Electronic serial number (ESN, bahasa Indonesia: nomor seri elektronik) dibuat oleh Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) untuk mengidentifikasi perangkat seluler secara unik, sejak zaman AMPS di Amerika Serikat yang dimulai pada awal tahun 1980-an. Peran administratif diambil alih oleh Asosiasi Industri Telekomunikasi (TIA) pada tahun 1997 dan masih dipertahankan oleh mereka. ESN saat ini terutama digunakan pada ponsel CDMA (dan sebelumnya digunakan oleh ponsel AMPS dan TDMA), dibandingkan dengan nomor International Mobile Equipment Identity (IMEI) yang digunakan oleh semua ponsel GSM.[1]
Delapan bit pertama dari ESN pada awalnya adalah kode produsen, menyisakan 24 bit bagi pabrikan untuk menetapkan hingga 16.777.215 kode ke ponsel. Agar lebih dari 256 produsen dapat diidentifikasi, kode produsen diperpanjang menjadi 14 bit, sehingga menyisakan 18 bit bagi produsen untuk menetapkan hingga 262.144 kode. Kode pabrikan 0x80 dicadangkan dari penetapan dan digunakan sebagai awalan delapan bit untuk nomor pseudo-ESN (pESN). Sisa 24 bit lainnya adalah bit yang paling tidak signifikan (LSB) dari hash SHA-1 dari mobile equipment identifier (MEID). Pseudo-ESN tidak dijamin unik (MEID adalah pengenal unik jika ponsel memiliki pseudo-ESN).
ESN sering direpresentasikan sebagai nomor desimal 11 digit atau nomor heksadesimal 8 digit. Untuk format desimal, tiga digit pertama adalah representasi desimal dari delapan bit pertama (antara 00 dan 255 inklusif) dan delapan digit berikutnya berasal dari 24 bit yang tersisa dan akan berada di antara 0000000 dan 16777215 inklusif. Oleh karena itu, format desimal pESN akan dimulai dengan 128. Format desimal secara terpisah menampilkan kode produsen delapan bit dalam tiga digit pertama, tetapi kode 14 bit tidak ditampilkan sebagai digit terpisah. Format heksadesimal menampilkan ESN sebagai delapan digit dan juga tidak secara terpisah menampilkan kode produsen 14 bit yang menempati 3,5 digit heksadesimal.
Karena ESN pada dasarnya telah habis, sebuah format nomor seri yang baru, MEID, dibuat oleh 3GPP2 dan pertama kali diimplementasikan oleh Verizon pada tahun 2006. MEID memiliki panjang 56 bit, panjang yang sama dengan IMEI dan, pada kenyataannya, MEID diciptakan untuk menjadi superset dari IMEI. Perbedaan mendasar antara MEID dan IMEI adalah bahwa MEID mengizinkan angka heksadesimal sedangkan IMEI hanya mengizinkan angka desimal - "IMEI hanya terdiri dari angka desimal (0 sampai 9)".[2]
Kode ESN terakhir yang sebelumnya tidak digunakan dialokasikan pada bulan November 2008.[3] Permohonan untuk alokasi diterima hingga 30 Juni 2010 dengan menggunakan kode ESN yang telah direklamasi, yang sebelumnya dialokasikan kepada telepon AMPS atau TDMA dan oleh karena itu tidak ada pada sistem CDMA2000. Kode yang direklamasi juga telah digunakan untuk alokasi UIMID. Kode ditetapkan sesuai dengan pedoman industri.[4]
Meskipun penetapan ESN masih dapat dilakukan di masa depan berdasarkan permohonan yang diterima sebelum 30 Juni 2010, tidak ada penetapan yang dilakukan sejak 31 Desember 2010.
Rujukan
Pranala luar