Penegak hukum di Amerika Serikat adalah salah satu dari tiga badan utama sistem peradilan pidana Amerika Serikat, bersama dengan badan pengadilan dan badan pembinaan (lapas). Meskipun masing-masing badan beroperasi secara semi-independen, ketiganya secara kolektif membentuk rantai kerja sama yang mengarah pada penyelidikan dugaan kegiatan kriminal hingga pemberian hukuman pidana.
Ada lebih dari 900.000 personel penegak hukum bersumpah untuk melayani Amerika Serikat, yang merupakan angka tertinggi yang pernah ada dengan 12 persen di antaranya adalah perempuan.[1]
Penegak hukum pada umumnya bergerak melalui lembaga kepolisian seperti kepolisian negara lainnya. Terdapat 17.985 lembaga kepolisian di Amerika Serikat yang mencakup departemen kepolisian kota, departemen kepolisian daerah (sherrif), departemen kepolisian negara bagian/patroli jalan tol, serta lembaga penyelidikan dan penegak hukum federal. Tujuan penegakan hukum dari badan-badan ini adalah penyelidikan dugaan tindak pidana, penyerahan hasil penyelidikan ke jaksa negara bagian atau federal, juga penahanan sementara terhadap tersangka sebelum mendapatkan keputusan hukum. Lembaga-lembaga tesebut bekerja pada urutan hierarki yang berbeda-beda di berbagai tingkat daerah dan pemerintahan sesuai dengan tugas atau tujuan utama terbentuknya lembaga tersebut.
Lembaga penegak hukum juga terlibat dalam menanggapi dan memberikan pertolongan dalam suatu keadaan darurat atau ancaman terhadap keselamatan publik, melindungi sarana dan prasarana umum tertentu, memelihara ketertiban umum, melindungi pejabat publik, dan pengoperasian beberapa fasilitas penahanan (biasanya ada di tingkat daerah).
Jenis
Penegakan hukum di Amerika Serikat dijalankan oleh 18.000 lembaga pemerintahan seperti kepolisian (kota, daerah, negara bagian) dan agen federal. Seluruhnya bergerak aktif dengan kewenangan dan kewajiban masing-masing lembaga. Setiap negara bagian memiliki nomenklaturnya sendiri untuk lembaga-lembaga penegak hukum tersebut, termasuk penetapan tanggung jawab dan pendanaan lembaga.[2]
Kepolisian federal
Di tingkat federal, terdapat agen federal yang memiliki otoritas penuh dalam melakukan penegakan hukum seperti yang tercantum pada United States Code (USC). Agen federal tersebut berwenang untuk menegakkan berbagai undang-undang di tingkat federal. Sebagian besar lembaga penyelidikan dan penegak hukum federal dibatasi oleh USC untuk menyelidiki hal-hal yang secara eksplisit berada dalam kekuasaan pemerintah federal. Namun, kekuasaan investigasi dan penyelidikan federal telah menjadi sangat luas dalam praktiknya, terutama sejak pengesahan UU PATRIOT AS. Ada juga lembaga penegak hukum federal, seperti Polisi Taman Amerika Serikat yang diberikan otoritas penangkapan negara bagian di luar yurisdiksi federal utama.
Departemen Kehakiman (Department of Justice) bertanggung jawab atas sebagian besar tugas penegakan hukum di tingkat federal.[3] Termasuk Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation), Administrasi Penegakan Narkotika (Drug Enforcement Administration), Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms, and Explosives), Badan Marsekal Amerika Serikat (United States Marshals Service), Biro Penjara Federal (Federal Bureau of Prisons), dan lain-lain.[4]
Departemen Keamanan Dalam Negeri (Department of Homeland Security) adalah departemen lain yang juga memiliki banyak lembaga penegak hukum federal yang bertanggungjawab dan berada di bawah kepengawasannya, seperti agen Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (US Customs and Border Protection), Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai (US Immigration and Customs Enforcement), Badan Rahasia Amerika Serikat (United States Secret Service), Penjaga Pantai Amerika Serikat (United States Coast Guard), dan Transportation Security Administration (Transportation Security Administration).[5] Penjaga Pantai Amerika Serikat ditugaskan ke Departemen Pertahanan Amerika Serikat jika terjadi perang di wilayahnya.
