Secara historis, semua pedang Tiongkok diklasifikasikan menjadi dua jenis, jian (剑 jiàn) dan dao (Hanzi: 刀; Pinyin: dāo; Wade–Giles: tao1). Jian adalah pedang lurus bermata dua sementara dao bermata tunggal (golok), dan sebagian besar melengkung dari mulai era Dinasti Song. Jian diterjemahkan sebagai pedang panjang dan dao sebagai pedang bermata tunggal atau pisau. Jian yang terbuat dari perunggu muncul pada pertengahan abad ke-3 SM, kemudian beralih ke besi tempa dan baja selama akhir Periode Negara Berperang. Selain senjata khusus seperti pedang panjang dengan pegangan polearm, pedang Tiongkok kebanyakan panjangnya sekitar 70-110 cm, meskipun pedang yang lebih panjang juga telah ditemukan.[1]
Pedang Tiongkok juga digunakan di Jepang dari abad ketiga hingga keenam, tetapi digantikan oleh pedang Korea dan pedang asli Jepang pada pertengahan era Heian.[2]
Andrade, Tonio (2016), The Gunpowder Age: China, Military Innovation, and the Rise of the West in World History, Princeton University Press, ISBN978-0-691-13597-7.
Coyet, Frederic (1975), Neglected Formosa: a translation from the Dutch of Frederic Coyett's Verwaerloosde Formosa
Crespigny, Rafe de (2017), Fire Over Luoyang: A History of the Later Han Dynasty, 23-220 AD, Brill
Graff, David A. (2002), Medieval Chinese Warfare, 300-900, Routledge
Graff, David A. (2016), The Eurasian Way of War: Military practice in seventh-century China and Byzantium, Routledge