Pompa intuisi adalah percobaan pikiran yang dibuat untuk memperoleh jawaban intuitif atas suatu masalah.[1] Istilah ini dicetuskan oleh Daniel Dennett. Dalam bukunnya yang berjudul Consciousness Explained, ia menggunakan istilah ini untuk percobaan pikiran ruangan Cina John Searle, dan menyatakan bahwa percobaan tersebut dirancang untuk memperoleh jawaban yang intuitif tetapi tidak benar dengan merumuskan deskripsi yang membuat implikasi penting dari percobaan tersebut sulit dibayangkan dan cenderung diabaikan. Menurut Dennett, gagasan intuitif bahwa seseorang yang memanipulasi lambang dalam bahasa Tionghoa tidak menunjukkan kesadaran mengabaikan fakta bahwa suatu sistem memerlukan memori, pengingatan memori, emosi, pengetahuan, dan rasionalitas untuk melakukan tugas tersebut. Dennett menambahkan bahwa "tentu Searle tidak membantah bahwa program dapat memiliki semua struktur ini",[2] "ia hanya mencoba menghalangi kita dari hal tersebut. Namun, bila kita membayangkan kasus tersebut dengan baik, kita tidak hanya berhak namun juga harus membayangkan bahwa program yang dibayangkan Searle punya semua struktur tersebut — dan lagi, hanya jika kita dapat membayangkannya."
Dalam bukunya, Elbow Room, Dennett menggunakan istilah ini dalam makna yang positif untuk mendeskripsikan percobaan pikiran yang mempermudah pemahaman suatu argumen yang rumit dengan menggunakan intuisi:
Strategi yang populer dalam filsafat adalah dengan membuat percobaan pikiran tertentu yang saya sebut "pompa intuisi" (...) Pompa intuisi secara licik dirancang untuk memusatkan perhatian pembaca pada hal yang "penting", dan untuk menjauhkan pembaca dari rincian yang sulit dipahami. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Tentu salah satu tugas filsafat adalah membantu orang melihat hutan dan tidak hanya pohon-pohon. Namun pompa intuisi sering kali disalahgunakan, meskipun jarang disengaja.
Dari D.C. Dennett, 1984, Elbow Room; The Varieties of Free Will Worth Wanting.
Catatan kaki
Pranala luar