Di tempat kejadian kriminal atau bencana yang melibatkan semua orang termasuk wilayah dan warga sipil membuat banyak lembaga kepolisian mungkin terlibat termasuk diantaranya kepolisian dan agen federal.
Pemerintah Amerika Serikat memberi lembaga federal kekuasaan untuk menangani urusan luar negeri dan urusan antarnegara bagian (urusan antarnegara bagian). Jika suatu tindak kriminal non-federal dilakukan di negara bagian AS dan tersangka/buronan tidak melarikan diri dari negara bagian, agen federal tidak memiliki hak untuk turut serta dalam melakukan penangkapan karena hal tersebut sudah menjadi bagian dari tugas kepolisian.[6]
Seorang agen federal dari FBI dengan seragamnya
Beberapa agen federal dari DEA sedang melakukan latihan gabungan dengan angkatan darat
Beberapa agen federal dari USSS sedang menkawal kendaraan kepresidenan AS
Beberapa agen federal dari US Marshal sedang melakukan penyelidikan
Kepolisian negara
Kepolisian tingkat negara bagian
Seluruh negara bagian memiliki unit kepolisian tersendiri yang memiliki tugas hanya di dalam negara bagian. Penanganan, pengamanan, penangkapan, dan pelayanan masyarakat termasuk tugas kepolisian negara bagian, mereka bertugas dalam wilayah negara bagiannya masing-masing. Petugas-petugas dari polisi negara bagian sering disebut sebagai state trooper dan secara garis besar memiliki peran serta penampakan yang sama dengan kepolisian kota atau daerah namun kepolisian negara bagian hanya beroperasi di negara bagian yang dicakupinya saja.
Kepolisian tingkat kota
Sama halnya dengan kepolisian negara bagian, kepolisian kotamadya bergerak dan bekerja pada satu kota yang dicakupinya. Sebagian besar kota menamai kepolisiannya sesuai dengan nama kota asalnya, seperti Los Angeles Police Department, Las Vegas Metropolitan Police Department, atau New York Police Department yang memiliki sekitar 40.000 anggota kepolisian. Memiliki tugas penanganan, pengamanan, penangkapan, dan pelayanan masyarakat dalam kota.
Seorang polisi negara bagian (state trooper) sedang bersalaman dengan gubernur West Virginia (2017)
Sekelompok polisi daerah (county) sedang berdiskusi di LA County (2015)
Fungsi
Sebuah buku mengidentifikasi fungsi penegak hukum melalui tiga fungsi utama lembaga kepolisian. Berikut ini dikutip dari The American System of Criminal Justice, oleh George F. Cole dan Christopher E. Smith, 2004, edisi 10, Wadsworth/Thomson Learning:
Amanah dalam tugas
Sebuah amanat luas untuk menjaga perdamaian atau mencegah perilaku yang dapat mengganggu kenyamanan dan hak seorang warga negara. Penegak hukum wajib menangani situasi ini dengan bijaksana sebagai bentuk amanah dalam tugas. Sebagai gambaran, seorang petugas berhak menangani keributan yang terjadi di jalanan, isu anjing yang menggonggong terlalu keras, atau perkelahian antar suku.
Penegakan dalam hukum
Sebuah kekuasaan khusus yang hanya digunakan dalam situasi di mana satu atau lebih undang-undang telah jelas dilanggar sehingga tersangka harus diidentifikasi dan ditangkap. Contoh yang paling jelas termasuk perampokan, pembunuhan, atau penculikan. Ini adalah gagasan populer tentang fungsi utama polisi, tetapi frekuensi kegiatan tersebut bergantung pada geografi dan demografi suatu negara.
