Terima kasih banyak sudah membantu dalam terjemahan istilah perkapalan dalam bahasa Indonesia. Apakah anda punya peminatan khusus di bidang kelautan? Salam kenal, Naval Scene (bicara) 9 Desember 2016 08.07 (UTC)Balas
Halo, Japra Jayapati. Saya lihat suntingan anda sudah cukup baik dan sepertinya sudah memenuhi kelayakan sebagai editor. Anda bisa mendaftarkan diri anda disini. Dengan memiliki status editor, suntingan anda akan langsung tertandai sebagai revisi terperiksa (bukan suntingan tunda lagi), secara tidak langsung juga meringankan beban editor lain. Salam, RaymondSutanto (bicara) 5 Januari 2017 10.33 (UTC)Balas
Selamat dan sukses atas pengangkatan Anda sebagai EditorWikipedia bahasa Indonesia. Semoga dapat terus berkontribusi mengembangkan Wikipedia bahasa Indonesia, menyunting artikel yang perlu disempurnakan, merintis artikel bermutu, berpatroli menangani artikel yang terkena vandal. Jangan lupa bantu editor lainnya memeriksa halaman tertinjau usang. Sampaikanlah gagasan Anda, baik melalui Warung Kopi, diskusi personal dengan sesama pengguna, dan diskusi lainnya. Igho (bicara) 11 Januari 2017 17.42 (UTC)Balas
Saya lihat Anda menerjemahkan istilah "count" menjadi "Tumenggung". Apakah ini adalah sebuah neologisme atau merupakan padanan resmi? Dulu sepertinya pernah dibahas di sini, dan seingat saya menurut Meursault2004 tidak ada padanan yang pas dalam bahasa Indonesia, sehingga biasanya "Count" dan "County" tidak diterjemahkan. Kalau saya sih biasanya menggunakan istilah dalam bahasa aslinya, seperti Count dan County di Jerman: Graf dan Grafschaft, Count di Perancis: Comte, dll. Bagaimana pendapat Anda? Mimihitam 25 Juli 2017 11.00 (UTC)Balas
@Mimihitam: Saya sadar bahwa topik ini pernah dibahas sebelumnya, dan bahwa tidak ada padanan maupun aturan resmi dalam menerjemahkan gelar-gelar Eropa ke dalam bahasa Indonesia. Saya sekadar mencari padanan gelar Indonesia yang mendekati (menurut saya) gelar Eropa tertentu. "Tumenggung" (bupati) menurut saya, hampir semakna dengan count, earl, ispan, graf, dst. Tumenggung atau bupati adalah jabatan penguasa daerah di bawah raja atau adipati, dan tumenggung daerah perbatasan digelari "tumenggung mancanegara" (tumenggung perbatasan) yang hampir semakna dengan Markgraf (Graf perbatasan), Marquis (Count perbatasan), dst. Memang tidak persis semakna dengan count, karena di Eropa sendiri kadang-kadang duchy membawahi beberapa county, tetapi ada pula duchy tanpa county bawahan maupun county yang tunduk langsung di bawah raja, hanya saja derajat kebangsawanan duke secara resmi selalu di atas count. Wilayah Kerajaan Inggris, sebelum masa pemerintahan Raja Edward III pada abad ke-14, seluruhnya terdiri atas county dipimpin oleh earl (chieftain - dianggap setara dengan count di daratan Eropa) yang tunduk langsung di bawah raja. Menurut saya, penggunaan kata "Tumenggung" sebagai padanan "count" bukan neologisme, karena hal yang sama dilakukan ketika menerjemahkan duke menjadi adipati dan principality menjadi kepangeranan. Tetapi ini hanya pendapat pribadi saya. Semua artikel terjemahan saya bebas disunting oleh para wikipediawan-wikipediawati, termasuk mengganti kembali kata-kata asing yang sudah telanjur saya ganti dengan istilah pribumi.تابيق ~ Japra(obrol)25 Juli 2017 15.17 (UTC)Balas
Terima kasih atas jawabannya yang komprehensif Kalau county sebaiknya bagaimana ya? "ketumenggungan" kah? atau "kabupaten"? Atau memakai istialh aslinya (misalnya Grafschaft Tirol). Salam. 25 Juli 2017 16.41 (UTC)
@Mimihitam: Sama-sama. Saya cenderung menerjemahkan county, earldom, fiefdom, kadang-kadang juga duchy dan principality secara umum menjadi "praja" (negeri, seperti "praja ngayogyakarta", "praja pakualaman", "praja mangkunegaran", dll di Indonesia), mengingat seringkali wilayah-wilayah ini setara keswaprajaannya di bawah pemerintahan kerajaan (jarang saling membawahi, terutama di wilayah Kekaisaran Romawi Suci), tetapi secara khusus (jika diikuti nama tempat), county, dan earldom saya terjemahkan menjadi kabupaten (dalam makna arkaisnya sebagai wilayah bagian dari kerajaan atau kadipaten yang kira-kira setara statusnya dengan provinsi di Indonesia sekarang ini, bukan dalam arti regency). Istilah asli tentu saja boleh dipertahankan. تابيق ~ Japra(obrol)26 Juli 2017 01.26 (UTC)Balas
Selamat siang mas, saya mau numpang tanya. Apakah mas tahu padanan kata "estates" dalam bahasa Indonesia? Contohnya Estates-General of the Netherlands. Terima kasih banyak. Mimihitam 15 Agustus 2017 18.52 (UTC)Balas
Selamat siang @Mimihitam: Setahu saya, belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Menurut pendapat pribadi saya, estate dapat diterjemahkan menjadi "golongan kawula negara". Estates-General of the Netherlands (majelis perwakilan segenap golongan kawula negara Belanda) dapat diterjemahkan sebagai Parlemen Belanda. Mungkin Mbak Mimihitam punya gagasan lain? تابيق ~ Japra(obrol)16 Agustus 2017 04.38 (UTC)Balas
Kalau untuk institusi sepertinya bisa diterjemahkan menjadi Parlemen, tapi kalau untuk istilah en:Estates of the realm rasanya agak sulit mencari padanannya karena di situ ada tiga estates yang terwakili, yaitu bangsawan, klerus dan rakyat jelata. Dalam sejarahnya dihimpun kalau ada isu genting seperti penambahan pajak. Apakah dalam sejarah Indonesia ada institusi semacam ini? Mimihitam 16 Agustus 2017 09.30 (UTC)Balas
Betul sekali, @Mimihitam:. Estates of the realm memang sukar dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Satu-satunya fakta sejarah Indonesia yang memiliki (sedikit) keterkaitan dengan estates of the realm adalah penggolongan kawula negara Hindia Belanda menjadi orang Eropa, orang Timur Asing, dan orang Pribumi yang terwakili dalam volksraad. Volksraad sempat diusulkan oleh wakil-wakil pribumi untuk dijadikan Parlemen Hindia Belanda yang "sesungguhnya", salah satu caranya adalah dijadikan lembaga perwakilan yang bikameral, persis seperti staten generaal di negeri Belanda, dan mirip dengan Parlemen Inggris (memiliki dua majelis: majelis tuan-tuan besar, dan majelis rakyat jelata). Staten generaal dan Parlemen Inggris berbentuk bikameral karena kawula negaranya hanya dibagi menjadi dua golongan: kaum juragan (semua orang yang digelari Lord, termasuk para rohaniwan senior) dan kaum orang kebanyakan (selain Lord). Bangsa-bangsa di Nusantara, sesuai dengan karakter egaliter bangsa Austronesia, menjunjung tinggi musyawarah dalam setiap level pemerintahan di mana semua orang merdeka memiliki hak berpendapat yang sama. Bahkan Jawa dan Sumatera yang sangat dipengaruhi budaya India sekalipun tidak dapat sepenuhnya menghapus ciri khas egaliter ini. Mungkin Mbak Mimi punya info lain? تابيق ~ Japra(obrol)16 Agustus 2017 15.49 (UTC)Balas
