Ratih Suryahutamy (lahir 16 Mei 1988) atau dikenal dengan Neonomora atau biasa dipanggil Ra, adalah seniman, penyanyi, dan penulis lagu berkebangsaan Indonesia.[1][2]
Kehidupan awal
Dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang mengapresiasi musik dan seni, sejak di usia muda Neonomora telah tertarik mendengarkan berbagai jenis musik serta berbagai corak warna seni. Neonomora sekeluarga pindah ke Urbana-Champaign, Illinois, USA saat ayahnya menyelesaikan studi untuk gelar master di bidang ekonomi di University of Illinois, pada tahun 1990. Neonomora di waktu kecil adalah anak yang penuh energi dan selalu ceria. Meskipun bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu, namun ia dapat beradaptasi dengan cepat dan tidak menghadapi kesulitan mendapatkan teman-teman baru. Ia terbiasa menghadapi budaya dan bahasa yang berbeda-beda sejak masa kecil. Dalam waktu kurang dari setahun, ia telah menghapal semua lagu yang dipelajarinya sewaktu belajar di playgroup - The Head Start – Early Childhood Program di Urbana, Illinois, USA. Ibundanya melihat bakatnya menyanyi, dan memanfaatkan kesempatan itu untuk memotivasinya bernyanyi.[3]
Neonomora mulai menyanyi diatas panggung saat perayaan Natal di Urbana-Illinois, USA, pada tahun 1991, saat ia berumur 3 tahun, ia didorong untuk menyanyi sendiri di panggung oleh orangtuanya. Pada suatu saat, pamannya, yang saat itu adalah seorang music director dari sebuah stasiun radio, membawa pulang alat perekam suara untuk bekerja di rumah. Neonomora kecil melihatnya, meminta pamannya untuk merekam suaranya. Jadilah suara Neonomora kecil menyanyi berbagai lagu terekam, antara lain: ‘Mr.Sun, Sun Mr. Glowing Sun, Please shine on me’. Di usia 9 tahun, ibundanya membelikan album Mariah Carey “Number 1”, dan memintanya untuk berlatih bernyanyi. Untuk setiap keberhasilannya menyanyikan lagu bernada tinggi serta menghapal semua lagu-lagu di dalam album Mariah Carey, ibundanya akan menambahkan uang saku untuknya. Selanjutnya ia diperkenalkan untuk mendengarkan artis-artis soul dunia, seperti Etta James, Shirley Bassey, Ella Fitzgerald, Frank Sinatra, Stevie Wonder, Nina Simone, Earth Wind and Fire, serta banyak lagi artis soul legendaris, sementara ayahnya memperkenalkan dengan lagu-lagu, antara lain dari BeeGees, Queen, Stevie Wonder, Lionel Richie, and Michael Jackson.[3]
Agar memiliki energi dan jiwa positif dalam hidup serta menjaganya tetap sehat, ayahnya mendorong untuk mencintai olahraga, antara lain: renang, tennis dan golf. Namun, sebagai anak kecil Neonomora menderita apa yang ia sebut sebagai periode ‘bebek buruk rupa’ dalam hidupnya; ia merupakan korban bully, dan kecintaannya pada musik menjadi alasan utama ia menjadi target bully. Ia menyatakan dalam blognya ‘beberapa cewek jahat di sekolah suatu hari memaksa saya menyanyi di depan kelas, dan saat saya didepan kelas mereka mengambil apapun yang ada di tempat sampah dan melemparkan kemulut saya saat saya menyanyi”. Disamping didikan yang sangat kuat dari orangtuanya, Neonomora menyampaikan bahwa orangtuanya “keduanya adalah kelas-pekerja, jadi kita harus bekerja keras untuk apapun – ibundanya bekerja sejak pagi hari sampai larut malam di luar rumah, demikian juga ayahandanya”. Meskipun Neonomora dikenal sebagai gadis periang di keluarganya, ia menjadi anak yang introvert, karena kedua orangtuanya bekerja, dan ia menyampaikan bahwa musik adalah bentuk pelariannya dari masa sekolah yang penuh gejolak.