Melayani
Sebuah tanggungjawab untuk memberikan pertolongan pertama, memberikan informasi turis, membimbing orang yang mengalami permasalahan/disorientasi, atau bertindak sebagai pendidik (pada topik seperti mencegah penggunaan narkoba). Cole dan Smith mengutip satu penelitian yang menunjukkan 80% dari semua panggilan untuk bantuan polisi tidak melibatkan kejahatan, namun panggilan untuk sebuah pertolongan yang sama sekali tidak melibatkan tindakan kriminal. Karena lembaga kepolisian secara tradisi dan hukum bersedia menangani masyarakat 24 jam sehari, warga sipil memanggil departemen kepolisian tidak hanya pada saat kesulitan atau berada dalam bahaya tetapi juga pada saat tidak nyaman. Akibatnya, layanan polisi dapat mencakup masalah-masalah dalam berkendara, memberikan rujukan hukum, mencari hewan peliharaan atau properti yang hilang, atau memeriksa gedung atau bangunan kosong.[7]
Sejarah
Awal masa kolonial
Kepolisian di Amerika Serikat muncul dari sistem penegakan hukum di negara-negara Eropa, khususnya sistem hukum umum Inggris kuno. Sistem ini sangat bergantung pada sukarelawan warga serta kelompok-kelompok pengawas seperti polisi, sheriff, dan sistem wajib militer yang dikenal sebagai pagar betis atau posse comitatus yang mirip dengan sistem milisi.[8][9]
Sebuah giat "jaga malam" sempat dibentuk di Boston pada tahun 1631. Kemudian dilanjutkan dengan kemunculan polisi pertama pada tahun 1634 yang bernama Joshua Pratt, di Koloni Plymouth.[10] Seorang polisi saat itu ditugaskan untuk mensurvei tanah, memberikan surat perintah, dan menegakan hukum yang berlaku.[11]
Pada tahun 1651, sekelompok petugas yang kemudian menjadi petugas kepolisian New York memiliki slogan "berjalan di jalan-jalan untuk mencegah kejahatan dan mencari pelanggar hukum". Kepolisian juga saat itu berfungsi sebagai pemerhati kota. Pada tahun 1658, mereka mulai memiliki gaji tetap yang mana menjadikan mereka organisasi polisi pertama yang didanai pemerintah kota.[12]
Ketika Inggris merebut New Amsterdam pada tahun 1664, mereka mengangkat polisi yang bertugas menjaga perdamaian dalam kota, mencegah mabuk berlebihan, perjudian, prostitusi, dan mencegah gangguan selama kebaktian gereja.[13] Sebuah giat "jaga malam" juga sempat dibentuk di Philadelphia pada tahun 1700 sebelum terbentuknya polisi disana.[14]
Di daerah selatan Amerika, terdapat kegiatan patroli budak yang dilakukan oleh pria bersenjata untuk mencegah kaburnya para budak atau memberikan hukuman kepada budak yang membangkang. Kegiatan ini dimulai pada tahun 1704 di Carolina.[15][16]
Kepolisian modern
Metode kepolisian modern mulai muncul di Amerika Serikat pada pertengahan abad kesembilan belas yang diadaptasi dari model kepolisian Inggris yang didirikan pada tahun 1829.[17][18] Kepolisian mulai menjadi sebuah profesi penuh yang profesional dan didanai oleh pemerintah, pertama kali didirikan di Boston pada tahun 1838, New York pada tahun 1844, dan Philadelphia pada tahun 1854.[19][20]
Kegiatan patroli budak di selatan Amerika dihapuskan setelah penghapusan perbudakan pada tahun 1860-an.[21][22] Ide patroli budak tercermin dalam taktik main hakim sendiri dari Ku Klux Klan
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, hanya ada beberapa unit/divisi khusus di departemen kepolisian.[23] Kemudian pada tahun 1905, Kepolisian Negara Bagian Pennsylvania menjadi lembaga polisi negara bagian pertama yang didirikan di Amerika Serikat, seperti yang direkomendasikan oleh Presiden Theodore Roosevelt dan Gubernur Samuel Pennypacker.[24]
