Psikologi transpersonalPsikologi transpersonal adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mengintegrasikan aspek spiritual dan transendensi pengalaman manusia menggunakan kerangka psikologi modern. Beberapa ahli menganggap psikologi transpersonal juga didefinisikan sebagai "psikologi spiritual" walaupun beberapa ahli psikologi di Indonesia membedakan kedua hal tersebut. Transpersonal didefinisikan sebagai "pengalaman dimana kesadaran diri atau identitas diri melampaui (trans) individu atau pribadi untuk mencapai aspek-aspek yang lebih luas dari umat manusia, kehidupan, jiwa, atau kosmik".[1][1][1] Transpersonal juga telah didefinisikan sebagai "perkembangan yang melampaui batas-batas individual".[1] Hal-hal yang dibahas dalam psikologi transpersonal menyangkut spiritual, pengembangan diri, diri yang melampaui ego, pengalaman puncak, pengalaman mistik, kerasukan, krisis rohani, evolusi spiritual, praktik-praktik spiritual, dan pengalaman hidup yang tersublimasi serta tidak umum. Psikologi transpersonal berupaya menggambarkan dan mengintegrasikan pengalaman spiritual dalam teori psikologi modern serta merumuskan teori baru untuk menjelaskan pengalaman tersebut. Psikologi transpersonal telah membuat beberapa kontribusi dalam bidang akademik, studi tentang pembangunan manusia, kesadaran dan spiritualitas.[2] Psikologi Transpersonal juga telah membuat kontribusi untuk bidang psikoterapi dan psikiatri.[2] DefinisiLajoie dan Shapiro[3] meninjau empat puluh definisi dari psikologi transpersonal yang telah muncul dalam literatur akademis dari tahun 1968 sampai tahun 1991. Mereka menemukan lima tema utama yang menonjol dalam definisi ini: kondisi kesadaran; potensi yang lebih tinggi; melampaui ego atau diri pribadi; transendensi; dan spiritual. Berdasarkan penelitian tersebut, mereka mendefinisikan psikologi transpersonal sebagai berikut: Psikologi transpersonal mempelajari tentang potensi tertinggi kemanusiaan dengan pengenalan, pemahaman, dan realisasi yang holistik, spiritualistik, dan melampaui alam kesadaran. Tinjauan definisi sebelumnya oleh Walsh and Vaughan[4] menyimpulkan bahwa psikologi transpersonal adalah wilayah dari psikologi yang berfokus pada studi tentang pengalaman transpersonal dan fenomena terkait. Fenomena itu termasuk penyebab dan pengaruh dari pengalaman transpersonal dan perkembangannya, serta disiplin dan praktik yang diinspirasi dari hal tersebut. Mereka juga mengkritisi banyaknya definisi psikologi transpersonal yang membawa asumsi tertentu dan tidak seharusnya mendefinisikan psikologi transpersonal. Hartelius, Caplan dan Rardin[1] melakukan analsisis retrospektif dari definisi psikologi transpersonal. Mereka menemukan tiga tema dominan yang mendefinisikan psikologi transpersonal: psikologi yang melampaui ego, psikologi yang terintegrasi atau holistik, dan psikologi transformasi. Analisis menyimpulkan bahwa psikologi transpersonal telah bergerak dari penekanan pada kesadaran alternatif menjadi lebih luas yaitu pandangan tentang manusia yang utuh dan transformatif. Menurut mereka, perkembangan ini mengubah bidang psikologi transpersonal menjadi lebih dekat dengan pendekatan integral dari Ken Wilber dan tokoh-tokoh Post-Aurobindonian. Caplan (2009: p. 231) menyampaikan bahwa kelahiran psikologi transpersonal, menyatakan mandatnya, dan menghasilkan definisi:
Perspektif holistik dan kesatuan menjadi pusat pandangan psikologi transpersonal.[6] Referensi
|