Mengikuti perintah Ambrogio Spinola, tentara Philip IV mengepung Breda pada Agustus 1624. Pengepungan ini bertentangan dengan keinginan pemerintahan Philip IV karena beban yang berlebihan dari Perang Delapan Puluh dan Tiga Puluh Tahun terjadi secara bersamaan. Kota yang letaknya strategis itu dibentengi dengan kuat dan dilindungi dengan kuat oleh garnisun besar dan memiliki persiapan matang berjumlah 7.000 orang, dan Belanda yakin mampu bertahan cukup lama untuk melemahkan para pengepung sambil menunggu bala bantuan untuk menggagalkan pengepungan itu. Meskipun pemerintah Spanyol melarang pengepungan besar di Negeri Rendah dan hambatan yang dihadapi setiap serangan terhadap kota yang dibentengi dan dipertahankan dengan kuat, Spinola tetap melancarkan kampanye ke Breda, dengan cepat memblokir pertahanan kota dan mengusir pasukan bantuan Belanda di bawah kepemimpinan Maurice dari Nassau yang berusaha memutus akses tentara Spanyol ke suplai. Pada Februari 1625, kekuatan bantuan kedua, terdiri atas 7.000 pasukan Inggris di bawah kepemimpinan Horace Vere dan Ernst von Mansfeld, juga diusir oleh Spinola. Setelah pengepungan sembilan bulan yang mahal, Justin dari Nassau menyatakan Breda menyerah pada 2 Juni 1625. Hanya 3.500 orang Belanda[1] dan kurang dari 600 orang Inggris selamat dalam pengepungan.[2]
Pengepungan Breda dianggap kesuksesan terbesar Spinola dan salah satu kemenangan besar terakhir Spanyol dalam Perang Delapan Puluh Tahun. Pengepungan ini bagian dari rencana untuk memisahkan Republik dari hinterland-nya (lahan yang berada di belakang pesisir), dan bekerja sama dengan perang laut Olivares yang dipelopori oleh Dunkirker, untuk menjatuhkan perekonomian Republik Belanda. Meskipun pertikaian politik menghambat gerak bebas Spinola, upaya Spanyol di Belanda berlanjut setelahnya. Pengepungan tahun 1624 berhasil menarik perhatian pangeran-pangeran Eropa dan, bersama dengan pertempuran lain, memainkan bagian dalam tentara Spanyol meraih kembali reputasi yang dimiliki pada abad sebelumnya.
Pada tahap-tahap terakhir gabungan peperangan Delapan Puluh dan Tiga Puluh Tahun yang benar-benar menguras sumber daya Spanyol, Breda jatuh ke tangan Belanda di bawah Frederick Henry setelah pengepungan selama empat bulan. Dalam Perjanjian Westphalia tahun 1648 yang mengakhiri peperangan Tiga Puluh dan Delapan Puluh Tahun, Breda diputuskan menjadi milik Republik Belanda.