Penyensoran kartografiPenyensoran kartografi adalah modifikasi sengaja terhadap peta yang tersedia untuk umum dengan tujuan untuk menyembunyikan, menghapus, atau mengaburkan lokasi-lokasi atau bangunan-bangunan yang dianggap strategis, seperti pangkalan militer, pembangkit listrik, atau pemancar. Penghapusan objek dan tempat yang sensitif dari peta sudah dilakukan sejak lama, kadang-kadang sebagai taktik disinformasi dalam masa perang, serta untuk kepentingan politik dan ekonomi yang kompetitif. Sebagai contoh, pada Abad Penjelajahan ketika informasi geografis strategis sangat dicari dan dijaga kerahasiaannya. Di zaman modern, permintaan penyensoran dikirim ke Google Earth untuk situs-situs tertentu yang dianggap menimbulkan risiko keamanan bagi pemerintahan nasional.[1][2][3] SejarahSejarawan peta J.B. Harley, menulis pada tahun 1989 bahwa sepanjang sejarah kartografi modern di Barat, terdapat banyak contoh di mana peta-peta telah dipalsukan, disensor, atau dijaga kerahasiaannya, serta di mana peta-peta tersebut dengan diam-diam bertentangan dengan klaim ilmiah mereka yang seharusnya objektif dan terverifikasi.[4] Pada awalnya, kebijakan kerahasiaan ini sulit untuk diterapkan, sehingga peta-peta akhirnya menjadi sasaran sensor dan pemalsuan. Disinformasi kartografis telah lama menjadi alat dalam propaganda politik, kontra-intelijen militer, dan diplomasi tersembunyi.[5] Peta sering digunakan sebagai senjata dalam peperangan, dan pemalsuan peta dianggap sebagai taktik perang yang sah. Namun, seni-seni Machiavellianisme semacam ini tidak terbatas hanya pada masa perang. Di sebuah era yang hampir selalu diliputi ketegangan, peta palsu menjadi senjata yang digunakan dalam segala situasi, baik untuk melawan rival politik maupun untuk meraih keuntungan komersial.[6] Amerika UtaraPada bulan Oktober 1941, sebelum Amerika Serikat resmi terlibat dalam Perang Dunia II, Presiden Franklin D. Roosevelt mengungkapkan bahwa ia memiliki sebuah peta rahasia yang berjudul "Luftverkehrsnetz der Vereinigten Staaten Süd-Amerikas Hauptlinien", yang diterjemahkan sebagai "Jaringan Penerbangan Utama di Amerika Selatan oleh Amerika Serikat." Peta ini, menurut Roosevelt, dibuat di Jerman oleh pemerintah Nazi dan menunjukkan rencana jahat yang melibatkan serangan atau intrik Nazi terhadap Amerika Serikat. Setelah penyelidikan, terungkap bahwa peta tersebut palsu. Meski Roosevelt mungkin percaya itu asli, peta itu kemungkinan dipalsukan oleh agen intelijen Inggris untuk menambah ketegangan antara Jerman dan Amerika Serikat, serta memanipulasi persepsi tentang ancaman Nazi. Ini menunjukkan bagaimana disinformasi kartografis bisa digunakan dalam strategi intelijen untuk mempengaruhi opini publik dan mencapai tujuan geopolitik. [7] EropaPada Abad Penjelajahan, peta digunakan untuk menunjukkan jalur pelayaran yang menguntungkan, pelabuhan yang aman, dan lokasi sumber daya alam penting seperti kayu dan air tawar. Negara-negara yang berkompetisi dalam eksplorasi dunia pada masa itu sering kali berusaha merahasiakan informasi geografis yang dapat memberikan keuntungan strategis. Penyensoran peta ini dilakukan untuk menjaga rahasia jalur pelayaran atau penemuan baru.[8] JermanPenyensoran peta dilakukan oleh Jerman Timur pada masa Perang Dingin, pemerintah menyensor peta untuk mencegah warga negara melarikan diri ke Jerman Barat. Wilayah-wilayah yang dekat dengan perbatasan antara Jerman Timur dan Jerman Barat sering kali tidak ditampilkan secara rinci di peta untuk mengurangi kemungkinan pelarian melalui jalur-jalur yang tidak diketahui atau sulit dijangkau.