Pelangi kabut atau juga dapat disebut sebagai pelangi putih[1] adalah fenomena alam yang mirip dengan pelangi; namun, seperti yang tersirat dari namanya, pelangi ini tampak seperti busur yang terselubung dalam kabut, bukan hujan.[2]
Karena ukuran tetesan air yang sangat kecil dalam kabut —lebih kecil dari 0,05 milimeter (0,0020 in)— pelangi ini memiliki warna yang sangat lemah, dengan tepi luar merah dan tepi dalam kebiruan.[3] Warna memudar karena terbaur oleh efek difraksi dari tetesan yang lebih kecil.[4]
Dalam banyak kasus, ketika tetesan air yang ada sangat kecil, pelangi kabut akan muncul dalam balutan warna putih, dan karena itu terkadang disebut pelangi putih. Selain ukuran sudutnya yang lebih besar, ketiadaan warna ini merupakan ciri dari pelangi kabut yang membedakannya dari Gloria, yang memiliki banyak cincin berwarna pucat yang disebabkan oleh difraksi. Ketika tetesan yang membentuknya hampir semuanya memiliki ukuran yang sama, pelangi kabut dapat memiliki beberapa cincin bagian dalam, atau tiruan, yang warnanya lebih kuat daripada busur utama.
Pelangi kabut yang terlihat di awan, biasanya dari pesawat yang menghadap ke bawah, disebut pelangi awan. Pelaut terkadang menyebut pelangi kabut sebagai pelangi anjing laut.
Auguste Bravais (1847) "Sur le phénomène de l'arc-en-ciel blanc" (On the phenomenon of the white bow in the sky), Annales de Chimie et de Physique, 3rd series, 21: 348–361.