Pemerintah Majelis Nasional Agung

Pemerintah Majelis Agung Nasional

Büyük Millet Meclisi Hükûmeti
1920–1923
Bendera Pemerintah Ankara
SemboyanYa istiklâl ya ölüm!
"Merdeka atau mati!"
Ibu kotaAnkara
Bahasa yang umum digunakanTurki
PemerintahanPemerintah sementara
Ketua 
• 1920–1923
Mustafa Kemal Atatürkab
Perdana Menteri 
• 1920–1921
Mustafa Kemal Atatürk
• 1921–1922
Fevzi Çakmak
• 1922–1923
Rauf Orbay
• 1923
Ali Fethi Okyar
LegislatifMajelis Agung Nasional
Pendirian3 Mei 1920
Era SejarahPerang Kemerdekaan
23 April 1920
20 Januari 1921
11 Oktober 1922
1 November 1922
24 Juli 1923
29 Oktober 1923
Populasi
• 
6-7 juta[1]
Mata uangLira Turki Baru
Didahului oleh
Digantikan oleh
kslKesultanan
Utsmaniyah
Turki
Sekarang bagian dari Turki
^a Sebagai "Ketua Majelis Agung Nasional"
^b Sebagai "Panglima tertinggi Tentara Majelis Agung Nasional" setelah 1921.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Pemerintah Majelis Nasional Agung (bahasa Turki: Büyük Millet Meclisi Hükûmeti), atau lebih dikenal dengan nama Pemerintah Ankara (bahasa Turki: Ankara Hükûmeti[2][3][4][5][6][7]), merupakan sebutan bagi pemerintah sementara yang berbasis di Ankara selama Perang Kemerdekaan Turki (1919-1923) dan selama masa-masa terakhir Kesultanan Utsmaniyah. Pemerintahan ini dipimpin oleh Gerakan Nasional Turki, yang menentang Pemerintah Konstantinopel, yang dipimpin oleh Sultan Utsmaniyah.

Selama Perang Kemerdekaan, Majelis Agung Nasional mempunyai tentara yang dikenal dengan nama Kuva-yi Milliye ("Tentara Nasional"). Setelah perang dan menang atas Pemerintah Konstantinopel, Pemerintah Ankara-Pemerintah menyatakan akhir dari Kesultanan Utsmaniyah dan mendirikan Republik Turki pada tahun 1923. Saat ini Majelis Agung Nasional merupakan parlemen Turki.

Latar belakang

Pada saat Pemerintah Ankara diproklamasikan, terdapat pemerintah Turki lainnya di Konstantinopel yang diduduki Sekutu, yaitu Pemerintah Kesultanan Utsmaniyah, atau yang sering dikenal dengan nama "Pemerintah Konstantinopel". Setelah Majelis Agung Nasional didirikan, pada tanggal 23 April 1920, tanpa menentang legitimasi dari Kesultanan Utsmaniyah, parlemen baru di Ankara membentuk pemerintahan sendiri. Menteri disebut "Vekil" (Penjabat) dan bukanlah sebutan biasanya "Nazır", untuk menjaga sifat pemerintah yang sementara.

Pemerintah Ankara didirikan untuk mewakili Turki karena pada waktu itu ibu kota de jure, Konstantinopel, berada di bawah pendudukan. Presiden Majelis Agung Nasional (berganti nama menjadi Majelis Agung Nasional Turki setelah 8 Februari 1921) dan kemudian Republik Turki adalah Mustafa Kemal. Setelah gencatan senjata Mudanya ditandatangani, untuk menggantikan gencatan senjata Mudros (ditandatangani oleh Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1918 di akhir Perang Dunia I) dan akhir dari Perang Kemerdekaan Turki, Majelis Agung Nasional membubarkan Kesultanan, yang dituduh bekerja sama dengan Sekutu selama pendudukan Turki.

Pemerintah Konstantinopel, yang mewakili Kesultanan Utsmaniyah, awalnya menolak untuk mengakui Gerakan Nasional Turki dan Pemerintah Ankara, mengklaim bahwa mereka adalah pemerintah yang sah dari Kesultanan Utsmaniyah. Mereka berusaha untuk mengalahkan Pemerintah Ankara secara militer dengan menggunakan Kuva-yi Inzibatiye, atau "Tentara Khalifah" (berlainan dengan tentara Pemerintah Ankara, Kuva-yi Milliye, "Tentara Nasional"), tetapi gagal. Pada tahun 1921, tim diplomatik dari kedua belah pihak muncul di Konferensi London. Sebuah langkah mengejutkan, namun, tim diplomatik Utsmaniyah yang dipimpin oleh Ahmed Tevfik Pasha menyerahkan dan memperbolehkan tim diplomatik Turki yang dipimpin oleh Bekir Sami Kunduh untuk menjadi satu-satunya perwakilan negara di konferensi. Perjanjian Lausanne ditandatangani pada tanggal 24 Juli 1923, antara perwakilan Sekutu dan Ankara, dan dengan demikian secara resmi mengakui Pemerintah Ankara sebagai Pemerintah Turki yang sah.

Pada 29 Oktober, Republik Turki diproklamasikan oleh Majelis Agung Nasional Turki.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Belgelerle Türk tarihi dergisi, Edition 18, Menteş Kitabevi, 1986, page 72. (Turki)
  2. ^ Esra Yakut: Şeyhülislâmlık: yenileşme döneminde devlet ve din, Kitap Yayinevi Ltd., 2005, ISBN 978-975-8704-94-1, page 198,199.
  3. ^ Pars Tuğlacı: Çağdaş Türkiye, Cem Yayınevi, 1987,Turkey page 358.
  4. ^ Hakan Alan, Avni Alan: Istanbul Şehir Rehberi, ASBOOK, 2007, ISBN 975-01-1470-1, page 12.
  5. ^ Yahya Kemal: Eğil Dağlar, Kubbealtı Neşriyat, 1966, ISBN 975-7618-51-9, pages 13, 92-93, 138, 155, 170, 188, 204-205, 232, 302, 338.
  6. ^ William Hale: Turkish Foreign Policy, 1774-2000, Routledge, 2012, ISBN 0-415-59986-5, pages 36, 37, 38, 50, 265.
  7. ^ Kemal Kirişci, Gareth M. Winrow: The Kurdish Question and Turkey: An Example of a Trans-State Ethnic Conflict, Routledge, 1997, ISBN 0-7146-4746-2, pages 71-75, 77-79, 80, 82-84.

Pranala luar