Pengungsi Rohingya di Bangladesh adalah orang-orang Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar dan bernaung di Bangladesh.[1][2] Selama beberapa dasawarsa, orang Rohingya telah ditindas oleh pemerintah Myanmar. Ratusan ribu orang telah melarikan diri ke negara-negara lain di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Indonesia, dan Filipina.[3] Sebagian besar pengungsi Rohingya melarikan diri ke Bangladesh, dan di negara ini terdapat dua kamp pengungsi resmi. Pada era 2010-an, kekerasan di Myanmar semakin memburuk; akibatnya jumlah pengungsi Rohingya di Bangladesh meningkat pesat. Menurut Badan Pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 723.000 orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017.[4][5][6] Pada 28 September 2018, Sheikh Hasina, Perdana Menteri Bangladesh, berbicara di hadapan Majelis Umum PBB ke-73. Beliau mengatakan terdapat 1,1 juta pengungsi Rohingya di Bangladesh.[3] Kepadatan di kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh telah memperparah kondisi hidup para penghuninya. Kebutuhan-kebutuhan mereka (seperti pendidikan, makanan, air bersih, dan sanitasi yang layak) tidak terpenuhi, sementara mereka terancam oleh bencana alam dan wabah penyakit.[7][8][9][10]
Pada Juni 2018, Bank Dunia mengumumkan bantuan hibah sebesar hampir setengah miliar dolar untuk membantu Bangladesh memenuhi kebutuhan para pengungsi Rohingya, termasuk kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi, manajemen risiko bencana, serta perlindungan sosial.[11]
Pada 1 Maret 2019, Bangladesh mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi menerima pengungsi Rohingya.[12]