Munculnya inovasi kendaraan untuk polisi, radio dua arah, dan telepon pada awal abad ke-20 mengubah kepolisian menjadi strategi aktif yang berfokus pada menanggapi panggilan darurat dari masyarakat.[25] Pada 1920-an, dipimpin oleh August Vollmer yang saat itu menjabat sebagai kepala polisi California, polisi mulai memprofesionalkan kinerja, mengadopsi teknologi baru, dan menekankan pada pelatihan bela negara.[26] Dengan transformasi ini, komando dan kontrol polisi menjadi lebih terpusat. OW Wilson, seorang murid dari August Vollmer, membantu mengurangi korupsi dan memperkenalkan profesionalisme di kepolisian Wichita, Kansas, dan kemudian di Departemen Kepolisian Chicago.[27] Strategi yang digunakan oleh OW Wilson termasuk merotasi petugas dari pusat ke daerah untuk mengurangi kerentanan mereka terhadap korupsi, membentuk dewan polisi non-partisan untuk membantu mengatur kepolisian, sistem merit yang ketat untuk kenaikan pangkat di dalam departemen, merekrut polisi baru dengan gaji yang lebih tinggi untuk menarik petugas profesional yang berkualitas.[28]
Wewenang
Untuk memungkinkan para penegak hukum untuk melaksanakan tugasnya, masing-masing lembaga diberikan wewenang khusus dalam operasinya oleh konstitusi. Ketika dalam operasinya seorang petugas menemukan adanya indikasi pidana di hadapan mereka baik kejahatan serius maupun ringan, petugas berhak untuk meminta keterangan kemudian menahan terduga dengan borgol dan membawanya ke kantor polisi. Petugas juga berhak melakukan interogasi dan penahanan sementara sebelum terduga dan barang bukti dibawa ke pengadilan untuk mendapat kepastian hukum.[29]
Biro Investigasi Federal (FBI) memperkirakan bahwa lembaga penegak hukum melakukan sebanyak 13.120.947 penangkapan di tahun 2010 (tidak termasuk pelanggaran lalu lintas). Dari orang-orang yang ditangkap, 74,5% adalah laki-laki dan 69,4 persen dari semua orang yang ditangkap berkulit putih, 28,0 persen berkulit hitam, dan 2,6 persen sisanya adalah ras lain.[30]
Kontroversi
Seruan untuk menghapus kepolisian
Sementara kebencian terhadap polisi dan seruan untuk penghapusan polisi telah ada di Amerika Serikat selama lebih dari satu abad, penghapusan polisi menjadi lebih populer pada tahun 2014 setelah pembunuhan Michael Brown dan kerusuhan Ferguson, yang membuat perhatian nasional tertuju pada masalah seputar kepolisian.[31][32] Akar penghapusan polisi berasal dari (dan sering dikaitkan dengan) gerakan penghapusan lapas atau penjara.[33]
Penulis dan aktivis seperti Angela Davis dan Ruth Wilson Gilmore yang terkenal sebagai aktivis penghapusan penjara, juga mengangkat seruan penghapusan polisi ke dalam aktivitas mereka unuk melawan sistem penjara di Amerika Serikat.[34][35]
Pada musim panas 2016, Chicago memiliki banyak aksi protes abolisionis sebagai tanggapan atas kematian Michael Brown dan Paul O'Neal. Tanah kosong di seberang kantor Departemen Kepolisian Chicago disebut-sebut sebagai lahan kebebasan atau "Freedom Square" di mana masyarakat bereksperimen dunia tanpa polisi.[36]
Pada tahun 2017, sosiolog Alex S. Vitale menulis The End of Policing yang menyerukan penghapusan polisi sebagai lawan reformasi.[37][38]
Penghapusan polisi melonjak popularitasnya menyusul pembunuhan George Floyd oleh seorang polisi Minneapolis, Derek Chauvin.[39] Mayoritas anggota Dewan Kota Minneapolis (9 dari 12 anggota dewan) berjanji pada Juni 2020 untuk membubarkan Departemen Kepolisian Minneapolis akibat kasus pembunuhan George Floyd.[40]
Kesalahan fatal saat bertugas
Selama beberapa dekade terakhir, departemen kepolisian di seluruh penjuru AS telah memiliki banyak jejak dan catatan kebrutalan. Beberapa contoh yang paling dikenal antara lain sebagai berikut:[41]
1960-an: Tahun 1960- an adalah puncak Gerakan Hak Sipil, terdapat banyak aksi protes terhadap pelanggaran polisi yang melakukan kekerasan saat bertugas. Saat aksi protes berlangsung, banyak serangan yang diluncurkan oleh pihak kepolisian kepada pada pengunjuk rasa. Hingga pada akhirnya, Presiden Lyndon Johnson mendirikan Kantor Bantuan Penegakan Hukum pada tahun 1965 yang kemudian membuat banyak dilakukannya pelatihan ulang di tingkat polisi federal dan polisi negara. Pelatihan tersebut ditujukan untuk meningkatkan profesionalitas dan etika petugas saat sedang berdinas. Petugas polisi pada waktu itu sering kali berasal dari mantan anggota militer yang hanya memiliki sedikit pelatihan dan dibiarkan memiliki keterampilan serta mental berdasarkan pengalaman mereka. Beberapa personil penegak hukum juga bertanggung jawab untuk berkuliah pada saat itu.[42]
