Rizki Perdana, Seli Desmiarti, dan Kamal Gema Ramadan
Orang tua
R.H Moh. Ruhiyat dan R. Hj. Ruminda
Dinar Ratna Suminar, S.IP.,M.Si (atau lebih dikenal sebagai Neneng Dinar; lahir di Bandung, 10 Maret 1963; 57 tahun) adalah Penyanyi Sunda, Panembang, Juru Kawih dan Pemimpin Padepokan Ranggon Cijagra (Pembinaan Seni di bidang Tembang Sunda Cianjuran dan Kawih Sunda), dari Bandung, Jawa Barat, Indonesia.[1]
Pendidikan
Pada tahun 1974, Ratna Dinar Suminar menyelesaikan sekolah dasarnya di SD Wangisagara 02, Kabupaten Bandung. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di SMP Muhamadiyah Majalaya, dan lulus tahun 1977. Setelah lulus SMP, Dinar Ratna Suminar melanjutkan pendidikan di SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) Bandung, dan lulus tahun 1982. Gelar sarjananya ia peroleh di Universitas Langlangbuana pada tahun 2008. Pada 2017 ia berhasil meraih gelar magisternya di Universitas yang sama pada bidang Ilmu Pemerintahan.[1]
Aktivitas
Di samping sebagai seorang panembang, Neneng juga merupakan seorang pegawai di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Tidak hanya itu, ia juga dikenal sebagai sosok pelatih dan penyanyi yang multitalenta. Sebagaimana diketahui ia merupakan panembang yang suaranya telah direkam dalam berbagai genre selain tembang cianjuran, termasuk dalam genre kasidah sundawi, kawih wanda anyar, celempungan, sekar anyar, dan tembang bandungan. Ia juga aktif menciptakan lagu-lagu kawih sunda.[1]
Prestasi
Neneng Dinar merupakan juara 1 PTSC DAMAS selama dua kali berturut-turut di tahun 1990 dan 1993, ia juga pernah meraih penghargaan Jabar Music Award dari STIMB sebagai partisipasinya dalam dunia tembang sunda cianjuran. Berkat kompetensi yang dimilikinya pula, Neneng kerap tampil di berbagai event bergensi di mancanegara, seperti pada tahun 1989, ia pernah mengikuti Festival Musik di Bangkok, Thailand. Kemudian pada tahun 1994 dan 1996 mengikuti Festival Musik di Perancis, Jerman, Belanda, Swiss, dan Belgium. Ia juga pernah mengikuti Festival Musik di Malaysia pada tahun 1987. Dan pada tahun 1998 ia pernah mengikuti Festival Musik di Sydney, Australia. Selain itu, puncaknya ia pernah tampil di acara ―Melody of Dialogue Among Civiliazation‖ di Gedung UNESCO Paris, Perancis tahun 2006.[1]
Kiprah
Kontribusinya ia wujudkan dengan mendirikan Sekolah berbaris Budaya yang bernama Yayasan Gemi Raspati, di Majalaya, Kabupaten Bandung dan Padepokan Ranggon Cijagra (Cinta jadi Galindeng Sora) yakni padepokan yang membentuk lahirnya calon-calon panembang harapan di masa depan, yang beralamat di Jalan Buahbatu, kota Bandung. Selain sebagai panembang, ia juga kerap menjadi pembicara mengenai seni tradisi. Keahliannya sebagai pelatih ia buktikan dengan berhasil menurunkan keterampilannya kepada Nenden Dewi Kania pinunjul PTSC DAMAS XVII pada tahun 2003, Deni Mulyana pinunjul PTSC DAMAS XX tahun 2012, Mutia Angansari pinunjul PTSC DAMAS XXI pada tahun 2016, Arif Budiman Juara II PTSC DAMAS XXI dan XXII (tahun 2016, 2019) dan Inka Tresna Juara 1 Kawih Tingkat SMA/SMK Se-Jawa Barat.[1]
Sumber dan Referensi
^ abcdeBudiman, Arif (2017). Panembang Unggul dalam Tembang Sunda Cianjuran. Bandung: Bandung: Tesis untuk Program Magister di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. hlm. 191–192.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)