OKR

Tujuan dan hasil kunci (lebih dikenal dalam bahasa Inggris: objectives and key results, disingkat OKR) adalah konsep kerangka kerja yang bertujuan untuk mengartikan dan melacak tujuan yang diinginkan beserta capaiannya.

Gambaran

OKR terdiri atas objektif (tujuan yang terdefinisi dengan jelas) dan 3–5 key results (tindakan spesifik untuk melacak capaian dari tujuan yang diharapkan).[1] Tujuan dari konsep OKR adalah untuk menjelaskan bagaimana cara mencapai objektif yang ditentukan melalui tindakan konkret, spesifik, dan dapat diukur.[2] Key result dapat diukur menggunakan skala persentase 0–100% atau satuan numerik lainnya (misal nilai rupiah, buah, dll.). Objektif juga harus didukung oleh inisiatif, yakni rencana dan tindakan yang dilakukan supaya objektif dan key result dapat tercapai.[3]

Saat merencanakan OKR, target ketercapaian key result yang dianjurkan adalah sebesar 70%.[4] Target sebesar 70% tersebut mendorong terbentuknya tujuan yang kompetitif. Apabila ketercapaian key result telah mencapai 100%, key result yang ada harus dievaluasi kembali.[5]

OKR dapat dibagikan ke semua elemen organisasi untuk menjelaskan tujuan organisasi ke kelompok-kelompok di dalamnya, sehingga mereka dapat menyesuaikan.[1] Penerapan OKR semestinya bertujuan untuk menghindari terciptanya pendekatan waterfall. Meskipun demikian, beberapa kritik justru menganggap OKR dapat menimbulkan pendekatan waterfall yang lebih besar.[6]

Sejarah

Perkembangan OKR umumnya dikaitkan dengan Andrew Grove yang dijuluki sebagai "Bapak OKR". Ia memperkenalkan pendekatan ini saat menjabat di Intel dan mendokumentasikannya dalam buku berjudul High Output Management yang terbit pada 1983.[7] Pada 1975, John Doerr yang menjabat sebagai pramuniaga di Intel mulai mengenal teori OKR sejak menghadiri pelatihan dari Andy Grove.[5] Konsep sederhana dan efektif dari Grove kemudian diperjelas oleh John Doerr.[5]

Pada 1999, Doerr bekerja untuk Kleiner Perkins. Pada saat itu juga dia memperkenalkan ide OKR-nya kepada Google.[8] Ide OKR dengan cepat menjadi inti budaya kerja Google sebagai "metodologi manajemen yang dapat membantu tercapainya fokus perusahaan terhadap suatu masalah penting dalam organisasi".[5] Doerr juga mempublikasikan kerangka kerja OKR dalam buku berjudul Measure What Matters pada 2017.

Larry Page, mantan CEO Alphabet dan salah satu pendiri Google, memuji OKR sebagai konsep yang "membantu kami tumbuh 10 kali lipat atau lebih. Konsep tersebut membantu kami mencapai tujuan yang berani, yakni 'mengelola informasi dunia'. Konsep tersebut juga telah membuat saya dan perusahaan ini tepat waktu dan berada di jalan yang benar".[5]

Setelah populer di Google, OKR kemudian mendapatkan perhatian di beberapa perusahaan teknologi lainnya,[9] seperti LinkedIn,[10] Twitter,[11] Gett, Uber,[12] dan Microsoft.[13]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Wodtke, Christina (2016). Introduction to OKRs. O’Reilly Media, Inc. ISBN 9781491960271. 
  2. ^ Calin, Denis (2019-02-03). "What is OKR?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2021. Diakses tanggal 2019-02-03. 
  3. ^ Maasik, Alexander. Step by Step Guide to OKRs. Amazon Digital Services LLC. 
  4. ^ "How to grade your OKRs". What Matters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-12. 
  5. ^ a b c d e Doerr, John (2018). Measure What Matters: How Google, Bono, and the Gates Foundation Rock the World with OKRs. Penguin Publishing Group. hlm. 31. ISBN 9780525536239. 
  6. ^ Formgren, Johan (2018-10-15). "Power of making a difference at work – Blog Article". Its in the Node. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2021. Diakses tanggal 2018-10-15. 
  7. ^ Grove, Andrew (1983). High Output ManagementPerlu mendaftar (gratis). Random House. ISBN 0394532341. 
  8. ^ Levy, Steven (2011). In The Plex: How Google Thinks, Works, and Shapes Our Lives. Simon & Schuster. hlm. 162–3. ISBN 978-1-4165-9658-5. 
  9. ^ "OKR Cycle". Enterprise Gamification. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2021. Diakses tanggal 14 August 2019. 
  10. ^ "The Management Framework that Propelled LinkedIn to a $20 Billion Company". First Round Review. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2021. Diakses tanggal 10 January 2014. 
  11. ^ Wagner, Kurt. "Following Frat Party, Twitter's Jack Dorsey Vows to Make Diversity a Company Goal". recode. Vox Media, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2021. Diakses tanggal 3 November 2015. 
  12. ^ Fowler, Susan. "Reflecting On One Very, Very Strange Year At Uber". Susan Fowler Blog. Susan Fowler. Diakses tanggal 2018-04-19. 
  13. ^ Chadda, Sandeep. "6 things I learnt about OKRs @ Microsoft". Medium. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2021. Diakses tanggal 2020-09-09. 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41