tempat Berpemandangan Indah pada tahun 1991. Reruntuhan Kastel Ichijōdani (一乗谷城) terletak di puncak bukit di dekat tempat itu, dengan pemandangan indah atas Fukui.
Sekitar 1.700.000 relik ditemukan di reruntuhan tersebut, dan 2.343 dari relik-relik tersebut diangkat secara nasional sebagai Harta Kebudayaan Agung, kebanyakan darinya dipamerkan di Museum Tapak Keluarga Asakura Ichijōdani .[10]
Harta budaya
Tapak ini diangkat dalam kategori-kategori berikut:
- Tempat Keindahan Pemandangan Luar Biasa — Taman-taman tradisional Jepang, termasuk Taman Kuil Nanyōji-ato dan juga taman-taman di pemukiman (Suwa Yakata-ato, Asakura Yakata-ato, and Yudono-ato)
- Tapak Bersejarah Luar Biasa — Keseluruhan tapak (seluas 278 hektar)
- Harta Kebudayaan Agung — 2.343 relik dari artefak-artefak yang ditemukan.
-
Taman Suwa Yakata-ato
-
Taman Yudono-ato
-
Taman Asakura Yakata-ato
-
Taman Nanyōji-ato
Lihat juga
Referensi
Pranala luar