Sahara Forest Project,[1][2] (Bahasa Indonesia: Proyek Hutan Sahara) bertujuan untuk menyediakan air bersih, makanan dan energi terbarukan di daerah panas dan gersang, serta menanami kembali daerah-daerah di gurun pasir yang tidak berpenghuni. Proposal ini menggabungkan rumah kaca berpendingin air laut dengan teknologi tenaga surya, baik secara langsung menggunakan Photovoltaic (PV) atau secara tidak langsung menggunakan tenaga surya terkonsentrasi (concentrated solar power, CSP) dan teknologi untuk revegetasi gurun. Diklaim bahwa teknologi ini secara bersama-sama akan menciptakan sumber energi, makanan, vegetasi, dan air yang berkelanjutan dan menguntungkan. Tim pendiri di balik proyek ini terdiri dari ahli yang berasal dari Seawater Greenhouse Ltd, Exploration Architecture, Max Fordham Consulting Engineers dan Bellona Foundation. Skala proyek yang diusulkan menjadi sedemikian rupa sehingga sejumlah besar air laut akan diuapkan. Dengan menggunakan lokasi di bawah permukaan laut, biaya pemompaan akan dihilangkan. Proyek di Qatar telah selesai, dan proyek percontohan di Yordania dan Tunisia telah dimulai.[3][4][5][6]
Rintisan di Qatar
Fasilitas rintisan pertama dibangun di Qatar dan secara resmi dibuka pada 16 Desember 2012 oleh putra mahkota saat itu, Seikh Tamim bin Hamad Al Thani.[4][5][6][7] Hasilnya lebih baik dari yang diharapkan.[8][9] Hasilnya telah memandu langkah-langkah selanjutnya, yaitu pusat pengujian dan demonstrasi yang menyediakan rantai nilai skala komersial pertama Sahara Forest Project secara penuh.
Persetujuan Yordania
Pada 22 Juni 2014, Sahara Forest Project menandatangani persetujuan dengan Kedutaan Norwegia di Amman Diarsipkan 2007-09-05 di Wayback Machine. untuk mendirikan Stasiun Peluncuran Sahara Forest Project dan aktivitas terkait di Jordania.[10] Stasiun Peluncuran ini akan menjadi langkah pertama menuju Pusat Sahara Forest Project berskala penuh di Aqaba, Yordania. Stasiun Peluncuran ini akan berisi rumah kaca berpendingin air laut dalam kombinasi dengan teknologi dan fasilitas tenaga surya untuk budidaya dan revegetasi di luar ruangan. Fasilitas di Qatar dibongkar pada 2016 dan diharapkan dapat beroperasi di Yordania pada 2017 setelah dikirim dari sana.[11]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar