Popayán adalah ibu kota dari provinsi Kauka dengan populasi sekitar 215,000 penduduk. Ditemukan oleh Sebastián de Belalcázar tanggal 13 January1537. Dikenal sebagai "kota putih" karena adanya rumah-rumah zaman kolonial yang indah.
Terletak di ketinggian 1,737 meter di atas permukaan laut, kota ini terkenal karena arsitektur masa kolonial dan konstribusinya pada budaya dan politik Kolombia. Kebanyakan presiden Kolombia berasal dari kota ini dan juga tempat kelahiran bagi pelukis, pemusik dan pembaca puisi. Ada 17 presiden yang lahir dari kota ini. Terdapat pula Universidad del Cauca (berdiri sekitar tahun 1827), salah satu institusi pendidikan tinggi yang tertua dan terkenal di Kolombia. Sayangnya kebanyakan bangunan tua rusak tanggal 31 Maret 1983, ketika gempabumi menghantam gedung-gedung. Meskipun pada akhirnya gedung-gedung ini dibangun dan di-restorasi selama kurun waktu 10 tahun, akan tetapi pusat kolonial tetap rusak setelah bencana tersebut. Di dekat kota ini terdapat Taman Nasional Puracé, taman berisi panas bumi berisi air panas, air terjun dan gunung berapi yang tidak aktif. Kali merupakan kota terdekat di sesama provinsi Valle del Cauca, sampai ke utara.
Sejarah
Kata Popayán berasal dari dialek Indian yang berarti:
Po: Dua
Pa: Ijuk
Yán: Desa
Dua desa dengan atap ijuk. Saat ini tidak ada atap dari ijuk di kota ini, dan lebih banyak terdapat di area sekitarnya. Tidak ada catatan sejarah tentang masa sebelum-Hispanic mengenai kota asli Popayan, tetapi tanggal 13 January 1537 penjelajah Spanyol Sebastian de Belalcázar menemukan kota ini dan memproklamirkannya sebagai dasar dari Popayán. Merupakan kota penting saat kolonial
karena dekat dengan Lima, Quito dan Kartagena. Meskipun setelah penemuan lautan Pacific, Popayán masih tetap merupakan tempat transfer emas dan barang berharga lainnya ke Kartagena sebelum ke Spanyol. Sehingga menjadikan Popayán sebagai kota yang kaya akan arsitektur kolonial, lengkap dengan jembatan, museum dan gereja zaman kolonial.
Penduduk asli mendiami kota sebelum penjajah datang. Di dekat kota terdapat bentukan dari tanah liat peninggalan penduduk asli yang menyerupai piramid dan saat ini tertutup rerumputan. Legenda mengatakan didalamnya terdapat barang berharga dan emas. Penjajah yang diam dekat penduduk Indian mengambil keuntungan atas kebaikan hati mereka dan murahnya tenaga kerja. Sementara penginjil Katolik mengajak mereka berpindah agama dengan janji emas dan pekerjaan.
Kota ini merupakan tempat bagi piramid sebelum masa Hispanik yang dikenal sebagai El Morro del Tulcán. El Morro saat ini diabaikan ketika Spanyol tiba di kota ini tahun 1535. Analisis fosil gigi dari jasad yang dikubur di piramid itu menunjukkan jasad tersebut berasal dari kelas terhormat di masyarakat Indian tersebut.