Terima kasih atas penerangannya. Kalau begitu apa mungkin lebih baik pakai nama asli institusi tersebut? Misalnya kalau di Belanda pakai staten generaal, di Perancis États généraux, di Swedia Riksens ständer, karena sepertinya institusinya tidak pernah ada dalam sejarah Indonesia pra-kolonial, sehingga tidak ada istilah yang benar-benar pas sebagai padanan. Salam Mimihitam 16 Agustus 2017 16.25 (UTC)Balas
Terima kasih Mas Mimi. Maksud saya, apakah Mas Mimi punya informasi (rujukan) mengenai pemakaian gelar ini dalam sejarah. Saya lihat di artikel Adipati, banyak info mengenai pemakaian gelar ini di Nusantara. Apakah Mas Mimi punya informasi serupa? Saya sudah berusaha google, tapi tidak ketemu juga, selain dari info yang sudah Mas Mimi tulis di ringkasan suntingan. تابيق ~ Japra(obrol)19 September 2017 14.06 (UTC)Balas
Wah kalau itu saya kurang tahu. Dulu juga saya menerjemahkan "Grand Duke" menjadi "Adipati Agung" dan "Grand Duchy" menjadi "Kadipaten Agung", tetapi semenjak saya melihat padanan resmi pemerintah untuk Luksemburg saya ganti semuanya menjadi "Haryapatih"... Sumber non-pemerintah lain yang saya temukan adalah kamus bahasa versi Alan M. Stevens: [1] Mimihitam 19 September 2017 14.19 (UTC)Balas
Mas Japra Jayapati, ana mengapresiasi kontribusi antum di wikipedia. Mengenai suntingan antum di templat {{lang-ar}}, ana rasa tidak pantas kalau aksara arab ditulis dengan italic. Hal tersebut tidak pernah ana temukan dalam kaidah penulisan bahasa Indonesia maupun bahasa Arab. Boleh tahu, kenapa antum merasa itu lebih pantas ditulis miring? Barakallahu 'alaikum Mohamadhzanhari (bicara) 1 Oktober 2017 06.51 (UTC)Balas
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh @Mohamadhzanhari:. Sebenarnya ana sengaja italik-kan hanya karena (coba antum perhatikan) aksara arab yang diitalikkan lebih jelas terbaca dibanding yang standar maupun bold (tampak terlalu kecil dan rapat). Tetapi kalau antum merasa huruf arab "tidak pantas" diitalikkan, tolong dibenarkan ya. Mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan terima kasih atas perhatiannya. تابيق ~ Japra(obrol)1 Oktober 2017 09.30 (UTC)Balas
Japra Jayapati, itu artikel Abad Pertengahan kalau emang Anda kembangkan ya kembangkan saja nggak apa-apa kok, saya nggak keberatan kalo artikelnya dikembangkan sama orang lain, meskipun saya berniat juga. Saya sendiri juga masih banyak proyek lain --Erik Fastman (bicara) 14 Oktober 2017 09.03 (UTC)Balas
Catatan: Untuk pesan ini dan seterusnya, mohon balas langsung ke halaman pembicaraan saya
Soalnya kalau saya perhatikan, secara garis besar, artikel tersebut sudah bagus (hanya perlu penerjemahan isi yang disembunyikan + pembiruan pranala merah). Ditambah lagi dengan kefasihan Anda tentang bahasa, menyebabkan artikel ini berpotensi menjadi AP. Tetap semangat! HanamanteoHalaman pembicaraan saya26 Februari 2018 05.18 (UTC)Balas
@Hanamanteo: Silahkan.... Terjemahannya bagus kok, ada beberapa kata yang hilang, tapi tidak terlalu berpengaruh terhadap isi secara keseluruhan. Kalau boleh saya sarankan, agar kalimat lebih enak dibaca dalam bahasa Indonesia, adakalanya kalimat-kalimat yang panjang dalam artikel aslinya lebih baik dipecah menjadi dua atau tiga kalimat yang terpisah tetapi tetap berhubungan. Pemisahannya dapat menggunakan tanda baca " ; " atau " . ", misalnya
...kota-kota Eropa menjadi lahan subur bagi penyakit menular, yang mana Maut Hitam—sebuah infeksi bakteri—kemungkinan merupakan wabah yang paling terkenal.
mungkin lebih enak kalau dibuat seperti ini,
...kota-kota Eropa menjadi lahan subur bagi [infeksi] dan penyakit menular. Mungkin yang paling menggegerkan di antaranya adalah "Maut Hitam", suatu [wabah] infeksi bakteri.
Halo Ibu @Adeninasn:, terima kasih sudah mengoreksi keterangan di box info tersebut. Rupanya sehari sesudah (30 Maret 2018) artikelnya saya sunting dengan materi yang disalin dari wikipedia bahasa Inggris pada 29 Maret 2018, box info di wikipedia bahasa Inggris disunting menjadi seperti yang sudah anda perbaiki. Saya sangat menghargai perhatian anda (maupun siapa pun) atas artikel ini, dan sekali lagi perlu berterima kasih kepada anda, baik karena telah menunjukkan kekeliruan saya, maupun karena telah memperbaikinya dengan data yang terkini. تابيق ~ Japra(obrol)4 Juli 2018 18.50 (UTC)Balas
Bagaimana pandangan Anda terhadap artikel tersebut? Saya sudah berupaya menghindari penerjemahan mesin dan membaca ulang artikel tersebut, tapi kurang yakin apakah terjemahan artikel tersebut sudah baik secara keseluruhan. Mohon untuk membalas pesan ini dan seterusnya dari saya ke halaman pembicaraan saya untuk memastikan saya membaca balasan dari Anda. Bagian #Sejarah sosial virus saja, saya baru sadar ketika Anda membalas pesan itu beberapa minggu yang lalu loh. HanamanteoHalaman pembicaraan saya3 April 2018 06.51 (UTC)Balas
Hm... menurut Anda, manakah beberapa kata yang hilang dan tidak diterjemahkan dan beberapa bentuk jamak diterjemahkan menjadi bentuk tunggal? Saya kira saya sudah menerjemahkan kesemua artikel tersebut dari WB Inggris. HanamanteoHalaman pembicaraan saya4 April 2018 04.16 (UTC)Balas
Saat ini saya baru saja menyelesaikan pengembangan artikel Anastasia Nikolaevna. Saya sendiri sudah berupaya untuk menerjemahkan artikel tersebut dengan penerjemahan murni, namun jika sekiranya Anda menjumpai beberapa terjemahan mesin, tampaknya itu tidak disengaja dari saya. Bagaimana pandangan Anda dengan artikel itu? HanamanteoHalaman pembicaraan saya7 Juli 2018 22.35 (UTC)Balas