Ayahandanya, Bambang Khaeroni, dahulunya adalah Atase Perdagangan dan Industri Indonesia, dan ibundanya Kartika dimasa lalu adalah CEO dari sebuah BUMN di Indonesia. Dari garis ibundanya, ia merupakan keturunan dari Sultan Hamengkubuwono Pertama, Pendiri Kesultanan Mataram, Jogjakarta. Keluarganya senantiasa berpindah tempat tinggal karena tugas-tugas ayahnya, yaitu tugas belajar dan tugas sebagai diplomat, dan tinggal diberbagai tempat termasuk, Urbana-Champaign, Illinois-USA, Beijing-China, Taipei-Taiwan and Perth-Western Australia. Ibundanya juga penyanyi remaja dimasa lalu, tetapi tidak melanjutkan menyanyi sebagai karier. Ibundanya sering berpartisipasi dalam kompetisi menyanyi nasional, dan mendapat kehormatan dari Jack Lesmana, musisi ternama Jazz saat itu, untuk bernyanyi di TVRI – Nada & Improvisasi, dan cukup bangga memperoleh kesempatan untuk diiringi oleh partner-partner dari Jack Lesmana’s yang merupakan legenda musik Jazz Indonesia, seperti: Mus Mualim, Nick Mamahit, Benny Mustafa, Bubby Chen, Maryono. Karenanya tidak mengherankan bila ibunda Neonomora yang pertama-tama mengajarkannya menyanyi. Adik kandung Neonomora, Bam Mastro (Bramastro Sriehutomo Khaeroni) juga berkarier di bidang musik, sebagai penyanyi, pemain musik, penulis lagu serta produser.[3]
Karier
Neonomora memulai perjalanan musiknya sejak usia muda, yaitu saat berusia 12 tahun. Neonomora telah dipercaya menyanyi untuk beberapa iklan perusahaan serta iklan produk. Saat masuk salah satu SMAN (SMAN 77) di Jakarta, ia diminta untuk menjadi pemimpin sekaligus anggota kelompok paduan suara sekolah tersebut, dan pada suatu kompetisi musik nasional kelompoknya berhasil memenangkan juara pertama pada tahun 2004. Setelah itu, pada tahun 2005 mengikuti tugas diplomatik ayahandanya, ia bersama keluarga pindah ke Beijing, China dan melanjutkan sekolah di kelas 11 pada Beijing World Youth Academy. Sebagai remaja Neonomora banyak terlibat dalam aktivitas budaya di Kedutaan Indonesia, dan mulai menyanyi dan menari untuk umum maupun untuk kalangan diplomatik.
DI tahun 2007 saat masih menetap di Beijing, ia mendapat kesempatan untuk bekerjasama featuring dengan DJ Indonesia, yang saat itu bekerja di beberapa club di Beijing, dalam salah satu lagu di album DJ Osvaldo Nugroho ‘Light of My World’. Selama masa universitasnya di Perth Institute of Business & Technology untuk diploma for Communication Studies (2007-2008), serta Edith Cowan University (2008-2012), di Perth, Western Australia untuk Arts and Communication Major, ia tenggelam dalam lautan Seni, ia hampir melupakan kecintaannya pada menyanyi. Menyadari hal itu ia mulai mengkombinasikan semua kemampuan yang dimilikinya untuk membentuk suatu kreasi kekinian, dengan mulai memperkenalkan dirinya pada berbagai jenis maupun genre musik yang jauh lebih luas, yang telah meningkatkan percaya dirinya bahwa ia telah mulai dewasa sebagai artist dan sebagai musisi.