[9] BelandaPada abad ke-17, Perusahaan Hindia Timur Belanda, atau VOC memiliki kepentingan besar dalam menjaga rahasia mengenai wilayah-wilayah yang baru ditemukan. VOC berusaha menyensor informasi tentang jalur pelayaran baru yang ditemukan oleh pesaing mereka, seperti selat yang ditemukan oleh Australische Compagnie. Ketika informasi geografis mengenai wilayah baru bocor, VOC meminta pemerintah Belanda untuk melarang publikasi peta yang mencantumkan informasi tersebut. Namun, larangan ini hanya berlangsung sementara sebelum akhirnya peta yang lebih lengkap dapat diterbitkan.[10] PortugalKartografer Jerman, Henricus Martellus, membuat peta dunia yang menunjukkan pantai selatan Afrika yang sangat terdistorsi segera setelah navigator Portugis, Bartolomeu Dias, berlayar mengelilingi ujung selatan Afrika. Distorsi ini diduga disengaja oleh Raja John II dari Portugal untuk menyembunyikan sejauh mana jalur laut baru yang ditemukan menuju Asia yang sebenarnya. Dengan memberikan gambaran bahwa jarak tersebut jauh lebih panjang dari kenyataannya, Portugal berharap dapat mencegah negara-negara lain mengejar rute yang sama.[11] Henricus Martellus diperkirakan telah berkonsultasi dengan Christopher Columbus sebelum meninggalkan Spanyol pada tahun 1492 untuk menemukan rute barat menuju Asia. [12] RusiaPada abad ke-18, Ahli geografi Swiss Samuel Engel menuduh pemerintah Rusia sengaja memalsukan peta dengan memperpanjang wilayah Siberia hingga 30° ke timur. Pemalsuan ini bertujuan untuk melebih-lebihkan kesulitan dan jarak yang diperlukan untuk melintasi Jalur Timur Laut (Northeast Passage) di sepanjang pantai Arktik. Tujuan dari pemalsuan ini adalah untuk menghalangi pedagang Eropa lainnya yang berencana mengeksplorasi jalur perdagangan alternatif ke Pasifik dan Cina, dengan cara menunjukkan rute tersebut lebih sulit dan berbahaya.[13] Inggris RayaFrancis DrakePenyensoran peta juga terjadi di Inggris selama periode penjelajahan besar, terutama ketika Francis Drake melakukan pelayaran mengelilingi dunia pada tahun 1577. Ia diberikan instruksi tegas untuk tidak membuat peta atau deskripsi perjalanan tersebut, karena informasi tersebut dianggap terlalu strategis dan bisa dimanfaatkan oleh pesaing Inggris, seperti Spanyol atau Portugal. Kapten CookPada abad ke-18, Kapten James Cook melakukan tiga ekspedisi besar ke Pasifik. Meskipun Cook terkenal sebagai navigator ulung, ia sengaja menyembunyikan temuan-temuan strategisnya, seperti pulau-pulau dan pelabuhan yang bisa digunakan oleh musuh. Sebagai contoh, Cook menggambarkan Pulau Stewart di Selandia Baru sebagai semenanjung dan menyembunyikan informasi tentang Selat Bass yang memisahkan Tasmania dari Australia.[14] Ini adalah bagian dari kebijakan penyembunyian informasi yang lebih luas yang diterapkan oleh Admiralti Inggris untuk menghindari penemuan tersebut jatuh ke tangan negara saingan.[15] Perang dinginSelama Perang Dingin, Inggris juga melakukan penyensoran terhadap peta-peta yang dipublikasikan, terutama yang berhubungan dengan instalasi militer dan "tempat terlarang". Beberapa lokasi militer yang sensitif tidak ditampilkan pada peta publik Ordnance Survey untuk menjaga kerahasiaan. Selain itu, tata letak internal fasilitas penjara di Inggris juga sengaja disembunyikan dari peta yang dapat diakses publik. Praktik penyensoran semacam ini dihentikan setelah kemajuan dalam teknologi citra satelit memungkinkan pemantauan yang lebih akurat terhadap lokasi-lokasi tersebut.[16] Ketinggian palsuSalah satu cara penyensoran peta adalah dengan mencantumkan ketinggian palsu. Informasi ketinggian penting untuk memprediksi banjir, pada Perang Dunia I, banyak dari tentara Jerman tewas di Belgia setelah kamp mereka diterjang banjir, meskipun peta yang digunakan militer Jerman menunjukkan lokasi kamp tersebut tidak rawan banjir.[17] Lihat jugaReferensi
Sumber
|