Maaf kalau balasan dari Anda saya pindahkan ke halaman pembicaraan saya, ini sesuai dengan permintaan saya kepada Anda tempo beberapa bulan yang lalu. Perihal terjemahan, saya sudah mencoba memperbaiki beberapa paragraf yang belum selesai diterjemahkan sejak tengah malam tadi. Perihal Aleksei, saya baru sadar kalau Aleksei itu rupa-rupanya anak bungsu keluarga kerajaan! Artikel ini sudah diusulkan sebagai AP, jadi setelah memeriksa artikel ini, bisakah Anda memberikan suara di sana? Terima kasih. HanamanteoHalaman pembicaraan saya8 Juli 2018 04.30 (UTC)Balas
Baru saja menyelesaikan penerjemahan artikel Katherine Wilson Sheppard dan menemukan beberapa istilah kekristenan yang lumayan sulit diterjemahkan dengan tepat, bisakah Anda untuk memperbaiki penerjemahan artikel tersebut? Perhatikan pula keseluruhan artikel untuk memperhatikan penulisan artikel. Apabila menemukan kesalahan penerjemahan, jangan sungkan membalas pesan ini ke halaman pembicaraan saya. Terima kasih. HanamanteoHalaman pembicaraan saya26 Agustus 2018 09.31 (UTC)Balas
Istilah kekristenan yang mana ya, Hanamanteo? Menurut saya terjemahannya sudah bagus, kecuali istilah "nasrani" yang saya ganti menjadi "Kristen". Istilah "nasrani" sebenarnya istilah yang hanya digunakan oleh umat Islam. Di Dunia Arab, umat Kristen menyebut dirinya kaum "Masihi" (masihiyun), istilah "nasrani" dihindari agar tidak menyinggung agama Islam. Kata "christian" di Indonesia lazimnya diterjemahkan menjadi "serani" (obsolet), "kristen", atau "masehi".تابيق ~ Japra(obrol)26 Agustus 2018 15.06 (UTC)Balas
Hanamanteo, artikelnya sudah saya baca. Menurut pendapat saya pribadi (mungkin berbeda dari pendapat orang lain), terjemahannya sudah cukup bagus. Istilah-istilah agama Kristennya juga diterjemahkan dengan cukup tepat. Soal perlu tidaknya perbaikan, bukanlah setiap wikipediawan/wati setiap saat dipersilahkan menyunting setiap artikel? تابيق ~ Japra(obrol)27 Agustus 2018 01.53 (UTC)Balas
Bukan bermaksud melarang Anda sih, hanya saja saya sedikit ragu kalau terjemahan saya cukup bagus. Maklumlah, bahasa Inggris saya tidak sebagus Anda, jadi saya sendiri menanggapi berusaha pujian dari pengguna lain dengan bijak dan tidak berlebihan, walaupun di mata pengguna lain, mungkin saya agak terlihat rendah diri. Omong-omong, artikel ini sudah diusulkan sebagai AP, jadi Anda diundang dalam usulan AP ini. HanamanteoHalaman pembicaraan saya27 Agustus 2018 07.49 (UTC)Balas
Halo mas, terima kasih atas ketertarikannya. Saya asumsikan mas bersedia membantu dalam memeriksa kualitas penerjemahan? Jika ya, mas bisa pilih salah satu artikel yang ada di Wikipedia:ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. Kalau artikelnya adalah artikel kolaborasi, mas bisa tambahkan nama mas di situ dan langsung diperbaiki artikelnya. Artikel kolaborasi bulan ini adalah Josef Stalin. Jika mas sudah selesai memeriksa salah satu atau beberapa bagiannya, bisa dilaporkan perkembangannya di halaman ProyekWiki supaya pengguna lain juga bisa tahu bagian mana yang belum diperiksa. Kalau mas lebih tertarik untuk menerjemahkan artikel lain yang bukan artikel kolaborasi, mas bisa pilih salah satu yang ada di daftar potensial, atau menambahkan sendiri artikel yang menurut mas perlu diperbaiki. Diusahakan artikel panjang yang memang kualitas terjemahannya kurang baik sehingga menjadi tidak akurat. Terima kasih atas bantuannya. Mimihitam 1 September 2018 10.47 (UTC)Balas
Anda diundang untuk ikut serta dalam ProyekWiki Perbaikan Terjemahan untuk memperbaiki kualitas terjemahan artikel-artikel panjang di Wikipedia Bahasa Indonesia. Penerjemahan yang tepat sangat penting, karena jika tidak maknanya akan berubah dan bisa membuat artikel yang bersangkutan menjadi tidak akurat. Maka dari itu, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan mutu Wikipedia Bahasa Indonesia. Ayo bergabung bersama kami! -- MediaWiki message delivery (bicara) 4 September 2018 19.44 (UTC)Balas
Halo mas Japra, kalau mas Japra punya waktu, apakah mas Japra juga bersedia untuk memeriksa bagian pembukaan dari artikel Josef Stalin? Sebenarnya saya juga bisa melakukannya sendiri, tetapi saya lihat gaya penulisan Mas Japra sangat indah dan enak untuk dibaca, jadinya untuk paragraf pembuka mungkin akan lebih bagus kalau ditulis oleh seseorang yang kesannya seperti seorang pujangga . Kalau tidak sempat juga tidak apa-apa. Terima kasih banyak sebelumnya. Mimihitam 5 September 2018 20.16 (UTC)Balas
Untuk bagian #Masa kecil: 1878–1899, kok mas langsung menerjemahkan bagian itu tanpa memberitahukan saya? Bukankah bagian tersebut belum selesai saya terjemahkan? Dan juga saya belum memeriksa ulang terjemahan saya di situ, jadi mungkin pada saat itu terjemahannya masih terkesan mentah. HanamanteoHalaman pembicaraan saya6 September 2018 04.28 (UTC)Balas
Halo, mohon maaf kalau misalkan membuat konflik penyuntingan di bagian Tinggalan sejarah.. karena saya gatal melihat ada yang menerjemahkan "death toll" jadi "hukuman mati" (catatan: saya tahu bukan mas Japra yang menerjemahkan istilah tersebut, supaya tidak menimbulkan salah kira seperti di atas). Salam Mimihitam 7 September 2018 10.23 (UTC)Balas
Oh, tidak apa-apa.. kadang saya juga suka salah. Tapi saya senang karena artikel Stalin hampir selesai, terima kasih banyak atas bantuannya! Salam. Mimihitam 7 September 2018 10.40 (UTC)Balas
Halo mas, sebaiknya istilah cypress diterjemahkan jadi "sipres" atau "cemara" ya? Karena saya lihat cypress mengacu kepada genus Cupressus, sementara cemara sama dengan genus Casuarinaceae. Saya sama sekali bukan ahli tumbuh-tumbuhan, jadi saya tidak tahu perbedaan antara kedua pohon tersebut. Apakah mungkin mas tahu? Terima kasih sebelumnya. 11 September 2018 12.38 (UTC)
Wah saya serahkan sama Mas Mimihitam saja yang nanti selaraskan keseluruhan artikel. Saya juga cuma menggunakan sebutan umum di Indonesia, bukan mengacu pada nama ilmiahnya. Cemara sebutan umumnya, nama pribumi yang lebih tepat kayaknya "pohon sanobar", coba cek artikelnya, selanjutnya terserah Mas ya. تابيق ~ Japra(obrol)11 September 2018 13.03 (UTC)Balas
