Raja-udang biru

Raja-udang Biru
Alcedo coerulescens
dari Muara Cikeas, Babelan, Bekasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. coerulescens
Nama binomial
Alcedo coerulescens

Raja-udang biru[3] atau burung udang biru[4] (Alcedo coerulescens) adalah spesies burung dari keluarga Alcedinidae, dari genus Alcedo. Burung ini, yang biasa ditemui di rawa pesisir, mangrove, dan muara sungai, menyebar terbatas di Indonesia, mulai dari Sumatra hingga Nusa Tenggara.

Ciri-ciri

Raja-udang dengan tubuh berukuran sangat kecil (14 cm), berwarna biru dan putih. Tubuh bagian atas dan pita di dada biru kehijauan mengkilap agak gelap. Mahkota dan penutup sayap bergaris-garis hitam kebiruan. Sejalur warna biru terang keperakan terdapat di tengah punggung hingga tunggir; acap tertutupi sayap yang melipat ketika bertengger. Kekang, petak belakang telinga, dagu, tenggorokan, perut hingga ke pantat berwarna putih. Begitu pula penutup bawah sayap.[3][5]

Iris cokelat gelap, paruh kehitaman, kaki merah-cokelat gelap.[5]

Terbang cepat sambil bersuara dengan nada agak tinggi, "tyiiw.. tyiiw".[4]

Habitat dan kebiasaan

Sepasang rajaudang biru sedang bercumbu. Muara Cikeas.

Raja-udang biru umum dijumpai di rawa-rawa pesisir, hutan mangrove, dan muara sungai. Acap kali terlihat bertengger pada pohon-pohon di tepi sungai, saliran, tambak ikan, dan pinggiran hutan mangrove.[3]

Mangsanya adalah ikan-ikan kecil, serangga akuatik, dan krustasea.[3][5]

Sarangnya berupa liang yang dibuat di tebing tanah. Telurnya berwarna keputih-putihan, berjumlah 3-5(-6) butir. Di Jawa, raja-udang biru tercatat berbiak pada bulan April-Juni, Agustus, dan Oktober.[4][5] Di Surabaya, perilaku berpasangan burung ini telah teramati pada awal bulan Februari.[6]

Penyebaran

Raja-udang biru hanya ditemukan di Indonesia, mulai dari Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumbawa.[3][4][5] Juga di Kangean dan Flores.[7] Burung ini monotipik, tidak memiliki anak jenis.[7]

Umumnya ditemukan di wilayah pesisir, burung ini juga tercatat dari habitat-habitat yang sesuai hingga ketinggian 800 m dpl.[5] Di Sumatra, kemungkinan merupakan pendatang yang relatif baru dari Jawa yang kemudian menetap.[3]

Keluarga

Raja-udang biru termasuk dalam subordo Raja-udang (Latin: Alcedines). Berikut adalah beberapa anggota keluarga lainnya:

Daftar ini dibuat secara otomatis dari data Wikidata dan diperbarui secara berkala oleh Listeriabot.

Spesies nama takson Gambar
Cekakak-hutan melayu Actenoides concretus
cekakak-hutan tunggir-hijau Actenoides monachus
Cekakak-hutan dada-sisik Actenoides princeps
Raja-udang erasia Alcedo atthis
Raja-udang biru Alcedo coerulescens
Raja-udang kalung-biru Alcedo euryzona
Raja-udang meninting Alcedo meninting
Udang biru-langit Ceyx azureus
Raja-udang berpita nila Ceyx cyanopectus
Udang-merah sulawesi Ceyx fallax
Raja-udang kecil Ceyx pusillus
Udang punggung-merah Ceyx rufidorsa
Cekakak hijau Chloroceryle americana
raja-udang pipi-ungu Cittura cyanotis
Cekakak pigmi madagaskar Corythornis madagascariensis
Cekakak madagaskar Corythornis vintsioides
kukabura perut-merah Dacelo gaudichaud
raja-udang paruh-sekop Dacelo rex
Cekakak merah Halcyon coromanda
Cekakak jawa Halcyon cyanoventris
Cekakak cina Halcyon pileata
Cekakak belukar Halcyon smyrnensis
Cekakak batu Lacedo pulchella
raja-udang paruh-kait Melidora macrorrhina
Pekaka emas Pelargopsis capensis
Pekaka bua-bua Pelargopsis melanorhyncha
Cekakak torotoro Syma torotoro
cekakak-pita biasa Tanysiptera galatea
cekakak-pita biak Tanysiptera riedelii
cekakak-pita dada-jingga Tanysiptera sylvia
Cekakak sungai Todiramphus chloris
cekakak talaud Todiramphus enigma
cekakak rimba Todiramphus macleayii
cekakak suci Todiramphus sanctus
cekakak pantai Todiramphus saurophagus
Akhir dari daftar yang dibuat secara otomatis.

Referensi

  1. ^ BirdLife International (2016). Alcedo coerulescens. The IUCN Red List of Threatened Species 2016: e.T22683117A92976544. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2016-3.RLTS.T22683117A92976544.en. Diakses pada 29 Maret 2019.
  2. ^ Vieillot, L.J.P.. (1818). "Le Martin-pècheur-bleuātre". Nouveau dictionnaire d'histoire naturelle, appliquée aux arts, à l'agriculture, à l'économie rurale et domestique, à la médecine, etc. t. 19: 401.
  3. ^ a b c d e f MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. (2000). Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor:Puslitbang Biologi LIPI dan BirdLife IP. Hlm. 223. ISBN 979-579-013-7
  4. ^ a b c d MacKinnon, J. (1993). Panduan lapangan pengenalan burung-burung di Jawa dan Bali. Jogyakarta:Gadjah Mada University Press. Hlm. 222-3. ISBN 979-420-150-2
  5. ^ a b c d e f Fry, C.H., K. Fry & A. Harris (1992). Helm identification guides: Kingfishers, Bee-eaters and Rollers, p.210-1. London:A & C Black. ISBN 978-1-4081-3525-9
  6. ^ Martin, I. & A.K.S. Putera (2017). "Presumed courtship behaviour of the Cerulean Kingfisher, Alcedo coerulescens". BirdingASIA 27 (2017): 114-115.
  7. ^ a b Woodall, P.F. (2019). "Cerulean Kingfisher (Alcedo coerulescens)". In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (laman https://www.hbw.com/node/55794, diakses pada 24 Maret 2019).

Pranala luar