Pengondisian operan (bahasa Inggris: operant conditioning) juga disebut pengkondisian instrumental, adalah suatu proses pembelajaran ketika perilaku-perilaku tertentu dimodifikasi melalui pengasosiasian suatu rangsangan dengan hadiah atau hukuman. Dalam proses ini, operan—perilaku yang memengaruhi lingkungan seseorang—dikondisikan agar terjadi atau tidak terjadi, tergantung pada konsekuensi lingkungan yang muncul dari perilaku tersebut.
Pengondisian operan berasal dari karya Edward Thorndike, yang hukum efeknya menyatakan bahwa perilaku-perilaku tertentu muncul sebagai akibat apakah konsekuensinya menyenangkan atau tidak menyenangkan. Pada abad ke-20, pengondisian operan dipelajari oleh para psikolog behavioris, yang percaya bahwa banyak, atau bahkan semua, pikiran dan perilaku dapat dijelaskan sebagai akibat dari pengkondisian lingkungan. Hadiah atau penguatan adalah rangsangan lingkungan yang meningkatkan perilaku, sedangkan hukuman adalah rangsangan yang menurunkan perilaku. Kedua jenis rangsangan tersebut selanjutnya dapat dikategorikan menjadi rangsangan positif dan negatif, yang masing-masing melibatkan penambahan atau penghilangan rangsangan lingkungan.
Pengondisian operan berbeda dari pengondisian klasik, yang merupakan proses ketika suatu rangsangan dipasangkan dengan peristiwa biologis yang signifikan untuk menghasilkan perilaku tak sadar dan refleksif. Sebaliknya, pengkondisian operan bersifat sukarela dan bergantung pada konsekuensi dari suatu perilaku. Kajian tentang pembelajaran pada hewan pada abad ke-20 didominasi oleh analisis kedua jenis pengondisian tersebut, dan keduanya masih menjadi inti dari analisis perilaku.[1] Keduanya juga telah diterapkan pada studi psikologi sosial untuk membantu mengklarifikasi fenomena tertentu seperti efek konsensus palsu.[2]
Referensi