Pengepungan Tripolitsa, kejatuhan Tripolitsa atau pembantaian Tripolitsa adalah sebuah pembantaian massal terhadap ribuan Muslim dan Yahudi oleh pemberontak Yunani di semenanjung Peloponnese pada 1821. Seluruh kota Tripoli tiba-tiba dihancurkan dan lebih dari 20 ribu pria, wanita, dan anak-anak Turki dibunuh massa Yunani selama beberapa pekan.
Pada Februari 1821, Perang Kemerdekaan Yunani pecah dan berlangsung selama beberapa tahun. Organisasi Yunani bekerja untuk menyalakan pemberontakan dan memulai tindakan pembunuhan dan sabotase di semenanjung Peloponnese, yang membuat Kesultanan Utsmaniyah kehilangan kendali atas wilayah tersebut pada 22 Februari 1821. Tujuh bulan setelah pemberontakan pecah di seluruh Yunani, Kota Tripoli diambil alih Yunani pada 23 September 1821.
Pengambilalihan tersebut terjadi setelah Yunani mengepungnya dengan ketat dan melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan Utsmaniyah. Setelah kota direbut, sebuah delegasi yang mewakili populasi Muslim pergi menemui pasukan pemberontak Yunani. Kedua belah pihak menandatangani perjanjian terhadap jaminan warga sipil saat keluar dari kota, dan pengamanan bagi mereka dan keluarganya.
Namun, perjanjian tersebut dilanggar setelah para pemberontak Yunani membantai warga sipil Kesultanan Utsmaniyah. Orang Turki, Muslim Albania, dan Yahudi diserang tanpa pandang bulu, dan tidak ada yang tersisa karena pemberontak ingin kota tersebut sama sekali tidak memiliki etnis dan agama lain. Beberapa orang Yahudi yang tinggal di kota itu pun mencoba melarikan diri. Tetapi, pasukan Yunani telah mengepung mereka dari berbagai penjuru. Mereka disiksa dan dibunuh dengan brutal, sebagaimana yang juga dialami oleh warga Muslim.
Pemberontak tidak hanya membunuh penduduk kota, tetapi mereka dengan cepat menargetkan keluarga Muslim Turki lainnya yang tinggal di perkebunan atau di komunitas terpencil, dan membakar mereka hidup-hidup di rumah mereka. Orang-orang yang meninggalkan rumah mereka dan mencoba berlindung di kota terdekat juga dibunuh.
Kala itu, pemberontak Yunani bersenjatakan tongkat, parang dan senapan. Mereka membunuh, menjarah, dan membakar. Mereka menunggu dan mengawasi setiap orang yang bukan orang Kristen Yunani. Sementara sekelompok 400 orang Turki mencoba pergi ke laut untuk melarikan diri. Namun, orang-orang Turki tersebut ditipu para pemberontak Yunani yang menyediakan perahu dengan dalih untuk membawa mereka. Pada akhirnya, ratusan orang Turki tersebut dikejutkan kelompok pemberontak Yunani yang membunuh dan membakar mereka.
Diperkirakan, ada sekitar 25 ribu Muslim dan beberapa orang Yahudi yang dibunuh dalam peristiwa itu. Perkiraan lain menyebutkan, antara 10 ribu dan 32 ribu orang dibantai. Ada pula yang menyampaikan, sebelum pembantaian terjadi, ada lebih dari 90 ribu Muslim dan sejumlah orang Yahudi yang tinggal di Peloponnese, dan mereka semua dilenyapkan selama pembantaian.[1]