Rahim bicornuateRahim bicornuate adalah suatu kondisi bawaan, yang berarti rahim tersebut terbentuk sebelum dilahirkan. Rahim bicornuate biasanya tidak perlu dikhawatirkan.[1] Bagi orang yang hamil dengan rahim bicornuate, terdapat peningkatan risiko keguguran dan persalinan prematur.[1] Rahim bicornuate termasuk kelainan anatomis pada rahim wanita yang memiliki dua rongga terpisah dan memberikan bentuk yang menyerupai hati. Kelainan ini memengaruhi risiko kehamilan dan posisi bayi di dalam rahim.[2] Rahim merupakan salah satu rongga berongga yang dapat melebar untuk menampung pertumbuhan bayi selama kehamilan. Pada kondisi rahim bicornuate, bagian atas rahim terpisah oleh sepotong jaringan, yang dapat mengakibatkan masalah selama kehamilan karena rahim tidak dapat mengembang sepenuhnya, tergantung pada tingkat pemisahannya. Rahim bicornuate merupakan kondisi bawaan yang terjadi sebelum kelahiran dan bagi wanita hamil dengan rahim bicornuate, terdapat peningkatan risiko keguguran dan persalinan prematur. [2] TipeRahim bicornuate memiliki dua subtipe yang berbeda berdasarkan keterlibatan saluran serviks, yaitu bicornuate bicollis dan bicornuate unicollis.[3] Bicornuate bicollis adalah subtipe di mana terdapat dua saluran serviks. Dalam kondisi ini, rahim terbagi menjadi dua bagian dengan septum (dinding tipis) di tengahnya, menyebabkan pembentukan dua rongga rahim yang terpisah. Miometrium (lapisan otot rahim) sentral memperluas ke ostium serviks eksternal, yang merupakan bagian dari leher rahim yang berhubungan langsung dengan vagina. Subtipe ini cenderung menyebabkan komplikasi selama kehamilan, seperti risiko keguguran atau janin yang tidak normal. [3] Bicornuate unicollis adalah subtipe di mana hanya terdapat satu saluran serviks. Pada subtipe ini, miometrium sentral memperluas ke ostium serviks internal, yang merupakan bagian dari leher rahim yang berhubungan langsung dengan rongga rahim. Meskipun hanya ada satu saluran serviks, struktur rahim masih terbagi menjadi dua bagian dengan septum di dalamnya. Subtipe ini juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, tetapi memiliki risiko yang sedikit berbeda dibandingkan dengan bicornuate bicollis. [3] PenyebabRahim bicornuate disebabkan oleh kelainan dalam perkembangan saluran paramesonefrik, di mana terjadi kegagalan sebagian dalam penyatuan saluran tersebut. Akibatnya, rahim terbagi menjadi dua tanduk. [3] Penyebab utama dari rahim bicornuateadalah kondisi bawaan yang terjadi saat perkembangan janin di dalam rahim. Pada tahap tersebut, rahim janin terbentuk antara usia kehamilan 10 hingga 20 minggu. Normalnya, dua saluran yang disebut saluran Mullerian akan bergabung membentuk satu rongga rahim. Namun, pada kasus rahim bicornuate, saluran tersebut tidak menyatu sepenuhnya, sehingga menghasilkan dua rongga rahim. Tidak ada kaitannya dengan faktor keturunan, yang berarti bahwa kondisi ini tidak dapat diturunkan kepada anak. rahim bicornuate memiliki berbagai bentuk, dari bentuk hati yang dalam hingga yang kecil tanpa menimbulkan masalah kesehatan. [4] GejalaRahim bicornuate dapat menyebabkan berbagai gejala yang memengaruhi kesehatan reproduksi wanita. Salah satunya adalah perdarahan vagina yang tidak teratur, yang dapat terjadi karena struktur rahim yang tidak biasa. Keguguran berulang juga sering terkait dengan kondisi ini, karena pembagian rahim yang tidak normal dapat memengaruhi kemampuan rahim untuk mendukung kehamilan dengan baik. Selain itu, banyak wanita dengan rahim bicornuate mengalami menstruasi yang menyakitkan karena struktur rahim yang berbeda dapat mempengaruhi aliran menstruasi. Ketidaknyamanan perut juga sering dirasakan, mungkin disebabkan oleh ketegangan pada miometrium atau karena tekanan pada organ lain akibat bentuk rahim yang tidak biasa. Rasa sakit saat berhubungan intim juga bisa menjadi gejala lain yang dialami oleh beberapa wanita dengan rahim bicornuate, karena struktur rahim yang berbeda bisa memengaruhi pengalaman seksual. [2] RisikoIbu hamil dengan rahim bicornuate menghadapi sejumlah risiko yang perlu diperhatikan. Pertama, ketuban pecah dini dapat terjadi karena dinding rahim yang terbatas menyebabkan peregangan berlebihan, yang dapat memicu pecahnya air ketuban dan mengakibatkan persalinan prematur. Selain itu, risiko keguguran juga meningkat karena kontraksi uterus yang tidak teratur atau kapasitas uterus yang berkurang. Cacat lahir juga merupakan risiko yang perlu diperhitungkan, karena bayi yang lahir dari ibu dengan rahim bicornuate memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami cacat lahir dibandingkan dengan bayi yang lahir tanpa kondisi tersebut. Selain itu, kemungkinan besar bayi akan mengambil posisi sungsang, yang memerlukan perawatan tambahan dan dapat mengarah pada persalinan melalui operasi caesar. Terakhir, risiko serviks tidak kompeten juga mungkin terjadi, dimana serviks yang lemah dapat menyebabkan pembukaan mucus plug sebelum waktunya, yang kemudian dapat diperbaiki dengan prosedur cerclage oleh dokter kandungan. [2] Referensi
|