1965: Kerusuhan Watts tahun 1965 berlangsung selama enam hari, kerusuhan ini dimulai setelah penangkapan Marquette Frye oleh petugas Patroli Jalan Raya (PJR) California yang kulit putih karena dicurigai mengemudi sambil mabuk. 34 orang tewas dan lebih dari 1.000 terluka. Kerusuhan juga menyebabkan kerusakan lebih dari $40 juta.[43]
1985: Pada 13 Mei 1985, hampir lima ratus petugas polisi berusaha membersihkan kompleks kelompok pembebasan kulit hitam MOVE di Philadelphia, Pennsylvania. Setelah baku tembak antara polisi dan anggota MOVE yang melibatkan senjata otomatis dan lebih dari 10.000 peluru ditembakkan, Komisaris Gregore Sambor memerintahkan agar kompleks itu dibom. Dua bom seberat satu pon yang terbuat dari Tovex yang dipasok FBI , dijatuhkan dari helikopter polisi yang menargetkan bilik seperti bunker yang dibentengi di atap rumah. Ledakan yang dihasilkan menyulut api dari bahan bakar untuk generator bertenaga bensin yang disimpan di bunker atap. Api menyebar dan akhirnya menghancurkan sekitar enam puluh lima rumah di dekatnya. Sebelas orang termasuk lima anak berusia 7 hingga 13 tahun tewas dalam kebakaran tersebut.
1991: Pada bulan Maret 1991, petugas dari Departemen Kepolisian Los Angeles mencoba untuk menangkap Rodney King, yang diyakini banyak orang bahwa petugas memperlakukan Rodney secara berlebihan. Empat petugas LAPD menggunakan kekerasan fisik pada King setelah dia melawan saat ditangkap. Seorang pengamat merekam kejadian itu dan kemudian memberikannya ke media lokal. Para petugas itu didakwa melakukan penyerangan dan menggunakan kekuatan berlebihan, tiga dari empat petugas dibebaskan dari dakwaan tersebut selama persidangan awal. Hal ini menyebabkan kerusuhan Los Angeles tahun 1992 di seluruh kota, di mana 63 orang tewas dan 2.373 terluka oleh kepolisian selama kerusuhan tersebut berlangsung. Kerusuhan tersebut berakhir setelah Garda Nasional Angkatan Darat California, Angkatan Darat Amerika Serikat, dan Korps Marinir Amerika Serikat memberikan bala bantuan untuk membangun kembali kendali.[44]
2006: Pada tahun 2006, Sean Bell ditembak mati pada malam sebelum pernikahannya. Dilaporkan bahwa polisi telah menembak lebih dari 50 kali pada Bell dan dua temannya yang bersamanya.
2014: Pada tahun 2014, Michael Brown ditembak oleh seorang petugas polisi setelah berjuang dengan petugas, kematiannya memicu kerusuhan dan protes di seluruh kota yang berlangsung sekitar 5 hari.[45]
2016: Pada 2016, Philando Castile ditembak oleh seorang petugas polisi. Karena maraknya media sosial dan telepon seluler, sekarang mudah bagi orang untuk menyiarkan insiden penggunaan kekerasan oleh polisi yang mereka lihat. Tren dimulai dengan kasus penembakan Rodney King dan viralnya suatu foto atau video telah berkembang sejak itu. Dalam kasus ini, pacar Castile menyiarkan langsung kematiannya di Facebook. Video tersebut memperoleh sekitar 3,2 juta tampilan pada hari berikutnya.[46]
2020: Pada tahun 2020, George Floyd dibunuh oleh petugas Departemen Kepolisian Minneapolis dalam suatu penangkapan yang terekam dan diunggah di media sosial. Petugas kepolisian yang bernama Derek Chauvin menghabiskan lebih dari sembilan menit dengan lutut di leher Floyd, membuatnya sesak napas, meskipun ada permintaan dari penonton untuk berhenti. Insiden itu telah memicu protes dan kerusuhan yang sedang berlangsung di seluruh penjuru Amerika Serikat.[40]
Pelatihan