Terima kasih banyak mas atas kerja kerasnya! Kalau saya baca beberapa bagian secara sepintas sudah sangat bagus, untuk detailnya akan saya baca pelan-pelan ya . Ngomong2 apakah mas mau juga dibuatkan tabel progress untuk artikel Kleopatra? Dan kalau mas tertarik, mengingat mas sangat berjasa membantu proyek perbaikan terjemahan, saya bisa kirimkan cinderamata kartu pos dari Eropa sebagai tanda apresiasi. Kalau tertarik silakan kirim surel ke saya . Tetap semangat! Mimihitam 16 September 2018 14.48 (UTC)Balas
Japra, sekadar saran aja sih, entah sekarang atau nanti pas Kleopatra-nya sudah diberesin, bagian yang disembunyikan dari Kitab Kells-nya mbok ya diterjemahin donk. Kalo nggak ntar saya yang terjemahin lho trus malah butuh diperiksa lagi, mau nggak --Glorious Engine (bicara) 17 September 2018 02.22 (UTC)Balas
Mas Glorious Engine, setiap wikipediawan-wikipediawati berhak menyunting semua artikel. Silahkan saja kalau mau menyunting. Tenang saja, semua artikel yang saya terjemahkan selalu saya pantau kok. Terima kasih sudah memberi saran تابيق ~ Japra(obrol)17 September 2018 02.28 (UTC)Balas
Halo mas, sekadar informasi, saya waktu itu pernah sampling artikelnya dan memperbaiki bagian Kleopatra#Kleopatra dalam perang saudara Liberator, jadi kalau mas sudah sampai bagian situ mungkin bisa lebih cepat memperbaikinya, tinggal diubah aja gaya-gaya bahasa yang mungkin masih kaku/disesuaikan gayanya agar menjadi gaya mas Japra. Terima kasih Mimihitam 21 September 2018 14.42 (UTC)Balas
Terima kasih informasinya, Mas Mimihitam . Saya masih jauh dari bagian itu, baru sampai di bagian "Masa pemerintahan dan pembuangan Ptolemaios XII". Maaf kalau lamban sekali progressnya, harap maklum ya Mas. تابيق ~ Japra(obrol)21 September 2018 14.49 (UTC)Balas
Tidak apa-apa, yang penting kualitasnya . Saya cuma memberikan informasi, supaya misalnya kalau sudah sampai situ, tidak akan terasa terlalu berat seperti bagian-bagian yang lain karena paling tidak sudah dicek terjemahan Inggrisnya seharusnya seperti apa. Tetap semangat! Mimihitam 21 September 2018 14.51 (UTC)Balas
Halo mas, apakah mas mau saya buatkan tabel perkembangan untuk artikel Kleopatra? Mungkin kalau ada yang mau mengisi pranala merah, supaya tahu bagian mana yang sudah dibirukan. Terima kasih. Mimihitam 6 Oktober 2018 11.58 (UTC)Balas
Nggak apa-apa mas, santai saja. Sudah saya buatkan tabelnya, silakan diubah sesuai dengan perkembangan yang sebenarnya ("selesai" dan "berlangsung" yang saya tambahkan hanya menebak saja berdasarkan sejarah suntingan). Mimihitam 6 Oktober 2018 12.25 (UTC)Balas
Gaius kan bentuk aslinya (Latin), Gayus bentuk "Indonesianya" (cara melafal nama Gaius). Dua-duanya bagi saya sama saja. Saya lagi sok-sokan "mengindonesiakan" nama-nama Latin nih. Nanti kalau sudah selesai, Mas Mimihitam juga yang akan periksa, harap Mas Mimihitam bersedia sunting bagian-bagian yang kurang sreg. (Sorry merepotkan). تابيق ~ Japra(obrol)10 Oktober 2018 22.33 (UTC)Balas
Sepertinya tidak konsisten karena tidak ada panduannya dari KBBI dan juga tidak ada konsensus sama sekali terkait hal ini. Praktik selama ini sih, kalau nama raja-raja atau adipati-adipati dari luar negeri, biasa pakai nama aslinya. Contoh Stephen I of Hungary jadi István I dari Hongaria, atau Peter the Great jadi Pyotr yang Agung. Tapi kalau nama Yunani dan Romawi, kayaknya belum ada konsensus sama sekali, makanya di tiap artikel jadi beda-beda. Filsuf-filsuf terkenal seperti Plato tetap jadi Plato dan tidak jadi Platon, tapi Plutarch jadi Plutarkhos. Dulu Alexander the Great malah sempat dijadikan Iskandar Agung sebelum akhirnya diubah jadi Aleksander Agung. Sebenarnya isu sama juga bisa diangkat untuk artikel Josef Stalin. Sebaiknya ikuti nama Rusianya jadi Iosef Stalin, atau diindonesiakan jadi Yosef Stalin? Di WBI dan KBBI sepertinya belum ada panduannya. Tapi kalau semuanya diindonesiakan, nanti nama Inggris juga diindonesiakan dong, seperti Donald Trump jadi Donal Trump (seperti Donal Bebek). Jadi menurut saya mungkin diputuskan secara ad hoc saja sih, dengan mempertimbangkan padanan mana yang paling sering dipakai oleh orang Indonesia (seperti Plato jauh lebih umum daripada Platon), dan juga padanan mana yang dipakai secara resmi (seperti "Mark" jadi Markus" atau "John" jadi "Yohanes" di Alkitab). Itu pendapat saya sih. Terima kasih. Mimihitam 10 Oktober 2018 23.13 (UTC)Balas
Setau saya nama yang patut di-Indonesia-kan itu khusus yang ada padanannya dalam nama Kristiani di Indonesia. Contoh, Peter jadi Petrus, Stephen jadi Stefanus, Albert jadi Albertus, Anthony jadi Antonius. Contohnya liat disini: http://katakombe.org/para-kudus
Itu pun terbatas antara santo-santa, tokoh Kristiani, atau rohaniwan. Itu Peter the Great sama Stephen of Hungary juga harusnya pake bentuk Indonesia-nya soalnya berkaitan dengan Kristiani juga (Stephen of Hungary juga jadi santo kan)
"Yusuf Stalin" haha, good one Mr. Glorious Engine (bicara) (Joseph di kalangan Kristen Katolik tidak lazim diterjemahkan menjadi Yusuf melainkan Yosef). Nah berhubung saya tidak paham aturan WBI, saya juga berkesimpulan sama seperti Mas Mimihitam . Dalam artikel Kleopatra, semua nama Yunani saya transliterasikan sesuai kelaziman di Indonesia (Χ jadi k, θ jadi t, Φ jadi f, dst), demikian pula dengan semua nama Latin, kecuali beberapa nama yang sudah punya bentuk Indonesianya (setidaknya di kalangan umat Kristen), misalnya Aleksander Agung (bukan Megas Aleksandros atau Aleksandros Agung. Saya menghindari Iskandar Zulkarnain, karena jati diri tokoh dengan nama ini masih ambigu dalam sejarah Islam, demikian pula dengan Iskandariyah karena akan terkesan anakronistis) Yulius Kaisar (bukan Julius Caesar) dan Kaisar Agustus (bukan Augustus). Saya pikir-pikir, kasihan juga kalau Mas Mimihitam harus sunting lagi semua nama ini. Jadi, bagaimana kalau Mas Mimihitam pantau progres perbaikan artikel Kleopatra dan beri tahu kepada saya nama-nama yang sebaiknya dipakai, biar saya ganti sambil melanjutkan perbaikan artikel? Maaf merepotkan تابيق ~ Japra(obrol)11 Oktober 2018 11.01 (UTC)Balas