Pada tahun 2011, didorong oleh adik kandungnya (Bam Mastro), yang juga seorang penyanyi pada band yaitu Kings and Sons dan SaySky dari Perth - Western Australia, ia memperoleh bantuan dalam penulisan musik, produksi serta pengarahan musik. Bam menulis lagu `You Want My Love` dan Neonomora merasa sangat jatuh cinta pada lagu ini pada saat pertama mendengarnya. “Lagu ini berbicara mengenai diriku!”. Ia berteriak keras di studio saat mendengarkan lagu ini. Walau Bam mempunyai pandangan yang berbeda tentang liriknya, Neonomora menyatakan bahwa lirik lagu ini berbicara banyak tentang apa yang telah dilaluinya dalam hidup. “Mungkin semua berpikir lagu ini tentang cinta”. Ia mengatakan “Meskipun tentu tergantung pada pandangan masing-masing pendengarnya, tetapi untuk saya secara pribadi, ini seperti meneriakkan kepada dunia ‘saya tidak dapat lagi menunggu sampai besok pagi’ untuk menunjukkan betapa besarnya cinta saya pada hidup ini, pada orang yang saya cintai dan yang mencintai saya serta pada karunia yang telah saya terima dalam hidup. Hidup ini, tentunya ‘menginginkan cintaku’. Sejak saat itu, ‘kolaborasi kakak-beradik’ meningkat ke level yang lebih tinggi, ‘sebuah karier sepanjang hidup dalam dunia musik’. Ia selalu menginginkan musiknya dapat dinikmati penggemar musik dunia.[4]
Saat ia kembali ke Jakarta dari Perth pada tahun 2012, meskipun menghadapi berbagai kritik, ia percaya bahwa musik Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk terus meningkat seiring perjalanan waktu, meskipun untuk itu ia harus bekerja keras, memelihara kesabaran serta komitmen, untuk tidak terseret arus musik saat ini. Dan ia tahu bahwa suatu saat ia akan sangat berbahagia bersama sesama musisi Indonesia lainnya berada di posisi sudah dapat membawa musik Indonesia ke kancah musik dunia.[4]
Setelah pengamatan panjang atas berbagai genre musik serta didukung hasrat untuk mengangkat jenis musik yang disukainya saat beranjak besar, yaitu Soul, Blues, Jazz & RnB, dll; ia memulai apa yang diyakininya sebagai suatu fresh new-wave collaborative music sound yang dikembangkan untuk dirinya, untuk dapat dinikmati penggemar musik dunia. Di akhir 2011, atas keyakinan bahwa ia telah mencapai kedewasaan bermusik, Neonomora memutuskan untuk memulai karier musik, kemudian mengembangkan konsep musik, karakter, image serta lagu-lagu yang akan dinyanyikan, dengan satu-satunya bantuan saat itu dari adiknya Bam Mastro yang juga seorang penulis lagu, komposer, pemain musik serta music director. Sejak saat itu, ‘kolaborasi kakak-beradik’ dimulai.[4]
Kemudian di pertengahan 2012, seorang promotor musik, yang sekarang menjadi suami Neonomora, Ryan Novianto tertarik menjadi executive produser untuk Neonomora. Ryan memperkenalkan Neonomora pada musisi-musisi Indonesia yang muda, berbakat serta trampil dari Double Deer Studio, yang juga percaya pada musiknya serta memiliki komitmen tinggi pada musik Neonomora untuk menjadi bagian dari Band Neonomora, dan menunjuk Addhe Ario menjadi music engineer pada tahapan recording, mixing dan mastering. Pada tahap inilah list lagu-lagu yang dihasilkan telah siap untuk diluncurkan sebagai suatu album. Namun kemudian manajemen memutuskan tidak perlu tergesa-gesa meluncurkan album, karenanya, mulai dirilis single satu persatu. Selanjutnya, Neonomora diperkenalkan pada Carmel M.C. Fowley yang telah meningkatkan percaya diri atas musiknya. Neonomora memperhatikan dan menjalankan banyak nasihat yang diterimanya dari Carmel, yang sangat dihormatinya, yang telah mendorong visi besar atas kariernya kedepan. Neonomora juga diperkenalkan pada Marty Homs, Denny Sakri, Dewi Gontha, Adib Hidayat, Hasief Ardiasyah, nama-nama besar di industri musik yang sangat diapresiasi oleh Neonomora karena telah banyak memberikan dukungan, pandangan dan pesan yang berharga bagi perkembangan kariernya. Neonomora mengeluarkan single pertama ‘You Want My Love’ pada November 2012, single kedua ‘Fight’ di 16 Mei 2013, dan single ketiga ‘Too Young’ di akhir 2013. E.P. yang bertajuk Neonomora dikeluarkan bulan November 2013. Di bulan September 2014, single ‘The Man’ a tribute for the nation to restore, dikeluarkan segera setelah presiden Indonesia yang baru terpilih. Debut albumnya ‘Seeds’ telah diluncurkan sebagai premiere pada SoundsFair 24 Oktober, 2014.[4]
