Nikola
Milton sebagai pendiri dan pemimpinnya dijatuhi hukuman penjara, sekalipun perusahaan ini tetap beroperasi hingga kini.[2] Awal mulaNikola didirikan pada tahun 2014 di Salt Lake City, Utah. Perusahaan ini didirikan untuk mewujudkan mimpi Trevor Milton, seorang drop out dari Universitas Utah Valley. Mimpinya adalah membangun 700 stasiun pengisian ulang bahan bakar hidrogen di seluruh Amerika Serikat pada tahun 2028, yang terdengar terlalu ambisius dan muluk. Namun walaupun memang tidak masuk akal, dia tetap berhasil meraih kepercayaan investor. Awalnya dia mendapat investasi sebesar US$ 2 juta dari Worthington Industries pada tahun 2015. Worthington Industries merupakan kliennya saat masih terlibat dalam bisnis penyimpanan gas. Perusahaan ini mempercayai visinya karena memlihat bisnis bahan bakar hidrogen cukup potensial untuk dikembangkan. [3] General Motors kemudian berinvestasi kepada ide Milton dengan menanamkan US2 Miliar, dengan syarat mendapat 11 persen saham dan bisa memilih satu orang untuk duduk di dewan direksi. Hanya saja investasi ini bukan dalam bentuk uang, namun lebih kepada akses terhadap suku cadang yang sudah teruji layak digunakan.[4] ProdukPada tahun 2016, Nikola meluncurkan desain mewah untuk truk kelas 8 yang berupa semi trailer bertenaga gas alam yang disebut Nikola One, yang pada saat itu direncanakan untuk mulai diproduksi pada tahun 2020. Konsep ini diubah pada bulan Agustus 2016 menjadi generator bertenaga sel bahan bakar hidrogen alih-alih generator turbin gas bertenaga gas alam.[5] Pada saat itu, Nikola mengklaim telah menerima $2,3 miliar dalam bentuk pra-penjualan,[6] hingga saat ini[per kapan?] belum ada pengiriman yang terbukti pernah dilakukan. Namun Nikola tetap menjadi buah bibir dengan mimpinya yang fantastis, diiringi sosok Milton yang memang karismatik dan pintar bicara. Keberhasilan publiksi ini mendorong Nikola meluncurkan produk yang sebenarnya identik, namun mengalami sedikit perubahan desain, antara lain Nikola Two pada tahun 2019[7][8] [9] , dan Nikola Tre pada Bulan November 2019. [10] Nikola menyatakan bahwa Tre akan memiliki tenaga 500HP, dan jarak tempuh 1.200 km.[11] Prototype terakhir mereka, Nikola Badger, diluncurkan dengan spesifikasi torsi 980 ft. lbs. of, tenaga puncak 906 HP dan tenaga berkelanjutan sebesar 455 HP. Jarak tempuhnya diperkirakan 965 kilometer.[12] Jarak tempuh ini sangat impresif dibanding pesaingnya dari Tesla, Cybertruck, yang hanya bisa menempuh sekitar 402 km.[13] Namun akhirnya produk ini dibatalkan karena General Motors menarik diri dari mayoritas perjanjian kerjasama.[14] Tuntutan ke TeslaPada Bulai Mei 2018, Nikola terlihat berupaya menunggangi kepopuleran Tesla yang didirikan Elon Musk, dengan membuat tuntutan hukum atas Tesla Semi, yang terlihat mirip, dengan alasan melanggar paten yang telah diberikan kepada Nikola.[15] Tesla menanggapi dengan menyatakan tuntutan Nikoloa tidak memiliki dasar yang jelas.[16] Tesla berusaha membatalkan paten desain pintu samping yang diberikan Patent Trial and Appeal Board kepada Nikola, namun ditolak.[17] Tuntutan ini saling berbalas, dan akhirnya kedua perusahaan sepakat untuk berdamai dan membatalkan semua tuduhannya.[18] Awal terbongkarnya penipuanPaul Lackey, kontraktor dari EVDrive yang dikontrak Nikola untuk mengembangkan sistem Nikola One, sejak awal sudah berusaha memberi peringatan bahwa mobil ini sama sekali belum bisa bergerak, namun diabaikan oleh publik. Dia juga menyatakan mendengar sendiri bahwa Milton sebenarnya tidak peduli dengan isu lingkungan, dan lebih sibuk dengan upayanya meraup uang. Lackey sendiri mendapat benefit melalui kerjasamanya dengan Hindenburg Research dan tambahan US$600 ribu melalui aksi short selling atas saham Nikola yang anjlok, berkat ketelitiannya menganalisa masalah yang terjadi di Nikola.