Awalnya digelari "Pangeran Fushimi Sadamaro", ia diadopsi oleh wangsa Yamashina-no-miya pada 1869, kemudian berpindah ke wangsa Komatsu-no-miya pada 1885. Ia kemudian diadopsi oleh Kaisar Meiji sebagai pewaris potensial untuk tahtanya pada 1886. Ia meneruskan gelar Higashifushimi-no-miya setelah kematian kepala pertamanya, Pangeran Komatsu Akihito, pada 3 Februari 1903.
Raja David Kalākaua, raja terakhir yang memerintah Kerajaan Hawaiʻi, mengunjungi Jepang saat tur mengitari dunianya pada tahun 1881. Ia menjadi kepala negara asing pertama yang mengunjungi Jepang. Pada saat kunjungannya, ia mengusulkan aliansi pernikahan antara wangsa kerajaan Jepang dengan Hawai'i, dimana kemenakannya (Putri Ka'iulani) akan dinikahkan dengan Pangeran Higashifushimi Yorihito (kemudian bergelar Pangeran Yamashina Yorihito). Usulan yang ditolak tersebut memberi dampak signifikan bagi nasib Kerajaan Hawaii di kemudian hari.
Pada 10 Februari 1898, Pangeran Higashifushimi Yorihito menikahi Iwakura Kaneko (1876–1955), putri sulung Pangeran Iwakura Tomomi. Karena pasangan tersebut tak memiliki anak, garis keturunan Higashifushimi-no-miya menjadi punah dengan kematian Pangeran Yorihito.
Pada 1931, Kaisar Hirohito memerintahkan saudara iparnya, Pangeran Kuni Kunihide, untuk meninggalkan status Keluarga Kerajaan dam menjadi Bupati Higashifushimi Kunihide (hakushaku di bawah sistem parlemen kazoku), untuk menghindari penggunaan nama Higashifushimi.
Janda Putri Kerajaan Higashifushimi Kaneko menjadi rakyat biasa pada 14 Oktober 1947, dengan pembubaran cabang kadet Keluarga Kekaisaran otoritas pendudukan Amerika. Ia meninggal di Tokyo pada 1955.