Menurut saya solusinya sudah OK, mas lanjutkan saya pengerjaannya. Setelah saya cari-cari, sepertinya ada precedent-nya yang menyesuaikan ortografi Gaius jadi Gayus: Antara. Dan akan lebih konsisten juga kalau dipadukan dengan "Yulius Kaisar". Terima kasih atas perhatiannya. . Mimihitam 11 Oktober 2018 11.10 (UTC)Balas
Kalau boleh tau, apa dasar Bung Japra menulis Gaius sebagai Gayus? Apa sekadar spekulasi bahwa orang Indonesia akan mengucapkan seperti itu? Kalau dilihat di wiktionary sebenarnya pengucapan Latinnya memang tiga suku kata: ga-i-us, bukan ga-yus. Artikel antara di atas jelas tidak bisa dipegang karena artikelnya memang sengaja menyama-nyamakan dengan Gayus yang di Indonesia. Dihitung dengan Google Books juga, dengan kata kunci "Gaius Romawi" jauh lebih banyak dibanding "Gayus Romawi" (kira-kira 12.000 vs 700). Selain itu aku juga meragukan keakuratan penulisan nama-nama Romawi lain, seperti Sisero (Cicero), Lusius (Lukius), Desidius (Dekidius) dan semacamnya. Kalau dicek kamus, sepertinya huruf C disini malah berbunyi 'K' di bahasa Latin klasiknya, atau malah bunyi "ch" yang mirip "cacing" kalau mengikuti pengucapan latin Gerejawi (sumber: en:wikt:Cicero#Latin, en:wikt:Lucius#Latin dan en:wikt:Decidius#Latin). Demikian juga dengan Gnaeus, sepertinya memang dibaca gna-eus sesuai hurufnya kalau ditulis begitu dalam bahasa Indonesia (sumber en:wikt:Gnaeus), jadi bukan bunyi "ny" seperti "nyamuk". Mengenai Julius Caesar, mungkin memang "Yulius Kaesar" atau "Yulius Cesar" lebih dekat dengan pengucapan Latin, tapi mirip seperti alasan Bung mengenai Aleksander di atas, bahwa karena "Julis Caesar" sudah begitu lazimnya dalam bahasa Indonesia, saranku pakai saja tulisan begitu, agar pembaca lebih mudah paham. Mengenai Gaius, Cicero, dan sebagainya, saranku juga tolong dikembalikan menjadi Cicero, Gaius, dan sebagainya. Demikian menurutku, semoga masuk akal. Oh ya, ngomong-ngomong, walaupun aku tak setuju dengan ini, aku suka sekali baca tulisan Bung Japra seperti KleopatraHaEr485 Desember 2018 07.02 (UTC)Balas
Maaf, Bung HaEr48, pesannya baru saya baca. Gaius jadi gayus bukan barang kemarin sore. Nama Romawi Gaius atau Gaios dalam bentuk Yunaninya dialihaksarakan menjadi Gayus dalam Alkitab Bahasa Indonesia (misalnya 3 Yohanes 1:1), demikian pula dengan banyak nama diri Latin dan Yunani. Ejaan Latin Gereja adalah ejaan bahasa Latin yang digunakan di Italia dan negara-negara penutur rumpun bahasa Romawi, dan menjadi dasar kaidah pengucapan nama-nama Latin dalam bahasa Inggris dan di bidang sains. Ejaan inilah yang masih dilestarikan sampai sekarang sebagai bentuk standar ejaan bahasa Latin, sementara ejaan yang disebut sebagai ejaan Latin Klasik hanya digunakan sebagai pembanding. Ga-i-us diucapkan dengan penekanan pada suku kata pertama, sehingga dua suku kata terakhir terdengar "seolah-olah" bersambung, cocok dengan bunyi alih aksara "gayus" versi Alkitab Bahasa Indonesia. Dengan berpatokan pada cara eja bahasa Latin Gereja, Cicero memang dibaca sisero seperti ejaan Inggris, Demikian pula Lucius menjadi Lusius, dan Gneus menjadi Nyeus (sama seperti signal menjadi sinyal, demikian pula Magna Carta harus dibunyikan "manya karta", gn dibunyikan ny di sini mengikuti kaidah ejaan Latin Gereja). Gabungan vokal ae dan oe dibaca "e" pepet menurut ejaan Latin Gereja, karena itu tulisan "amoeba" dibaca "ameba" dan "caesar" dibaca "sesar" (persis seperti bunyi kata "sesar" dalam frasa "bedah sesar") bukan "sizer" seperti dalam ejaan Inggris. Menurut kaidah ejaan Latin Gereja (baik yang digunakan dalam Gereja maupun di bidang sains), semua huruf c yang diikuti vokal i, e, ae, dan oe berubah bunyi menjadi s, selain dari itu bunyinya k. Satu lagi, bahasa Latin standar tidak memiliki fonem "je" seperti bahasa Indonesia. Huruf J hanyalah pengganti huruf I pada awal kata (yang memang dibaca "je" di negara-negara yang warganya kesulitan mengucapkan kata berawalan fonem "ye"), sehingga seharusnya dieja seperti huruf J dalam bahasa Belanda. Julius seharusnya berbunyi "yulius" bukan "julyes" seperti ejaan Inggris, demikian pula Juventus seharusnya dibunyikan "yuventus" bukan "juventes" seperti ejaan Inggris. Alih aksara Alexandros menjadi Aleksander dan Julius Caesar menjadi Yulius Kaisar bukan tanpa dasar. Sebagaimana yang anda ketahui, sejarah Eropa masuk ke Indonesia melalui kurikulum Belanda, salah satu negara Eropa Barat yang dahulu kala menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa persatuan. Karena sejarah Abad Kuno adalah salah satu mata pelajaran klasik yang dilestarikan oleh Gereja, maka bangsa-bangsa Eropa Barat sudah tentu mendapatkannya melalui bahasa Latin, bukan bahasa Yunani. Karena itulah bentuk Latin dari nama Alexandros (yaitu Alexander, dibaca Aleksander) yang populer dalam ilmu sejarah di Indonesia, bukan Aleksandros maupun Iskandar. Yulius Kaisar adalah gabungan ejaan Latin dari Julius a.k.a. Iulius, dan ejaan Yunani dari Caesar, yaitu Kaisar. Sekali lagi Alkitab yang jadi acuan alih aksara "caesar" menjadi "kaisar" (Matius 22:21); kebetulan sekali "yulius kaisar" juga merupakan bunyi pengucapan nama IVLIVS CAESAR menurut ejaan Latin Klasik (menurut ejaan Latin Gereja akan berbunyi "yulius sesar"). Jika ingin mengganti seluruh nama Latin dengan bentuk aslinya, silahkan saja, tapi sebaiknya konsisten, dan mengikuti bentuk baku bahasa Latin, misalnya Julius Caesar menjadi "Iulius Caesar". Terima kasih sudah menikmati membaca artikel Kleopatra. Saya bukan penerjemahnya, hanya memperbaiki saja تابيق ~ Japra(obrol)11 Desember 2018 22.53 (UTC)Balas
Terima kasih jawabannya, Bung Japra atas penjelasannya. Sekarang jadi lebih jelas dari sebelumnya, terutama mengenai teks-teks gereja yang dijadikan sumber. Namun dari penjelasan ini juga masih tersisa banyak pertanyaan dan ketidakkonsistenan, misal:
Katakan "Gaius", "Yulius" dan "Kaisar" kita gunakan dengan dasar teks gereja. Tapi transformasi c -> s yang Bung Japra lakukan pada Sisero, Lusius, dsb. jadi tidak konsisten dengan perubahan Caesar -> Kaisar yang Bung Japra lakukan. Malah situs yang Bung Japra rujuk memakai "Lukius" untuk Lucius (Roma 16:21).
