Puti Panjang Rambut II
Puti Panjang Rambut II adalah Raja Pagaruyung yang ke-4 sesudah Maharaja Sri Wijayawarman Yang Dipertuan Maharaja Sakti I Dewang Pandan Putrawana. Ia menjadi ratu semenjak 1441 hingga tahun 1470.[1][2] KeluargaPuti Panjang Rambut II yang sangat terkenal dengan julukan Bundo Kanduang adalah cucu dari Maharaja Ananggawarman. Ibunya bernama Puti Bungsu Silindung Bulan dan ayahnya Maharaja Wijayawarman.[3][4] Dari pernikahannya dengan Tuanku Bujanggo Salamat Panjang Gombak, seorang staf penting di istana, Puti Panjang Rambut II dikaranuai seorang putra yang diberi nama Dewang Pandan Salasih Sri Raiwana yang juga dijuluki Dang Tuanku Sultan Remendung. Kemudian ia juga mengangkat anak suami yang sekaligus putra dari dayang utamanya yang bernama Dewang Sri Ramawarna yang tersohor dengan gelar Cenderamata atau Cinduamato sebagai anak angkatnya sendiri yang kelak akan mewarisi tahta ketika kerajaan dalam keadaan kritis. Serangan Raja Tiang Bungkuk dari KerinciPada masa pemerintahannya, terjadi serangan dari Kerajaan Sungai Ngiang, di wilayah Kerinci sekarang. Serangan itu dipicu oleh perjodohan antara Kerajaan Renah Sekalawi (sekarang Rejang, Bengkulu) dengan Kerajaan Sungai Ngiang yang pada hakikatnya merupakan pelanggaran dan pengkhianatan atas perjanjian yang telah dibuat antara Renah Sekalawi dengan Pagaruyung. Demi menyelamatkan rakyat dari pertumpahan darah yang lebih besar, Puti Panjang Rambut II sekeluarga berinisiatif untuk mengasingkan diri ke suatu negeri yang tidak diketahui oleh fihak musuhnya.[2] Lihat PulaReferensi
|