Perubahan entalpi pembentukan standar

Perubahan entalpi pembentukan standar atau pembentukan panas standar dari sebuah senyawa adalah besarnya perubahan entalpi dari 1 mol senyawa dari elemen-elemennya dalam keadaan standar. Lambangnya adalah ΔHfθ atau ΔfHθ. Lambang theta superskrip pada simbol di atas mengindikasikan bahwa proses ini hanya berlaku hanya pada kondisi standar saja. Kondisi yang dimaksud antara lain:

  1. Untuk gas: kondisi standar untuk gas adalah tekanan tepat 1 bar
  2. Untuk substansi pada sebuah larutan: konsentrasinya tepat 1 M pada tekanan 1 bar
  3. Untuk substansi murni pada kondisi terkondensasi (cairan atau padatan): cairan atau padatan murni pada tekanan 1 bar
  4. Untuk elemen kimia: dalam bentuk ketika elemen tersebut paling stabil dengan tekanan 1 bar dan suhu spesifik tertentu. (Biasanya 25 derajat Celsius atau 298.15 K). Satu pengecualian adalah fosforus: paling stabil dengan tekanan 1 bar adalah fosforus hitam, sedangkan fosforus putih dianggap sebagai referensi yang entalpi pembentukan standarnya nol.[1]

Sebagai contoh, perubahan entalpi pembentukan standar dari karbon dioksida adalah entalpi dari reaksi berikut ini dengan mengikuti kondisi-kondisi seperti di atas:

C(s,grafit) + O2(g) → CO2(g)

Dari keterangan di atas, patut dicatat bahwa semua elemen tertulis dalam keadaan standarnya, dengan 1 mol produk yang terbentuk. Hal ini merupakan standar untuk semua entalpi pembentukan.

Perubahan entalpi pembentukan standar diukur dalam energi per satuan unit substansi. Satuan yang sering dipakai adalah kilo joule per mol (kJ mol−1), tetapi juga dapat diukur dalam satuan kalori per mol, joule per mol, atau kilo kalori per mol. Dalam ilmu fisika, energi per partikel sering dituliskan dalam satuan elektron

volt yang sama dengan kira-kira 100 kJ mol−1.

Semua elemen kimia dalam keadaan standar (gas oksigen, karbon padat dalam bentuk grafit, dll.) mempunyai entalpi pembentukan standar nol, tidak ada perubahan energi pada pembentukannya.

Konsep kunci dalam menghitung entalpi

  1. Ketika reaksinya dibalik, maka besar ΔH sama, yang berubah adalah tandanya (dari positif menjadi negatif dan sebaliknya).
  2. Ketika sebuah reaksi yang setara dikalikan dengan bilangan pengali, maka besaran ΔH juga harus dikalikan dengan bilangan pengali yang sama.
  3. Perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dari entalpi pembentukan reaktan dan produknya.
  4. Elemen-elemen pada kondisi standar tidak disertakan dalam kalkulasi entalpi karena entalpi elemen tersebut pada kondisi standarnya adalah nol.

Referensi

Bacaan lanjutan

  • Zumdahl, Steven (2009). Chemical Principles, Ed. 6 p. 384-387. Houghton Mifflin, Boston. New York. ISBN 978-0-547-19626-8.

Lihat juga

Pranala luar