Kalau dikatakan berasal daeri "Ejaan Latin Gereja", aku belum menemukan juga sumbernya yang membuktikan kalau Latin Gerejawi mengubah c->s. Kalau dicari-cari sumbernya, baik "Ecclesiastical Latin" (sumber: wiktionary) maupun bahasa Italia sekarang (sumber: Google translate, terus pencet tombol "speaker" dibawah untuk mendengar) menggunakan bunyi tʃ (seperti bunyi check dalam bahasa inggris, dan dekat dengan cacing di Bahasa Indonesia). Boleh tau dari mana sumber bung Japra kalau Cicero menjadi S?
Saya juga ragu kalau "Magna" atau "magnum" dan teman-temannya diucapkan atau ditulis dengan "ny". Apakah Pompeius Magnus, juga menjadi "Manyus"? Memang signal berubah menjadi sinyal (karena diserap dari bahasa Belanda, yang terpengaruh bahasa Prancis, sumber), tapi tidak selalu begitu. Misal magnet, diagnosis, Gnostisisme (yang tidak diserap melalui jalur Perancis/Portugis, dsb) tidak berubah menjadi "manyet", dsb.
Betul, hanya rujukan untuk kata "Kaisar". Nama-nama dalam Alkitab Bahasa Indonesia bukan hasil alih aksara dari bahasa Latin, melainkan bahasa Yunani. Karena itu Lukios (Lucius dalam bahasa Latin) dialihaksarakan menjadi Lukius (ejaan Latin Gereja dapat dipelajari di sini dan di sini).
Ini sumbernya. Memang tidak betul-betul berbunyi sisero, tetapi juga tidak dapat dibunyikan cicero (dengan bunyi "ce" tajam seperti "cicak"). Yang paling mendekati adalah sisero ("seh" lebih mendekati bunyi "ce" lemah/ semacam "tseh" dalam bahasa Italia atau bahasa Inggris).
Silahkan baca buku ini. Magnet, diagnosis, dan gnostik adalah istilah Yunani yang diucapkan dengan ejaan Yunani. kalau dibaca menurut kaidah ucapan bahasa Latin Gereja ya jadinya "manyet", "dianyosis", dan "nyostik"
Di [buku yang Bung Japra pranalakan di atas ditulis tuh: di depan ae, oe, e dan i, c diucapkan seperti c dalam contoh (halaman 1). Bukannya ini sudah jelas? Menurutku ini berlaku pada Cicero, Lucius, Decidius (dan termasuk Caesar juga). Bahkan buku itu sendiri juga menulis Cicero di halaman iv. Ini sama juga dengan sumber-sumber internasional yang kubaca. Mengenai gn, mungkin Bung Japra benar, tapi aku coba baca-baca lagi HaEr48 (bicara) 12 Desember 2018 03.02 (UTC)Balas
Tabel
Kalau dirangkum dalam bentuk tabel mungkin jadinya begini
Wah keren tabelnya, Bung HaEr48. Memang pengucapan huruf "c (+ e, i, ae, oe)" menurut ejaan Latin Gereja punya banyak variasi di Eropa. Mungkin variasi-variasi ini (terutama c jadi s) yang menyebabkan bunyi c dari nama Latin lazimnya dialihaksarakan menjadi fonem s dalam bahasa Indonesia di kalangan umat Katolik, misalnya Lucia jadi Lusia, Marcellus jadi Marselus, dsb. Mungkin saya telah melakukan kekeliruan dengan mengikuti kelaziman alih aksara semacam ini. Bagaimanapun juga Bung HaEr48 dan semua wikipediawan/wati bebas menyunting artikel Kleopatra agar semakin konsisten, baik, dan informatif تابيق ~ Japra(obrol)12 Desember 2018 04.16 (UTC)Balas
Dalam kurun waktu sebulan, jumlah pembaca artikel Abad Pertengahan mencapai 21k, dengan rata-rata harian 679. Statistiknya bisa dilihat di sini: [2]. Selamat karena Anda sudah turut andil dalam mencerdaskan bangsa Indonesia Mimihitam 22 Oktober 2018 08.37 (UTC)Balas
Halo mas, mengingat mas sempat memulai memeriksa artikel Angkor Wat, saya sudah buatkan tabelnya di sini. Kalau dilihat dari sejarah suntingannya sih (dan setelah saya periksa juga) bagian yang perlu diperiksa sebenarnya hanya dari bagian Arsitektur, yang di atasnya sudah OK. Tapi mas fokus saja sama Kleopatra dulu, saya cuma buatkan tabelnya supaya kalau ada yang mau ngecek, bisa langsung fokus ke bagian yang benar-benar perlu diperiksa. Mimihitam 23 Oktober 2018 19.32 (UTC)Balas
Maaf kalau mengganggu. Saya takut salah soalnya. Di Wiki Inggris ada kalimat: "Hatzopoulos stresses the fact that Macedonians and other peoples such as the Epirotes and Cypriots".. kalau terjemahannya people di sini jadi "puak" benar tidak ya? Sama ada kalimat: "Polybius called Greeks and Macedonians as homophylos (i.e. part of the same race or kin)." Kalau kin jadi "sanak" benar tidak ya? Saya takut salah karena saya sadar kalau isu identitas Makedonia sensitif sekali di Eropa. Terima kasih banyak sebelumnya. Mimihitam 24 Oktober 2018 09.18 (UTC)Balas
Sorry, baru baca. Menurut saya sih, people dan kin-nya Mimihitam tidak salah. Soalnya saya juga sering menerjemahkan kata "people" tergantung konteksnya, bisa jadi puak, kaum, bangsa, suku, suku bangsa, orang, orang-orang, masyarakat, rakyat, umat, kawula, warga dsb. Soal Kin dalam konteks Yunani-Makedonia kuno memang tepat jadi "sanak" atau "kerabat". Justru inilah sebabnya negara Yunani keberatan dengan pemakaian nama Makedonia (nama suku bangsa yg masih tergolong bangsa Yunani) oleh sebuah negara baru yang notabene adalah pecahan negara suku bangsa Slav. تابيق ~ Japra(obrol)24 Oktober 2018 12.23 (UTC)Balas
Halo mas, saya mau numpang tanya, soalnya nyangkut nih. Mold-pressed glass enaknya diterjemahkan jadi apa ya, kaca hasil cetakan? Kaca hasil cetakan? Dan apakah tepat kalau translucent glass pieces diubah jadi "kepingan-kepingan kaca bening"? Terima kasih sebelumnya. Mimihitam 30 Oktober 2018 17.14 (UTC)Balas
Wah yang ini susah, Mas Mimihitam . Mold-pressed glass = Kaca cetak, gelas cetak, kaca cetak-kempa, gelas cetak-kempa. Translucent glass pieces = beling kusam, pecahan kaca kusam, kepingan kaca kusam. Translucent = kusam (dalam konteks "kaca", kusam = tembus cahaya tetapi tidak begitu tembus pandang = translucent). تابيق ~ Japra(obrol)31 Oktober 2018 00.48 (UTC)Balas
Halo mas, sedang menerjemahkan artikel Aztek ya? Kalau saya lihat, yang menulis artikelnya di Wiki Inggris lagi postdoc sejarah di Kopenhagen, dan spesialisasinya sejarah Nahuatl, jadi artikelnya memang sangat bagus untuk diterjemahkan ke sini . Salam. Mimihitam 3 November 2018 15.40 (UTC)Balas
