Nguyễn Chánh Thi ([ŋwiɜŋ˨˦ c̻ɐn˦ˀ˥ tʰɪj˧˥]; 23 Februari 1923 - 23 Juni 2007) merupakan seorang perwira Angkatan Darat Republik Vietnam. Dia dikenal karena terlibat dalam beberapa kudeta yang terjadi pada tahun 1960-an dan memiliki pengaruh besar terhadap dewan pemerintahan di Vietnam Selatan pada tahun 1964 sampai 1966. Dia diasingkan ke Amerika Serikat setelah kalah dalam perebutan kekuasaan di Vietnam Selatan yang dikuasai oleh kepala Angkatan Udara Republik Vietnam dan Perdana Menteri Nguyễn Cao Kỳ. Dikenal dengan gaya yang flamboyan dan ketidakberpihakan terhadap Amerika Serikat, pengasingan Thi didukung oleh pimpinan Amerika yang mendukung rezim Kỳ yang pro-Amerika Serikat.
Kehidupan awal
Thi lahir pada tanggal 23 Februari 1923 di Huế, ibu kota Dinasti Nguyễn saat itu.[1] Pada saat itu, Vietnam merupakan jajahan dari Indochina Prancis dan ayahnya merupakan seorang pegawai bawahan di kerajaan yang dikendalikan Prancis dan bertugas di Angkatan Darat Prancis pada Perang Dunia I.[2] Thi bergabung dengan Angkatan Darat Prancis pada usia 17; Beberapa bulan kemudian, Kekaisaran Jepang menginvasi Indochina selama Perang Dunia II, merebut kendali dari Prancis.[3] Thi menjadi tahanan perang Jepang selama beberapa bulan dan dia melarikan diri di tengah serangan bom Sekutu pada penjara militer Jepang. Menurut catatan keluarga, Thi ditangkap dan dipenjara oleh Viet Minh komunis dari Ho Chi Minh selama tiga bulan pada akhir perang tahun 1945 saat mereka mendeklarasikan kemerdekaan selama Revolusi Agustus.[1] Pada saat itu, terjadi kekosongan kekuasaan ketika Jepang kalah perang dan menarik diri keluar dari Vietnam. Prancis berusaha untuk menjajah kembali Indocina, sementara berbagai kelompok Vietnam memperjuangkan kemerdekaan Negara Vietnam.[3] Pada tahun 1946, terjadi konflik antara Vietminh dan Prancis. Saat itu, Vietminh telah mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokratik Vietnam. Sedangkan Prancis, mendirikan Negara Vietnam yang tergabung dalam Uni Prancis dan menempatkan mantan Kaisar Bảo Đại sebagai kepala negara. Thi bertugas di Tentara Nasional Vietnam.[1]
Era Diệm
Pada tahun 1954, Vietminh mengalahkan pasukan Uni Prancis pada Pertempuran Dien Bien Phu dan Prancis memutuskan untuk mengundurkan diri dari Vietnam. Berdasarkan Persetujuan Jenewa, Republik Demokratik Vietnam akan mengambil alih bagian utara negara tersebut, dan Negara Vietnam mengambil alih bagian selatan, sampai menunggu penyatuan kembali negara Vietnam secara nasional pada tahun 1956.[4] Sementara itu, Negara Vietnam dalam kondisi tidak stabil. Muncul kepercayaan sekte-sekte seperti Cao Đài dan Hòa Hảo yang memiliki angkatan perang pribadi dan negara de facto di Delta Mekong, sementara Bình Xuyên mengorganisir sindikat kejahatan yang mengendalikan polisi nasional serta memiliki angkatan perang. Mereka juga mendominasi perdagangan obat terlarang, pelacuran, dan perjudian ilegal di ibu kota Saigon.[5] Pada bulan April dan Mei 1955, Thi berperang di unit udara Tentara Nasional Vietnam untuk Perdana Menteri Diệm dalam melawan Binh Xuyen dalam Pertempuran Saigon. Setelah itu Diệm memberikan ultimatum agar Binh Xuyen menyerah. Binh Xuyen tidak memperdulikan ultimatum tersebut yang menyebabkkan Tentara Nasional Vietnam menyerang dan membubarkan Binh Xuyen setelah mengalami pertemuran. Keahilannya dalam berperang memberikan kesan yang baik di mata Diem dan menyebabkan Thi dianggap seperti anaknya sendiri.[6][7] Diệm mempromosikan Thi ke pangkat kolonel dan memberikannya tanggung jawab atas pasukan angkatan udara,[1] yang beberapa tahun kemudian diperluas menjadi sebuah divisi. CIA tidak begitu senang. Salah satu laporan menggambarkan Thi sebagai sosok yang oportunis dan tidak memiliki keyakinan kuat.[8] Seorang penasihat militer Amerika menilai Thi sebagai sosok yang keras, tidak bermoral, dan tak kenal takut, namun bodoh.[8] Pada bulan Oktober 1955, Diệm memecat Bảo Đại dalam sebuah referendum palsu yang diawasi oleh saudaranya Ngô Đình Nhu dan mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden Republik Vietnam yang baru. Tentara Nasional Vietnam berubah nama menjadi Tentara Republik Vietnam. Setelah Diệm membatalkan pemilihan reunifikasi, Perang Vietnam mulai terjadi.[9]