Plutoid atau katai es adalah planet kataitrans-Neptunus, atau dalam kata lain benda langit yang mengorbit di luar Neptunus dan cukup besar sehingga memiliki bentuk yang bulat. Istilah plutoid pertama kali disetujui oleh kelompok kerja Persatuan Astronomi Internasional (IAU) yang disebut "Komite mengenai Tata Nama Benda Langit Kecil", tetapi ditolak oleh kelompok kerja "Tata Nama Sistem Planet".[1]
Diduga terdapat ribuan plutoid di Tata Surya, walaupun hanya empat yang telah diakui sebagai plutoid oleh IAU.
Plutoid adalah benda langit yang mengorbit Matahari dengan sumbu semi-mayor yang lebih besar daripada Neptunus, memiliki massa yang cukup sehingga gravitasinya dapat melebihi gaya padat benda langit tersebut dan mempertahankan kesetimbangan hidrostatik (dengan bentuk hampir bulat), dan yang belum membersihkan orbitnya dari benda langit lain. Satelit-satelit alami plutoid tidak termasuk plutoid.[2]
Akibat kesulitan dalam menentukan hidrostatis dari jauh, IAU hanya memberikan status "planet katai" (secara logis termasuk "plutoid") kepada benda langit yang besarnya paling tidak lebih besar daripada besar yang diperlukan untuk menjamin kesetimbangan hidrostatis. Pada tahun 2009, Pluto, Eris, Haumea dan Makemake adalah empat benda langit yang telah diakui sebagai plutoid, sementara terdapat lebih dari tujuh puluh benda langit lain yang belum diakui secara resmi, tetapi diduga telah memenuhi definisi IAU dan suatu saat dapat memperoleh pengakuan resmi.[3]
Alan Stern dari Southwest Research Institute berkeyakinan bahwa planet-planet luar pernah bertabrakan dengan plutoid yang berdiameter 1.000 hingga 2.000 kilometer: sumbu Uranus mungkin menjadi miring akibat tubrukan dengan plutoid, dan Triton (satelit alami terbesar Neptunus) mungkin merupakan plutoid dari Sabuk Kuiper yang tertangkap oleh gravitasi raksasa gas tersebut.[4]