Wah, ini barang bikinan "ahli" dong ya? Sebenarnya saya engga bisa dibilang "sedang menerjemahkan" juga sih, Mas Mimihitam . Kebetulan saja saya dapati artikel ini terbengkalai tidak dikembangan sedemikian lama. Jadi saya pikir, kalau ada waktu, mungkin saya akan tambah sedikit demi sedikit. Kalau ada yang berminat kembangkan, persilahkan saja, Mas. Kalau saya sendiri, waduh, jangankan artikel yang yang terbengkalai, artikel yang benar-benar sedang digarap saja progress-nya Mas tahu sendirilah.تابيق ~ Japra(obrol)3 November 2018 15.59 (UTC)Balas
Betul mas, kalau mau lihat profilnya ada di sini: [3]. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit kok hehehe, nanti akan saya bantu juga kalau artikel peradaban Maya sudah selesai (sembari melanjutkan pemeriksaan terjemahan). Mimihitam 3 November 2018 16.06 (UTC)Balas
Numpang tanya mas, "penitential palace of the tlatoani" enaknya diterjemahkan jadi apa ya? Saya lihat di sini istananya beda dengan istana2 yang didirikan oleh tlatoani2, yang terletak di sekitaran daerah suci Tenochtitlan. Tapi sewaktu saya google, saya nggak bisa menemukan satu informasi pun soal "penitential palace". Saya nggak berani sembarangan ubah jadi "istana pertobatan", karena selain istilahnya terlalu Samawi-sentris, saya juga nggak tahu pasti yang dimaksud dengan "penitential palace" itu apa, apakah itu sinonim dari "sacrificial" atau sesuatu yang lain? Untuk sementara saya tulis "istana penitensial". Apakah mas tahu jawabannya? Sebelumnya saya haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Mimihitam 9 November 2018 18.25 (UTC)Balas
Mas Mimihitam benar. Penance dalam konteks Aztek memang tidak tepat diterjemahkan "pertobatan" melainkan "penyilihan", "pengorbanan", "silih", atau "penitensi". Masyarakat Aztek percaya anugerah dewa-dewa itu harus ada silihnya, yaitu dibayar dengan persembahan darah. Dewa-dewa konon dapat dirayu, atau diredakan murkanya dengan persembahan darah. Jadi seluruh masyarakatnya, mulai dari imam, raja-raja, sampai rakyat jelata secara teratur mempersembahkan darah masing-masing. Salah satu bagian dari upacara penobatan Tlatoani Aztec adalah berpuasa dan melukai diri sendiri (mengucurkan darah dari badan sendiri). Inilah yang dimaksud dengan penance (silih) dalam konteks Aztek. Lagipula penance itu bukan berarti pertobatan alias "penyesalan dosa" (suatu keadaan mental), melainkan tindakan penebusan dosa, tindakan ganti rugi, alias "silih" (suatu tindakan fisik).تابيق ~ Japra(obrol)10 November 2018 02.22 (UTC)Balas
Terima kasih banyak atas jawabannya yang sangat mencerahkan. Kalau begitu saya terjemahkan jadi "istana silih tlatoani" saja ya (mengacu kepada pemahaman bahwa pengorbanan untuk dewa harus ada silihnya).. soalnya kalau jadi "istana pengorbanan tlatoani", takutnya menimbulkan kesan kalau di tempat tersebut, tlatoani dikorbankan layaknya kurban-kurban dari golongan tawanan. Terima kasih banyak sekali lagi atas bantuannya. Mimihitam 10 November 2018 05.27 (UTC)Balas
Terserah Mas Mimihitam dong. Saya justru lebih suka hasil terjemahan Mas Mimihitam sebelumnya, "Istana Penitensial". Mungkin saya akan ubah sedikit menjadi "Istana Penitensi". Meskipun sama artinya dengan "Istana Silih" atau "Istana Penyilihan", (bagi saya) frasa "Istana Penitensi Tlatoani" lebih terdengar "wajar".تابيق ~ Japra(obrol)10 November 2018 05.41 (UTC)Balas
Sudah saya kembalikan jadi "istana penitensi". Setelah saya periksa juga, sepertinya istilah "silih" cuma disamakan dengan penitensi dalam konteks gereja di Indonesia, kalau di KBBI nggak ada keterkaitan dengan praktik keagamaan sama sekali. Maka dari itu, saya sepakat dengan "istana penitensi'; selain terdengar lebih "wajar", juga supaya tidak membingungkan pembaca yang mungkin akan mencoba mencari di KBBI . Terima kasih. Mimihitam 10 November 2018 05.54 (UTC)Balas
Halo, mohon maaf sebelumnya kalau saya kebanyakan kirim pesan dan mengganggu proyek Perang Enam Harinya. Mohon maaf juga kalau misalkan saya "membajak" proyek Azteknya, soalnya saya memang sangat tertarik dengan sejarah peradaban di Amerika, dari Cahokia sampai Inka. Maafkan juga kalau misalkan hasil terjemahan saya ada yang salah atau terkesan aneh. Tapi sepertinya dalam waktu sepekan ke depan, proyek Aztek akan selesai. Bagian sejarah mungkin akan selesai hari ini atau besok, dan setelah itu yang tersisa tinggal bagian definisi, seni, sejarah pascakolonial, dan tinggalan sejarah. Mengingat mas sudah memulai bagian definisi, apakah mas bersedia membantu menyelesaikannya? Karena mas sudah memulai dengan alur mas sendiri, akan lebih pantas kalau diakhiri dengan alur yang sesuai dengan gaya mas Japra . Nanti bagian yang lain (termasuk tinggalan sejarah) akan saya urus (walaupun mungkin di bagian seni, kalau ada istilah yang aneh-aneh saya mungkin akan perlu bertanya, daripada malu bertanya sesat di jalan). Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya . Mimihitam 12 November 2018 09.08 (UTC)Balas
Mas Mimihitam ini gimana sih, kan saya sudah saya bilang, artikel Aztek cuma kebetulan saja saya dapati terbengkalai. Kalau ada orang yang mau kembangkan saja, saya sudah ikut senang, ya seperti Mas Mimihitam ini. Kalau proyek pribadi atau artikel terjemahan sih saya memang suka rampungkan terlebih dahulu, barulah saya serahkan untuk dikoreksi oleh wikipediawan-wikipediawati, mau koreksi selagi proyek/terjemahan berjalan pun boleh saja, cuma biasanya saya akan tanya alasannya, siapa tahu dapat ilmu baru dari yang lebih tahu. Soal Aztek, setelah saya baca hasil terjemahan Mas Mimihitam , sepertinya saya lebih suka pada pilihan kata dan gaya bahasa Mas Mimihitam . Oleh karena itu, saya justru berharap Mas Mimihitam menyelesaikan keseluruhan artikel, dan menyesuaikan hasil terjemahan saya dengan gaya bahasa Mas Mimihitam tanpa merasa sudah "membajak" apa-apa. Soalnya kalau Mas Mimihitam mengharapkan saya yang selesaikan artikelnya, yah siap-siap saja menunggu dengan kesabaran ekstra yang saya yakin bakal bikin Mas Mimihitam geregetan setengah mati. تابيق ~ Japra(obrol)12 November 2018 09.27 (UTC)Balas
