Pemogokan Umum ini bukan hanya melumpuhkan aktivitas industri, tetapi juga melumpuhkan seluruh sistem ekonomi di Britania Raya, selain itu kondisi ekonomi global yang juga sedang lesu pasca-Perang Dunia I menyebabkan krisis ekonomi yang nantinya berujung pada Depresi Besar pada 1929. Namun, peristiwa Pemogokan Umum 1926 di Britania Raya terjadi karena awalnya dari para pengusaha tambang yang memotong upah pekerja tambang sampai 13%, jumlah itu sangat besar dan ditambah dengan kondisi ekonomi yang sulit membuat pekerja semakin terhimpit.[1]
Selain pemotongan upah, para pekerja juga ditambah jam kerjanya, dari tujuh jam menjadi delapan jam, tindakan pengusaha tambang itu kemudian dijawab dengan aksi pemogokan para pekerja tambang. Aksi yang sebelumnya diawali oleh pekerja tambang, kemudian dijawab dengan aksi solidaritas dari pekerja di sektor lainnya, seperti transportasi dan pangan, sampai akhirnya seluruh pekerja turun ke jalan.[1]
Aksi mogok bersama para pekerja itu bertujuan untuk menekan Perdana Menteri Inggris saat itu, Stanley Baldwin untuk segera menekan pengusaha untuk mencabut keputusan menambahkan jam kerja dan pemotongan upah. Namun pada 4 Mei 1926, aksi pemogokan yang awalnya berjalan damai bergeser menjadi kerusuhan, banyak pekerja menyerang infrastruktur dan juga personel tentara, polisi, dan juga relawan, seperti yang terjadi di Kota Glasgow, Skotlandia, selain itu ketakutan akan pengaruh komunisme juga membuat kerusuhan semakin menjadi.[1]