Pemilihan umum legislatif Yunani September 2015 diselenggarakan pada tanggal 20 September 2015, setelah Perdana MenteriAlexis Tsipras mengundurkan diri pada tanggal 20 Agustus 2015.[1] Jumlah kursi yang diperebutkan adalah 300 kursi di Parlemen Yunani. Pemilihan umum tersebut merupakan pemilihan umum yang diselenggarakan lebih awal, yang keenam sejak tahun 2007, karena pemilihan umum yang baru tidak akan berlangsung hingga Februari 2019.[2]
Pemilihan umum tersebut menghasilkan kemenangan besar yang tak terduga untuk Koalisi Kiri Radikal (SYRIZA) yang dipimpin oleh Alexis Tsipras, yang hanya kehilangan enam kursi dari mayoritas absolut dan mampu mereformasi pemerintahan koalisinya dengan partai sayap kanan Yunani Merdeka (ANEL). Partai oposisi tengah-kanan Demokrasi Baru (ND) tetap stagnan di persentase suara 28% dan 75 kursi, meskipun jajak pendapat sebelum pemilihan umum memprediksi Demokrasi Baru akan seri dengan Syriza atau bahkan adanya kemungkinan Demokrasi Baru akan memenangkan pemilihan umum. Fajar Emas (XA), partai sayap kanan tetap menjadi kekuatan politik ketiga di Yunani yang memperoleh suara sedikit naik menjadi 7%, sementara Aliansi Demokratik (terdiri dari PASOK dan DIMAR) naik ke posisi ke-4 secara nasional, akibat dari kegagalan Partai Komunis Yunani (KKE) untuk meningkatkan perolehan suaranya dan jatuhnya To Potami. Serikat Sentris (EK) yang berhaluan tengah memasuki Parlemen untuk pertama kalinya dalam sejarah partai tersebut, sementara kelompok pecahan dari Syriza, Persatuan Rakyat, tidak memenuhi ambang batas 3% berdasarkan persayaratan dan tidak memenangkan perwakilan di Parlemen.
Jumlah pemilih yang hadir sangat rendah di persentase 56,6%, terendah yang pernah tercatat dalam sejarah pemilihan legislatif di Yunani sejak pemulihan demokrasi pada tahun 1974. Hasil analisis seteleh pemilihan umum menyatakan bahwa sikap apatis dan rasa ketidakpuasan dari para pemilih terhadap politik setelah pemilih secara terus-menerus dipanggil ke tempat pemungutan suara (pemilihan tersebut merupakan pemungutan suara ketiga sepanjang tahun 2015, setelah diselenggarkannya pemilihan umum legislatif Januari 2015 dan referendum Juli 2015) adalah menjadi penyebab rendahnya jumlah pemilih yang hadir di tempat pemungutan suara.[3]
Sistem pemilihan umum
Pemungutan suara wajib diberlakukan dalam pemilihan umum dengan pendaftaran pemilih yang bersifat otomatis.[4] Namun, tidak ada hukuman atau sanksi yang pernah dijatuhkan atau diberlakukan.[5][6]
Sebanyak 250 kursi didistribusikan berdasarkan perwakilan berimbang, dengan ambang batas 3% yang dibutuhkan untuk masuk ke Parlemen. Suara kosong dan tidak sah, serta suara yang diberikan untuk partai yang tidak memenuhi ambang batas 3% diabaikan untuk tujuan pengalokasian kursi. Sebanyak 50 kursi tambahan diberikan sebagai bonus mayoritas kepada partai yang memenangkan suara terbanyak, suara dari koalisi partai dalam hal tersebut tidak dihitung sebagai keseluruhan tetapi suara mereka dihitung secara terpisah untuk setiap partai dalam koalisi berdasarkan undang-undang pemilihan umum. Mayoritas parlemen dicapai oleh partai atau koalisi partai yang menguasai setidaknya satu setengah ditambah satu (151 dari 300) dari jumlah keseluruhan kursi Parlemen.
^Προεδρικό Διάταγμα 96/2007 [Dekret Presiden No. 96/2007] (dalam bahasa Yunani). Pasal 117, Ayat 1: Pemilih yang secara tidak sah tidak memilih diancam dengan pidana penjara [paling sedikit] satu bulan dan paling lama satu tahun.