Operasi Varsity (24 Maret 1945) adalah salah satu strategi yang ada pada Perang Dunia II, dirancang oleh pasukan sekutu untuk mengamankan dan mengontrol wilayah Jerman Barat. Rencananya untuk melemahkan berbagai upaya pertahanan Jerman.[1]
Operasi Varsity membuat sejarah sebagai operasi udara tunggal terbesar yang dilakukan dalam satu waktu saat Perang Dunia II[1] dan membuat catatan sebagai perang di udara yang tak tertandingi.[2] Dengan menyeberangi Sungai Rhine[3][4] 24 - 31 Maret 1945, Pesawat C-47 mendaratkan ratusan pasukan terjun payung dan persediaan mereka di atas wilayah Rees-Wesel di sebelah timur Rhine. Dan sekitar 40.000 penerjun payung dijatuhkan oleh 1.500 pesawat pengangkut. Serta Lebih dari 16.000 pasukan terjun payung Amerika, Inggris, dan Kanada serta ribuan pesawat datang bersama-sama untuk membantu pasukan darat mengamankan tanah yang sangat penting di sekitar Rhine.[1]
Operasi Varsity mencakupi Divisi Merah ke-6 Britania Raya 'Setan Merah', yang diperintahkan oleh Mayjen Eric L. Bols, dan 'Thunder From Heaven' dari Divisi Lintas Udara AS ke 17, dipimpin oleh Mayjen William 'Bud' Miley.[2] Di bawah Mayor Jenderal Matthew B. Ridgway Divisi Korps Lintas Udara AS A. XVIII ditugaskan untuk menangkap dan mengamankan desa Hamminkeln, bagian dari Diersfordter Wald. Divisi Lintas Udara ke-6 Inggris ditugaskan untuk mengamankan tiga jembatan disepanjang sungai Issel, dan Divisi Udara ke-17[5] AS yang bertugas mengambil alih Diersfordt dan Diersfordter Wald. Setelah sasaran-sasaran yang ada di udara ini diamankan, divisi-divisi di udara harus menahan mereka sampai pasukan darat Sekutu bergabung dengan mereka. Hanya dalam satu hari, upaya Operasi Varsity ini membantu pasukan Sekutu mempertahankan kemenangan di darat, mengendalikan kota, desa, dan benteng penting Jerman.[1]
Operasi Varsity ini mengalami kerugian lebih sedikit daripada yang diperkirakan para ahli militer. Dari 7.220 tentara asli mereka, Divisi Lintas Udara ke-6 kehilangan 1.400 orang yang tewas, terluka, atau hilang dalam aksi. Kerugian dari Divisi Lintas Udara ke-17 hampir sama, di 1.300 dari 9.650. Kedua divisi bersama-sama menangkap sekitar 3.500 tawanan perang.[5]
Meskipun Operasi Varsity sukses dilaksanakan, beberapa kesalahan terjadi disini. Kesalahan terbesar terjadi ketika seorang Pilot memimpin sekelompok pasukan terjun payung ke zona penurunan yang salah. Resimen dan pasukan yang dipimpinnya ke Jerman seharusnya singgah di Zona W, sebuah tempat terbuka yang hanya beberapa mil di utara kota Wesel. Namun, ketika kelompok itu tiba di dekat Zona W, mereka bertemu kabut berawan yang menutupi tanah, dan para pilot bingung ke mana harus menjatuhkannya. Dengan sedikit arahan, resimen terbagi menjadi dua kelompok - dan penurunan dilakukan di dua lokasi yang berbeda. Setengah dari pasukan terjun payung mendarat di Zona W, tetapi Kolonel Raff dan hampir 700 pasukan terjun payung mendarat di dekat kota Diersfordt. Zona ini seharusnya menjadi zona penurunan Inggris, Untungnya, tidak ada pasukan yang bertabrakan dan pasukan terjun payung dapat berkumpul kembali dan akhirnya dapat menyesuaikan diri dengan cepat.[5]