Pratt & Whitney Rocketdyne dibentuk pada tahun 2005 ketika Pratt & Whitney Space Propulsion dan Boeing Rocketdyne Propulsion & Power digabung, menyusul akuisisi Boeing oleh United Technologies Corporation. Boeing mempertahankan properti Laboratorium Lapangan Santa Susana Rocketdyne seluas 2.800 hektar di atas Canoga Park sementara sebagian besar rekayasa dan desain terus dilakukan di fasilitas Pratt & Whitney Space Propulsion yang terletak di Beeline Highway di luar West Palm Beach, Florida.
Pada bulan Juli 2012, United Technologies Corporation setuju untuk menjual Pratt & Whitney Rocketdyne kepada GenCorp, Inc., yang juga memiliki produsen mesin roket Aerojet. Penjualan tersebut selesai pada bulan Juni 2013, ketika perusahaan tersebut digabung dengan Aerojet untuk membentuk Aerojet Rocketdyne.
Produk
RL10 (LH2/LOX) Sebuah Landmark Bersejarah American Society of Mechanical Engineers (ASME) yang dikembangkan oleh Pratt & Whitney. Digunakan pada Saturn I, tahap atas Delta IV, tahap atas Centaur untuk roket Atlas dan Titan, dan pada McDonnell Douglas DC-X "Delta Clipper" yang mendarat vertikal. Mesin ini dimaksudkan untuk berfungsi sebagai mesin pendorong utama untuk wahana pendarat bulan Altair. Saat ini digunakan pada Atlas V, Vulcan Centaur, Space Launch System Block 1, dan di masa mendatang, Space Launch System Block 1B dan Block 2. (Centaur III, Centaur V, Interim Cryogenic Propulsion System, dan Exploration Upper Stage secara berurutan.
RS-68 (LH2/LOX) Mesin tahap pertama untuk Delta IV.
SJ61 (JP-7/udara yang tertelan) Mesin ramjet/scramjet mode ganda yang diterbangkan pada wahana demonstrasi hipersonik Boeing X-51.
J-2X (LH2/LOX) Sebelumnya dikembangkan untuk digunakan pada Earth Departure Stage untuk Block II dari Space Launch System, meskipun EDS kemudian digantikan oleh Exploration Upper Stage yang menggunakan 4 mesin RL10.