Dalam waktu setahun sejak single pertamanya diluncurkan energi musiknya telah menarik perhatian pencinta musik dari berbagai tempat termasuk Australia, U.S.A, Eropa, China & Asia Tenggara. Dalam dua tahun perjalanan karier solo Neonomora memperoleh kehormatan untuk bermain di festival musik bergengsi di Indonesia, yaitu: Java Rockindland, Java Soul-Nation, 280 Festival, serta SoundsFair. Ia juga telah memperoleh perhatian positif dari berbagai media, khususnya dari BuzzFeed, yang berjudul “10 Band Indonesia Yang Luar Biasa Yang Harus Didengar”. Debut EP Neonomora menempati tangga 14 pada Album Terbaik Indonesia 2013 oleh Rolling Stone Indonesia, dan telah dinominasikan sebagai “Artist Pendatang Baru Terbaik Tahun Ini” oleh NET TV di bulan Mei 2014. NEONOMORA juga telah bekerjasama untuk mewakilinya dalam sync licensing dengan label yang berbasis di Chicago, Minty Fresh.[4]
Corak dan Pengaruh Musik
Dari aspek style, Neonomora digambarkan sebagai “gelap, bergairah, namun sentimentil”. Di dalam salah satu interview, Neonomora melihat Bjork sebagai pengaruh serta “pahlawan” untuknya. Ia juga menyatakan, saat usia muda sebagai pengaruh awal, ia menirukan dan percaya pada gaya bernyanyi Mariah Carey,Whitney Houston, Aretha Franklin, Stevie Wonder, Roberta Flack dan Michael Jackson.[4][5]
Ia mulai mencapai kematangan sebagai artis dan musisi saat mulai mendengarkan karya-karya dari lebih banyak musisi dunia, dimulai dari Sigur Ros, Beirut, Coldplay, Radiohead, Bjork, Kings of Leon, Lykke Li, Bon Iver, Arcade Fire, The Head and The Heart, Kimbra, Florence and the Machine, Angus and Julia Stone, Anya Marina, Death Cab for Cutie, Coco Rosie, Blackbird Blackbird dan masih banyak lagi indie rock bands sampai folk artists.[6] Warna musik Neonomora digambarkan sebagai kombinasi dari berbagai genre, termasuk folk, rock, soul, RnB dan electronic. Instrumen yang dijumpai dalam lagu-lagunya termasuk, biola, harpa, guitar akustik, banjo, koto (instrument petik dari Jepang), mandolin, glockenspiel, tabla dansynthesizers.[4]
Cinta, kehidupan dan kematian, spiritualitas, kemanusiaan, sosial dan politik merupakan subjek dari lirik-lirik lagu Neonomora. Saat masih muda ia banyak mendengar cerita tentang heroisme, patriotisme, keberanian dan kemanusiaan di dalam perjuangan. Hal itu melalui kisah hidup dari kedua kakek dari ibunda dan ayahandanya, tentang bagaimana mereka berjuang dalam perang revolusi untuk kemerdekaan Indonesia terhadap penjajahan, menjadi bagian dari sekian banyak pejuang Indonesia saat itu, dan bahwa saat ini mereka dimakamkan di taman makam pahlawan. Neonomora mengatakan bahwa sebagian lirik lagunya adalah mengenai apa yang dialaminya dalam hidup, apa yang dirasakannya, dan apa yang ia pikir dan tentang apa yang terjadi dalam hidup ini dan kejadian di lingkungannya.[4][7]
Ia memilih nama panggung Neonomora berdasarkan alasan bahwa ia mencintai segala sesuatu yang berhubungan dengan ruang angkasa. Nama sesungguhnya, Ratih Suryahutamy, diambil dari dua istilah dalam bahasa Sansekerta; Ratih artinya Dewi Bulan dan Surya yang berarti Matahari. Neonomora merupakan kombinasi dari istilah yang hampir memiliki arti yang sama; Nomo adalah Bulan dalam susunan yang tepat, dan Ra berarti Dewa Matahari dalam bahasa Mesir kuno. Ia merasa nyaman dengan nama tersebut, dan telah menggunakan nama panggung tersebut sejak tahun 2011.[4]
"Sepanjang hidup, saya telah diberkati dengan hidup di berbagai tempat di dunia di sebagian besar hidup saya, dan telah menyaksikan bagaimana seni dan musik tercipta di berbagai tempat tersebut baik yang modern maupun tradisional. Saya akhirnya melakukan apa yang selalu saya inginkan, dengan demikian saya ingin terlibat sebanyak mungkin untuk menciptakan berbagai karya seni serta musik untuk dapat dilihat dan dinikmati semua orang. Hasrat saya dibentuk oleh inspirasi yang saya peroleh dalam hidup. Mungkin salah satu inspirasi itu adalah anda. Hidup sangat banyak menginspirasi saya; oleh karenanya saya ingin membagi inspirasi tulus saya kembali kepada kehidupan ini" ~ Neonomora.