[19] Kesaksian Lackey, dipadu dengan laporan Hindenburg Research, akhirnya memicu penyelidikan SEC dan DOJ terhadap Nikola dan Trevor Milton. Elizabeth Fretheim, mantan Kepala Pengembangan Bisnis di Nikola, juga telah berulangkali memperingatkan Trevor Milton mengenai klaimnya yang terlalu bombastis dan membuatnya merasa "sakit", karena berpotensi merusak perusahaan dan kepercayaan investor.[20] CEO Nikola, Mark Russell, juga sudah berusaha memperingatkannya untuk membuat pernyataan yang sesuai dengan kenyataan, namun tampaknya diabaikan.[21] Kasus yang awalnya hanya rumor ini mulai menarik perhatian sejak 10 September 2020, saat terbuka fakta iklan Nikola tahun 2018 memperlihatkan prototypenya sudah bisa berjalan dengan kecepatan tinggi. Padahal truk tersebut berjalan menggelinding tanpa tenaga dari mesin apapun.[22] Analisa Hidenburg Research tersebut dikonfirmasi oleh Financial Times dan Research Enquirer[23] yang menyatakan bahwa truk tersebut bergerak dengan mengandalkan gravitasi di jalan menurun. [24] Berita ini dengan cepat meluas dan membuat anjlok baik saham Nikola maupun General Motors[25][26], sekalipun Milton mati-matian membantahnya. Milton bahkan mengancan akan menuntut Hidenburh Research. Dia juga menuduh aksi ini dilakukan oleh para penggemar Tesla yang tidak rela melihat Nikola menjadi pesaing berat mereka.[27] Kasus ini, bagaimanapun terlanjur menarik perhatian pengadilan. [28] PengadilanTrevor Milton, pendiri dan mantan CEO Nikola Corporation, akhirnya diadili atas tuduhan penipuan sekuritas dan pemalsuan informasi. Proses persidangan dimulai pada Oktober 2022 dan berlangsung selama satu bulan. Dalam pembelaannya, Milton mengklaim bahwa pernyataannya mengenai kemampuan teknologi Nikola adalah ekspresi optimisme dan visi masa depan, bukan fakta yang dapat diverifikasi saat itu juga. Dia juga menyatakan tidak memiliki niat untuk menipu investor. Mark Russell, CEO Nikola, bersaksi bahwa Milton melakukan publikasi kilat untuk menarik investor ritel, yang berkontribusi pada lonjakan harga saham perusahaan. Hal ini dilakukan Milton kecewa dengan performa para bankir yang menurutnya gagal mempromosikan saham Nikola kepada calon pembeli.[29][21] VonisPada Oktober 2022, juri menyatakan Milton bersalah atas satu tuduhan penipuan sekuritas dan dua tuduhan penipuan kawat. Setelah vonis, pada Desember 2023, Milton dijatuhi hukuman empat tahun penjara dan denda US$1 juta. [29] Sekalipun demikian, dia bisa tetap bebas beraktivitas dan tetap mengurusi Nikola dengan membayar sejumlah jaminan.[30] Dampak bisnisDalam beberapa hari pertama terbongkarnya iklan penipuan Nikola, saham Nikola langsung turun 10 persen, sementara saham General Motors turun 4 persen. Tangga 12 September, saham Nikola anjlok 36 persen.[25]. Kasus ini sempat merusak kepercayaan terhadap bisnis baru kendaraan dengan energi terbarukan, yang sebelumnya menjadi perhatian dengan munculnya Tesla. Namun, seperti juga pada kasus Theranos, pada akhirnya disadari bahwa memang entrepreneur yang membangun bisnisnya dari nol memang cenderung melebih-lebihkan pencapaian mereka demi menarik pendanaan, sementara investor sendiri kadang tidak berhati-hati membaca proposal bisnis yang disodorkan. Referensi
|