Dalam sosiolinguistik, prestise (bahasa Inggris: prestige) adalah pamor atau tingkat relatif suatu ragam bahasa, relatif terhadap bahasa atau dialek lain dalam komunitas yang sama. Ragam dengan prestise tinggi adalah bahasa atau dialek yang dianggap masyarakat sebagai ragam yang "benar" atau lebih baik. Penilaian ini berasal dari faktor sosial, tidak ada hubungan antara ragam prestise tinggi dengan baik atau tidaknya ragam tersebut dari segi logika atau estetika secara obyektif.[1] Umumnya dialek prestise tinggi juga merupakan bentuk baku dari bahasa itu, walaupun ada juga kasus "prestise tersembunyi" (covert prestige) yaitu saat bahasa non-baku dianggap memiliki prestise tinggi.[2]
Dalam bahasa Indonesia, pakar linguistik R. Kunjana Rahardi menyebut bahwa bahasa Indonesia dialek Jakarta memiliki prestise tinggi karena dipakai oleh orang-orang di "pusat pemerintahan, pusat perdagangan, tempat orang-orang tenar gampang ditemukan", sehingga dipakai bahkan oleh orang yang bukan penutur asli dialek itu, misalnya oleh penyiar televisi, mahasiswa, atau kaum muda.[3]
Bauer, Laurie (1998). "Myth 16: You Shouldn't Say 'It is Me' because 'Me' is Accusative". Dalam Laurie Bauer and Peter Trudgill. Language Myths. London: Penguin Books. hlm. 132–137. ISBN978-0140260236.
Chambers, Jack K.; Trudgill, Peter (1998). Dialectology. Cambridge: University of Cambridge Press. ISBN978-0-521-59646-6.
Eckert, Penelope; Rickford, John R., eds. (2002). Style and Sociolinguistic Variation. Cambridge: Cambridge University Press – via ProQuest ebrary.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Fasold, Ralph W.; Connor-Linton, Jeff (2006). An Introduction to Language and Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN978-0-521-84768-1.
Haugen, Einar (1966b). "Semicommunication: The language gap in Scandinavia". Sociological Inquiry. 36 (2): 280–297. doi:10.1111/j.1475-682X.1966.tb00630.x.
Hock, Hans Henrich; Joseph, Brian D. (1996). Language History, Language Change, and Language Relationship: An Introduction to Historical and Comparative Linguistics. Walter de Gruyter. ISBN978-3-11-014785-8.
Ibrahim, Muhammad H. (Spring 1986). "Standard and Prestige Language: A Problem in Arabic Sociolinguistics". Anthropological Linguistics. 28 (1): 115–126. JSTOR30027950.
Kloss, Heinz (1966). "Types of Multilingual Communities: A Discussion of Ten Variables". Sociological Inquiry. 36 (2): 135–145. doi:10.1111/j.1475-682X.1966.tb00621.x.
Trudgill, Peter (1992). "Ausbau sociolinguistics and the perception of language status in contemporary Europe". International Journal of Applied Linguistics. 2 (2): 167–177. doi:10.1111/j.1473-4192.1992.tb00031.x.
Wang, Limei; Ladegaard, Hans J. (2008). "Language Attitudes and Gender in China: Perceptions and Reported Use of Putonghua and Cantonese in the Southern Province of Guangdong". Language Awareness. 17 (1): 57–77. doi:10.2167/la425.0.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)