Mohon maaf kalau penggunaan kata saya sebelumnya bikin salah paham. Yang saya maksud adalah "menyelesaikan bagian definisi" saja, tapi nggak apa2, mas fokus sama sama Perang Enam Hari, nanti biar saya saja yang selesaikan artikel Aztek dan sesuaikan penggunaan istilah/gaya bahasanya. Terima kasih . Mimihitam 12 November 2018 09.34 (UTC)Balas
Saya sudah membuatkan tabel penerjemahan untuk proyek Anda, silakan lihat di sini. Jika Anda merasa penulisan tabelnya kurang sesuai, jangan ragu untuk langsung memperbaiki tabel itu. Mohon maaf jika saya pernah berbuat kesalahan pada Anda di masa lalu. HanamanteoHalaman pembicaraan saya21 November 2018 05.21 (UTC)Balas
Halo mas, numpang tanya, kalau Grand Duchy = Kadipaten Agung, lantas Archduchy dijadikan apa ya? Kalau saya jadikan "Kadipaten Agung" benar tidak ya, karena Archbishopric = Keuskupan Agung dan Archangel = Malaikat Agung? Kalau iya, berarti Archduchess Maria Theresa = Adipatni Agung Maria Theresia? Terima kasih sebelumnya. Memanggil juga: Hafidh Wahyu P. Mimihitam 27 November 2018 16.36 (UTC)Balas
Archduke (Erzherzog) adalah gelar kuno yang sebenarnya setara dengan gelar "Adipati Agung" (Großherzog), yakni pangkat di atas "Adipati" (Herzog) biasa, asalnya dari bahasa Latin Archidux, yang berarti Adipati Utama, Penghulu Adipati, atau Perdana Adipati (arti kata perdana dalam konteks ini sama dengan arti kata perdana dalam frasa "Perdana Menteri"). Gelar kuno ini dimunculkan kembali oleh wangsa Habsburg Austria, dan digunakan sebagai gelar bagi bangsawan dengan derajat kehormatan di bawah kaisar dan raja, tetapi lebih tinggi daripada pangeran berdaulat (Fürst) dan adipati agung. Setahu saya gelar ini pada Zaman Modern hanya digunakan secara ekslusif oleh wangsa Habsburg. Saya cenderung akan terjemahkan menjadi "Adipati Utama", mengacu pada bentuk Latinnya. Soal Archbischopric = Keuskupan Agung dan Archangel = Malaikat Agung, hanya mengikuti istilah yang digunakan Gereja Katolik di Indonesia, lagi pula tidak ada istilah Grand Bishopric maupun Grand Angel kan? Khusus untuk Archangel, artinya bukan saja Malaikat Agung, tetapi juga Penghulu Malaikat. Saya menduga Arch jadi Agung ini dipengaruhi penggunaan kata Agung atau Ageng dalam bahasa Jawa, yang bukan saja diartikan "besar" (lawan dari kata "alit") melainkan juga "utama" atau "tertinggi", Misalnya "Sultan Agung" atau "Ki Ageng", maklum saja, banyak sekali istilah Katolik Indonesia diserap dari bahasa Jawa. Arcduchess Maria Theresia mungkin tepatnya diterjemahkan menjadi Adipati Utama Maria Theresia. "Adipatni" juga boleh, karena merupakan bentuk feminin dari Adipati dalam bahasa sanskerta.تابيق ~ Japra(obrol)27 November 2018 17.12 (UTC)Balas
Terima kasih banyak atas jawabannya yang mencerahkan. Betul istilahnya hanya digunakan di Austria, dan saya setuju kalau Adipati Utama paling tepat karena istilahnya menunjukkan kalau mereka itu "penghulu" daerah-daerah di bawahnya seperti Grafschaft Tirol atau Kadipaten Steiermark. Mimihitam 27 November 2018 23.30 (UTC)Balas
Saya rasa edik lebih tepat jadi "maklumat" (sesuatu yang dimaklumkan; sesuai arti kata asalnya "edictum", pemakluman undang-undang, titah, ketetapan dsb), ketimbang "titah" (perintah, amanat, sabda raja). Titah tidak selamanya ditujukan kepada seluruh rakyat, sementara edik disiarkan dengan maksud agar diketahui sebanyak mungkin orang. Ngomong-ngomong, kenapa tidak diterjemahkan jadi "ediktum" saja? Beda tipis dengan kata "diktum" (pernyataan resmi, amar putusan). Ediktum berarti diktum yang dimaklumkan. Kata edik belum ada dalam KBBI, tetapi kata diktum sudah ada.تابيق ~ Japra(obrol)2 Desember 2018 15.17 (UTC)Balas
Maaf baru lihat. Kala ubegitu saya pindahkan jadi "maklumat" boleh ya? Ediktum juga lebih pas daripada "edik", tapi sepertinya juga belum ada di KBBI. Mimihitam 5 Desember 2018 07.31 (UTC)Balas
Mohon maaf sebelumnya kalau misalkan saya jadi "melencengkan" beberapa bagian di artikel Kleopatra. Seharusnya sedari awal saya ikuti insting saya untuk tidak ikutan sebagai pengusul, karena saya sudah khawatir karena saya tidak terlibat dalam pembuatan artikelnya, jadi tidak tahu menahu soal substansinya. Tapi akhirnya saya ikutan karena GE mengatakan ia butuh bantuan dalam hal "substansi". Lain kali saya hanya akan ikutan dalam pengusulan artikel yang saya buat sendiri saja. Jadi kalau misalkan Ketopong Benty Grange akan diusulkan sebagai AP, saya nggak akan ikut2an hehehe. Mimihitam 27 Desember 2018 12.37 (UTC)Balas
Justru saya yang harusnya minta maaf, sama Mas Mimihitam karena sudah bersikap irasional, padahal cukup tolak perubahan dengan alasan, seperti yang Mas-Mas lakukan. Saya juga seharusnya minta maaf sama Mas GE karena sudah berusaha ajak saya ikut nimbrung sejak awal, tetapi berhubung Mas GE tidak tersinggung, jadi permintaan maafnya saya simpan dulu sampai kapan-kapan kalau ada salah sama dia. تابيق ~ Japra(obrol)27 Desember 2018 13.02 (UTC)Balas
Menurut saya ketiganya perlu diprioritaskan karena sudah dapat bintang (masak artikel-artikel dengan bintang bisa ada tulisan terjemahan tak akurat???). Terima kasih banyak.
Mari kita awali tahun 2019 ini dengan mengikuti ajang Tantangan Eropa! Dalam ajang kali ini, Anda dapat memilih salah satu dari dua jenis tantangan, yaitu tantangan merintis artikel atau mengembangkan artikel. Jika Anda memutuskan untuk merintis artikel, ada 15 tantangan unik yang perlu dilewati, sementara jika Anda mau mengembangkan artikel, Anda dapat menulis sendiri ataupun menerjemahkan dari artikel yang sudah menjadi artikel pilihan di Wikipedia lain. Mereka yang berhasil menyelesaikan tantangan merintis artikel akan mendapatkan bingkisan dari Wikimedia Indonesia. Mereka yang berhasil menyelesaikan tantangan mengembangkan artikel juga akan mendapatkan bonus kartu pos dari Eropa. Ajang ini akan dibuka pada tanggal 2 Januari dan ditutup pada tanggal 1 Februari 2019. Bergabunglah sekarang! MediaWiki message delivery (bicara) 31 Desember 2018 09.47 (UTC)Balas