Rawa pasang surut adalah sebuah rawa yang dapat ditemukan disepanjang sungai, pesisir dan estuari, yang terkena dampak naik-turun ketinggian air oleh pergerakan pasang surut pada estuari, laut atau samudra didekatnya.[1] Rawa pasang surut mengalami banyak siklus tetap yang bertumpang tindih, termasuk gelombang pasang diurnal dan semi-diurnal, fluktuasi suhu siang-malam, pasang surut musim semi, pertumbuhan dan peluruhan vegetasi musiman, variasi iklim perdekade, dan tren iklim dan laut tiap abad sampai milenia.
Rawa pasang surut terbentuk di area yang terlindungi dari ombak, (seperti disamping ujung teluk, di lereng bagian atas zona intertidal, dan lokasi dimana airnya tawar atau asin.[2] Mereka juga terdampak oleh gangguan sementara seperti badai, banjir, angin topan, dan kebakaran.
Kondisi rawa-rawa pasang surut dapat tergantung oleh proses-proses baik alami maupun manusiawi.[3] Pada masa-masa belakangan ini, kegiatan manusia, baik skala kecil maupun besar, telah menyebabkan perubahan-perubahan pada ekosistem yang telah terkena dampak signifikan pada kelestarian ekosistem rawa pasang surut.[3] Beberapa perubahan skala kecil termasuk erosi menghulu[4] dan perkembangan pesisir. Perubahan sistem skala besar mencakup polusi dan naiknya ketinggian air laut karena perubahan iklim. Perubahan-perubahan ini semuanya memberi tekanan pada ekosistem rawa pasang surut.
Referensi
^[1] U.S. Environmental Protection Agency: Tidal marshes