Pengebom bunuh diri perempuan adalah wanita yang melakukan sebuah serangan bunuh diri, dimana pengebom tersebut membunuh dirinya sendiri saat membunuh para target. Pengebom bunuh diri biasanya dipandang sebagai laki-laki radikal politik, namun sejak 1960an, serangan bunuh diri perempuan timbul. Sepanjang 1985-2006, 15% serangan bunuh diri dilakukan oleh pengebom bunuh diri perempuan.[1] Terdapat beberapa organisasi, seperti Boko Haram (yang menjadi kelompok pertama yang memakai perempuan dalam sebagian besar pengeboman bunuh diri mereka dan melampaui Macan Tamil dalam memakai pengebom bunuh diri perempuan melebihi kelompok teroris lainnya dalam sejarah),[2]ISIS, dan Brigade Martir Al Aqsa, yang sekarang mulai memakai wanita sebagai alat dalam serangan mereka, karena pengebom perempuan biasanya dipandang kurang mengancam ketimbang pengebom laki-laki.
Latar belakang
Contoh
Sana’a Mehaidli, seorang anggota berusia 17 tahun dari Partai Sosialis Suriah, sebuah organisasi Lebanon pro-Suriah, diyakini menjadi pengebom bunuh diri perempuan pertama. Pada 9 April 1985, ia meledakkan diri sendiri dan sebuah truk berisi alat ledak di sebelah sebuah konvoi Israel di Lebanon pada masa pendudukan selatan Lebanon oleh Israel.[3]
Thenmozhi Rajaratnam, juga dikenal sebagai Dhanu, dianggap merupakan anggota Pembebasan Macan Tamil Eelam (Macan Tamil), dan terlibat dalam Pembunuhan Rajiv Gandhi, eks-Perdana Menteri India, dan enam belas orang lainnya pada 1991.[4] Ia diduga telah diperkosa oleh para prajurit Pasukan Penjaga Keamanan India dan empat saudaranya dibunuh.[5] Kelompok politik Sri Lanka, Pembebasan Macan Tamil Eelam meliputi Macan Hitam, dan Macan Hitam dikenal karena serangan-serangan bom bunuh diri, dan juga fakta soal sebagian besar wanita yang mengeksekusinya.[6]
Wafa Idris Arafat adalah pengebom bunuh diri perempuan pertama dalam konflik Israel-Palestina. Pada 2002, ia meledakkan bom 22 pound di pusat Yerusalem di luar sebuah toko sepatu di Jalan Jaffa yang menewaskannya, Pinhas Tokatli (81), dan melukai lebih dari 100 orang lainnya.[7] Serangan tersebut terjadi pada 27 Januari 2002 namun identitas pengebom belum terkonfirmasi sampai 30 Januari 2002.[7][8]
Pada 2018, Puji Kuswati menjadi pengebom bunuh diri perempuan pertama di Indonesia saat ia dan dua putrinya, Fadila Sari (12), dan Pamela Rizkita (9), meledak di gereja GKI Diponegoro·.[9][10]
Referensi
^Davis, Jessica. "Evolution of The Global Jihad: Female Suicide Bombers in Iraq." Studies in Conflict & Terrorism 36.4 (2013): 279-291. Academic Search Complete. Web November 16, 2015.
Berko, Anat, and Elizabeth Yuval. The smarter bomb: women and children as suicide bombers. Lanham, Md: Rowman & Littlefield Publishers, 2012. ISBN9781442219526
Rajan, V. G. Julie. Women Suicide Bombers: Narratives of Violence. Milton Park, Abingdon, Oxon: Routledge, 2011. ISBN9780415552257
Victor, Barbara. Army of Roses: Inside the World of Palestinian Women Suicide Bombers. [Emmaus, Pa.?]: Rodale, 2003. ISBN157954830X
Naber, Nadine Christine, Evelyn Alsutany, and Rabab Abdulhadi. Arab & Arab American Feminisms: Gender, Violence, & Belonging. Syracuse, N.Y.: Syracuse University Press, 2011. eBook Collection (EBSCOhost). Web. November 18, 2015