Karena lokasinya yang unik, yaitu sangat berdekatan dengan landasan paju Bandar Udara Internasional Putri Juliana, banyak orang dan penggemar pesawat datang dan mengunjungi pantai ini setiap harinya. Menonton pesawat yang akan mendarat dan lepas landas menjadi atraksi wisata yang menarik ditambah lagi ada banyak jadwal penerbangan yang dipasang di kafe-kafe di sekitar pantai, dan adanya pengeras suara yang menyiarkan transmisi radio antara pilot dan menara kontrol bandara.
Pesawat yang akan mendarat harus mendarat sedekat mungkin ke awal landasan, karena panjang landasan hanya 2,300 m dan mengakibatkan pesawat harus melakukan pendekatan akhir mereka dekat dengan pantai.[1]
Ada bahaya pada pengunjung pantai, terutama pada saat pesawat lepas landas, akan ada efek jet-blast yang ditimbulkan dan bisa membahayakan para pengunjung pantai, karena dapat mengakibatkan cedera bahkan kematian.Beberapa pagar tambahan telah dibangun untuk mencegah orang bergantung pada pagar utama untuk merasakan sensasi dari jet blast yang bisa membahayakan.
Pantai ini berpasir putih dan mengalami vegetasi yang sedikit atau bahkan tidak sama sekali, yang merupakan efek dari jet-blast.[2] Selain itu ada banyak hotel,resor,restoran,bar, dan kelab malam di sekitar pantai ini. Selain itu pantai ini juga terkenal di kalangan pecinta olahraga air karena ombaknya yang besar.
Sejarah
Pada 16 Oktober 2008, area di sekitar Pantai Maho diterjang oleh Badai Omar yang menyebabkan beberapa bar dan restoran hancur.
Pada 12 Juli 2017, saat Caribbean Airlines Penerbangan 457 lepas landas dari bandara, seorang wanita berusia 57 tahun dari Selandia Baru terbunuh karena ledakan jet. Wanita itu berpegangan pada pagar di ujung landasan saat angin dari ledakan jet tersebut meniupnya, menyebabkan kepalanya menabrak beton.[3]