Pembelanjaan intern (internal financing) adalah cara pembelanjaan perusahaan yang menggunakan dana yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham atau yang biasa diistilahkan sebagai dana yang ditahan (retained earnings). Setelah laba perusahaan dikurangi pajak penghasilan (PPh) diperoleh Laba Bersih Sesudah Pajak yang selanjutnya akan dibagi kepada pemegang saham sebagai dividen dan/atau ditahan di dalam perusahaan. Bagian yang ditahan di dalam perusahaan merupakan sumber pembelanjaan intern yang di dalam neraca, termasuk bagian dari modal atau dana pemegang saham.[1]
Besar atau kecilnya pembelanjaan intern amat sangat tergantung dari besar dan kecilnya pembayaran dividen, semakin besar dividen yang dibayarkan, semakin kecil dividen yang dapat ditanamkan kembali
Referensi
- ^ Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis dan Manajemen jilid 2. PT Cipta Adi Pustaka. 1992. hlm. 47-48.