Untuk pendiri Partai Kataeb Lebanon, lihat Pierre Gemayel.
Pierre Amine Gemayel (bahasa Arab: بيار أمين الجميل) yang lebih dikenal sebagai Pierre Gemayel Jr, Pierre Amine atau Pierre Gemayel saja; 24 September1972 – 21 November2006) adalah seorang politikusMaronitLebanon dari Partai Kataeb, atau yang lebih dikenal sebagai Falangis. Ia menjabat sebagai Menteri Perindustrian ketika ia dibunuh. Gemayel adalah tokoh anti-Suriah keenam yang dibunuh dalam dua tahun terakhir.[1]
Keluarganya telah lama terlibat dalam politik Lebanon. Gemayel, seorang Kristen Maronit,[2] adalah anak bekas PresidenAmine Gemayel, kemenakan dari bekas presiden terpilih Bachir Gemayel dan cucu dari pendiri Partai Kataeb, Pierre Gemayel, yang namanya kemudian diberikan kepadanya.
Gemayel belajar hukum di Beirut dan Paris, dan memulai karier hukumnya di sebuah biro di Beirut. Tak lama kemudian iamengambil alih praktik hukum ayahnya.[3]
Ia memulai karier politiknya pada 2000, ketika ia terpilih menjadi anggota Parlemen dari el-Metn. Sebagai anggota aktif dari gerakan Kataeb (sebuah cabang dari Partai Kataeb), ia bergabugn kembali dengan ayahnya dalam Perhimpunan Qornet Shehwan.
Ia dikenal karena menentang pendudukan dan pengaruh Suriah di Lebanon. Ia menentang pemerintahan mandat Presiden Emile Lahoud dan ikut serta dalam Revolusi Pohon Aras setelah pembunuhan atas PM Rafik Hariri.
Pada Juli 2005, ia diangkat menjadi Menteri Perindustrian dalam pemerintahan Fouad Siniora.
Pembunuhan
Pada 21 November2006, sehari sebelum Hari KemerdekaanLebanon, sejumlah orang bersenjata melepaskan tembakan terhadap Gemayel setelah mobilnya ditabrak di Jdeideh, suburbia Beirut. Ia segera dibawa ke rumah sakit terdekat, dan di sana ia dinyatakan meninggal dunia.[2]Saad Hariri, pemimpin mayoritas di Parlemen Lebanon dan pemimpin gerakan politik Arus Masa Depan, telah menuduh Suriah memerintahkan pembunuhan itu. Pemerintah Suriah menyangkal terlibat dalam tragedi ini dan mengutuk pembunuhan tersebut. Dr. Samir Geagea, pemimpin Angkatan Lebanon, salah satu partai Kristen utama, meminta Presiden Lahoud mengundurkan diri, dan juga menuduh Suriah memerintahkan pembunuhan tersebut.