Bidang Seni
Neonomora telah menunjukkan ketertarikan pada bidang seni sejak kecil, ia telah mulai menulis sajak saat berusia lima tahun. Ibundanya juga ingat bahwa ia mulai memperlihatkan hasrat yang kian besar untuk melukis saat kelas tiga sekolah dasar. Ia mengikuti suatu lomba kecil menggambar dan mewarnai di luar sekolah, panitia menyediakan cukup banyak hadiah dari berbagai kriteria kemenangan yang diberikan, dan beruntung ia menjadi salah satu juara untuk penilaian originalitas lukisan. Ia mengumpulkan karya-karyanya sendiri, berupa cerita-cerita, catatan harian, sajak, ilustrasi. Disamping itu, orangtuanya juga mendorongnya untuk memiliki pegangan atas akar budayanya, untuk mencintai nilai-nilai serta budaya tradisional. Sejak berusia 5 tahun sampai usia 11 tahun ia belajar tari Bali dan sedikit belajar musik gamelan Bali.
Disamping musik, saat Neonomora berusia belasan tahun, ia telah diperkenalkan pada ‘bagian lain dunia’. Itulah Seni. Dia melihat bahwa seni sangat berpengaruh dalam di jiwanya. Ia mengatakan bahwa seni dapat membuatnya merasa lebih hidup. Ia mulai serius mempelajari seni di sekolah menengah atas, Beijing World Youth Academy, saat keluarganya pindah ke Beijing, China, saat itu ia juga merasa jatuh cinta dengan budaya dan kesenian China. Saat ditanya pada sebuah interview mengenai bakat tersembunyi, dia meyakinkan bahwa ia tidak menyebutnya sebagai ‘bakat’. “ini lebih merupakan rasa ingin tahu sebagaimana – bentuk kehausan untuk menemukan lebih dan lebih banyak lagi dalam hidup”. Sebagian hidupnya di dedikasikan untuk kecintaannya pada photography, graphic design dan illustrasi, music discography, melukis dan menulis, menyanyi, menari; dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan design kreatifnya untuk beberapa merk fashion, dan sekarang ini, tentunya ia memiliki sangat banyak kesempatan mengembangkan artwork untuk dirinya sendiri, dalam bidang yang sangat luas termasuk antara lain backdrop untuk pertunjukkan, illustrasi serta CD covers untuk lagu-lagunya.
The Young Gun 2013 – RollingStone Magazine Indonesia
Top Rank Best Indonesian Album 2013 - RollingStone Magazine Indonesia
Breakthrough Artist of The Year (Nominated) - Indonesian Choice Awards 2014 by NetTV
Best New Profile (Winner) - Local Heroes Awards 2013 by ButikMusik Indonesia
10 Incredible Indonesian Bands You Should Listen To - BuzzFeed USA
Featured Artist - Reverbnation USA
#1 on Chart Musik Anak Negri - Mustang FM Jakarta Indonesia
Most Anticipated Indonesian Artist - HAI MAgazine Indonesia
The Chosen Act - NYLON Magazine Indonesia
“Well, I think once her voice being heard by the world, Neonomora will shine brighter than the God of the sun and the Goddess of the moon” – NYLON Magazine Indonesia
Musician that will shine in 2013 - YAHOO!OMG Indonesia
You Want My Love “ Top 100 – October 2013” - iTunes Malaysia
^ abc"NEONOMORA". hangoutjkt.com. 2014-09-12. Archived from the original on 2014-09-12. Diakses tanggal 2022-09-21.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)