Neurosis adalah istilah umum yang merujuk pada gangguan jiwa karena adanya stress jangka panjang, namun tidak seperti psikosis yang melibatkan delusi atau halusinasi. Neurosis tidak memengaruhi pemikiran rasional, sehingga beberapa pasien yang mengalami neurosis masih dapat bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan wajar tanpa terlihat bermasalah.
Istilah ini telah dihapuskan dari DSM dan tidak digunakan lagi oleh komunitas psikiater di Amerika Serikat meskipun masih terdapat beberapa kontroversi terkait hal tersebut. Di sisi lain, istilah neurosis masih dipakai dalam ICD-10 serta komunitas psikolog di Indonesia. Hal itu dilakukan psikolog untuk membedakan penanganan pasien neurosis dengan pasien psikosis yang membutuhkan pengobatan dari psikiater untuk mengurangi gejala psikotik khususnya halusinasi.
Sejarah
Istilah neurosis berasal dari kata Yunani νεῦρον (neuron, "saraf") dan -ωσις -osis (kondisi sakit atau abnormal). Istilah neurosis diciptakan oleh dokter Skotlandia bernama William Cullen pada 1769 untuk merujuk pada "gangguan indera dan gerak". Cullen menggunakan istilah ini untuk menggambarkan berbagai gangguan dan gejala saraf yang tidak dapat dijelaskan secara fisiologis. Arti istilah ini didefinisikan ulang oleh Carl Jung dan Sigmund Freud pada awal dan pertengahan abad ke-20. Istilah ini terus digunakan dalam psikologi dan filsafat[1].
- ^ Russon, John (2003). Human Experience: Philosophy, Neurosis, and the Elements of Everyday Life. State University of New York Press. ISBN 0-7914-5754-0.