Persilangan dialel adalah salah satu bentuk rancangan persilangan buatan dalam pemuliaan tanaman yang dilakukan untuk mempelajari komponen genetik dari suatu kelompok genotipe.[1][2] Kelompok genotipe tersebut dapat merujuk kepada individu, klon, ataupun galur homozigot. (hayman)Persilangan dialel juga dilakukan untuk mengevaluasi daya gabung galur-galur inbrida ketika saling bersilang dalam pembuatan kultivar hibrida.[3] Pada persilangan dialel sempurna, galur inbrida sebagai tetua disilangkan dengan semua kombinasi yang mungkin terjadi termasuk silang kebalikannya dan persilangan atau penyerbukan sendiri.[4] Hal ini berarti apabila ada sejumlah n galur inbrida maka akan ada sebanyak n!/(n-2)! Macam persilangan yang mungkin terjadi termasuk silang kebalikan.[5] Misalnya seorang pemulia mempunya sepuluh macam galur inbrida, maka akan ada sebanyak 90 macam persilangan yang perlu dilakukan apabila menggunakan rancangan persilangan dialel.[5]
Pendugaan daya gabung
Pemilihan calon tetua untuk pembentukan kultivar hibrida biasanya didasarkan pada rata-rata penampilan galur atau kelompok tetua itu sendiri.[6] Sebagai contoh pada persilangan tunggal, model statistik analisis datanya adalah sebagai berikut.[6]
Dengan Yij adalah nilai genotipe persilangan tunggal, m adalah rerata, gi dan gj masing-masing adalah pengaruh umum tetua ke i dan ke j, dan sij adalah pengaruh khusus persilangan antara tetua i dan j.[6]
Sprague dan Tatum (1943) memperkenalkan konsep daya gabung umum untuk variabel gi untuk menggambarkan kemampuan atau penampilan galur i ketika melakukan persilangan dan daya gabung khusus untuk sij sebagai kemampuan pasangan khusus atau spesifik galur inbrida tertentu.[6] Pendugaan nilai daya gabung umum dan khusus telah digunakan secara luas dalam pemuliaan tanaman dan mempunyai hasil yang nyata berpengaruh pada rancangan persilangan dialel.[5] Griffing pada tahun 1956 adalah orang yang pertama kali memperkenalkan analisis statistik terhadap data persilangan dialel untuk menduga nilai varians dan pengaruh daya gabung umum dan khusus.[6]
Macam persilangan dialel
Ada 4 cara dalam menghasilkan keturunan pada persilangan dialel:[5]
Metode I = n2 (102 = 100)
Metode I adalah metode lengkap termasuk tetua diikutsertakan.[5]
Metode II = n(n + 1)/2 (10* 1 ½ = 55)
Metode II adalah metode yang paling sering digunakan, didalamnya hanya ada satu set persilangan dan tetua, tanpa silang kebalikan.[5]
Metode III = n (n – 1) (10*9 =90)
Pada model III persilangan yang dilibatkan adalah persilangan antar galur beserta kebalikannya dan tanpa tetua.[5]
Metode IV = n (n-1)/2 ( 10 * 4,5 = 45)
Pada metode persilangan IV persilangan hanya dilakukan sekali (kombinasi) tanpa silang kebalikan dan tanpa mengikutsertakan tetua.[5]