Akademi kepolisian ada di setiap negara bagian dan juga di tingkat federal.[47] Masing-masing akademi tersebut meluluskan petugas kepolisian yang siap didinaskan di seluruh wilayah negara bagian, bagi kepolisian federal kelulusan petugas ditentukan oleh para petinggi lembaga federal. Para peneliti mengatakan polisi diberikan pelatihan yang jauh lebih banyak tentang penggunaan senjata api daripada mengurangi situasi provokatif.[48] Rata-rata kepolisian AS menghabiskan sekitar 21 minggu pelatihan sebelum mereka memenuhi syarat untuk berpatroli, yang jauh lebih sedikit daripada di sebagian besar negara maju lainnya.[49]
Populasi
Pada tahun 2008, lembaga-lembaga federal Amerika Serikat mempekerjakan sekitar 120.000 petugas purna waktu yang berwenang untuk melakukan penangkapan dan membawa senjata api.[50]
Biro Statistik Keadilan Sensus Badan Penegakan Hukum (CSLLEA), mendapati 17.985 lembaga penegak hukum federal dan kepolisian. Pada tahun 2008, lembaga penegak hukum negara bagian dan lokal mempekerjakan lebih dari 1,1 juta petugas, termasuk sekitar 765.000 personel yang disumpah untuk mengabdi (yang memiliki wewenang penangkapan umum). Lembaga-lembaga tesebut juga mempekerjakan sekitar 100.000 karyawan paruh waktu, termasuk 44.000 diantaranya adalah petugas yang ikut bersumpah.[51][52]
Dari tahun 2004 hingga 2008, jumlah keseluruhan petugas-petugas penegak hukum secara nasional meningkat sekitar 57.000 (atau 5,3%). Personel yang disumpah meningkat sekitar 33.000 (4,6%) dan karyawan yang tidak disumpah meningkat sekitar 24.000 (6,9%). Dari tahun 2004 hingga 2008, jumlah petugas penegak hukum per 100.000 penduduk AS meningkat dari 250 menjadi 251.[53] Dari tahun 1992 hingga 2008, tingkat pertumbuhan personel pendukung lebih dari dua kali lipat dari personel tersumpah yang memiliki hak penangkapan.[54]
Pada tahun 2019, FBI memperkirakan bahwa sekitar 1.003.270 penegak hukum dipekerjakan secara nasional dan didistribusikan di lebih dari 13.250 lembaga yang berbeda. Dari mereka, 697.195 adalah perwira/pejabat tinggi/agen yang disumpah dan 306.075 pegawai negara sipil. Menurut FBI UCR's jumlah agen (termasuk agen federal) di Amerika Serikat turun dari 19.071 menjadi 18.794.[55][56]
Penegakan hukum secara historis merupakan profesi yang didominasi oleh laki-laki. Ada sekitar 18.000 lembaga penegak hukum di tingkat federal, negara bagian, dan lokal, dengan lebih dari 1,1 juta karyawan.[57] Dalam survei tahun 2013, Manajemen Penegakan Hukum dan Statistik Administrasi menemukan bahwa 72,8% petugas polisi setempat berkulit putih. Hitam atau Afrika Amerika sebanyak 12,2% (populasi kulit hitam di Amerika Serikat kira-kira 13%) dan Latin atau Hispanik sebanyak 11,6%.[57]
Wanita merupakan 17% dari petugas purwa waktu yang disumpah. Petugas wanita, petugas ras Asia, dan ras Hispanik secara signifikan kurang terwakili di kepolisian. Banyak lembaga penegak hukum berusaha untuk merekrut keragaman yang terbentuk untuk mewakili komunitas mereka dengan lebih baik.
Gaji
Gaji rata-rata untuk pekerjaan polisi dan detektif pada Mei 2020 adalah sebagai berikut:[58]
$86.940 untuk detektif dan penyelidik kriminal
$65.540 untuk petugas patroli polisi dan sheriff[59]
^Reiss Jr; Albert J. (1992). "Police Organization in the Twentieth Century". Crime and Justice. 51.
^"Finest of the Finest". TIME Magazine. February 18, 1966. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 14, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Jeffrey S. Magers, "Police Officer Standard and Training Commissions (POST Commissions)" in Encyclopedia of Law Enforcement: International (ed. Larry E. Sullivan: SAGE, 2005), pp. 349-351.
^"FBI Crime Data Explorer". FBI CDE. 2021-12-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-05. Diakses tanggal 2022-01-05.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abGupta, Vanita; Yang, Jenny R. (October 2016). "ADVANCING DIVERSITY IN LAW ENFORCEMENT". U.S. Department of Justice Equal Employment Opportunity Commission: 10. Diakses tanggal December 10, 2018.