Penyalaan kentut, juga dikenal sebagai piroflatulensi (bahasa Inggris: pyroflatulence) atau flatus ignition, adalah tindakan menyalakan gas yang dihasilkan oleh flatulensi manusia, sering kali menghasilkan nyala warna biru. Karena itu, dalam bahasa sehari-hari dikenal pula sebagai "blue angel" (malaikat biru), "blue dart" (panah biru), atau di Australia, "blue flame" (api biru). Fakta bahwa kentut mudah terbakar, dan praktik penyalaan kentut itu sendiri memunculkan banyak lelucon. Selain biru, kentut bisa dinyalakan menghasilkan warna nyala lain seperti oranye dan kuning. Hal ini dimungkinkan karena warna nyala kentut tergantung pada campuran gas yang terbentuk di usus besar. Untuk "membakar kentut", orang harus memiliki kentut yang telah disiapkan di rongga dubur, dan korek api yang siap dinyalakan. Kemudian mereka harus kentut ke nyala korek api atau pemantik tersebut.
Pada tahun 1999 pengarang Jim Dawson mengamati bahwa penyalaan kentut populer terutama di kalangan remaja atau mahasiswa selama beberapa dekade, tetapi praktik ini cukup berbahaya karena berpotensi menyebabkan cedera.[1] Para remaja sering kali bereksperimen menyalakan kentut saat perjalanan berkemah serta dalam sekelompok remaja berjenis kelamin serupa yang tinggal bersama, seperti di rumah pohon, asrama, atau rumah persaudaraan.[2] Dengan munculnya fitur berbagi video online, ratusan video yang diproduksi sendiri, baik dokumenter maupun spoof, telah diposting ke situs-situs seperti YouTube. Orang-orang yang muncul dalam video semacam ini sebagian besar adalah laki-laki muda.[3][4] Dalam bukunya, The Curse of the Self: Self-Awareness, Egotism, and the Quality of Human Life pengarang Mark Richard Leary menjelaskan betapa banyak ketidakbahagiaan terjadi karena ketidakmampuan masyarakat untuk melakukan kontrol atas pikiran dan perilaku mereka dan bahwa "aksi bodoh", termasuk menyalakan kentut, adalah cara untuk membuat orang-orang terkesan dan dimasukkan ke dalam ikatan kelompok atau sebagai perpeloncoan.[5]
Meskipun ada sedikit wacana/diskursus ilmiah mengenai sifat Pembakarankentut, penyalaan kentut lebih banyak dikaitkan dengan lelucon dan aksi ini semakin dikenal dalam budaya populer dengan adanya referensi di beragam komik, film, serta televisi; termasuk kartun. Dalam Electric Don Quixote: The Definitive Story of Frank Zappa pengarang Neil Slaven mengutip Frank Zappa yang menyebut penyalaan kentut sebagai "The manly art of fart-burning", dan buku lainnya mengutip musisi Kenny Williams yang mengatakan bahwa hal itu mendemonstrasikan "pemadatan, penyalaan, pembakaran dan pembuangan."[6][7]
Komposisi flatus (kentut) bervariasi secara dramatis di antara masing-masing individu. Secara umum kentut menghasilkan campuran gas dengan enam komponen utama berikut:[10]
Metana membakar oksigen yang membentuk air dan karbon dioksida hal inilah yang sering menghasilkan api berwarna biru (ΔHc = −891 kJ/mol),[11] sesuai reaksi:
CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g)
Hidrogen sulfida juga ikut terbakar (ΔHc = −519 kJ/mol)[12] menjadi
2 H2S(g) + 3 O2(g) → 2 SO2(g) + 2 H2O(g)
Bau yang terkait dengan kentut terjadi karena kandungan hidrogen sulfida, skatol, indol, amina volatil dan asam lemak rantai-pendek. Zat-zat ini dapat dideteksi oleh neuron penciuman dalam konsentrasi serendah 10 bagian per miliar, hidrogen sulfida menjadi senyawa yang paling terdeteksi indera kita.[13]
Produksi gas
Beberapa gas diproduksi oleh bakteri yang hidup secara simbiosis dalam usus besar manusia dan mamalia lainnya. Gas diciptakan sebagai produk sampingan dari pencernaan makanan menjadi zat yang relatif lebih sederhana.[14] Komponen oksigen dan nitrogen dari flatus diakibatkan oleh proses aerofagi, sedangkan komponen CO2 dihasilkan dari reaksi asam lambung (HCl) dengan empedu pankreas (NaHCO3).
Lihat pula
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Fart lighting.