Naskah Gilgit adalah naskah kuno yang berasal dari wilayah Gilgit Baltistan di Utara Pakistan. Naskah ini diperkirakan ditemukan antara abad ke 5 Masehi – 14 Masehi. Naskah ini salah satu warisan budaya berharga yang mencakup tulisan yang berkaitan mengenai agama, sejarah, sastra, ilmu pengetahuan. Sebagian besar naskah gilgit ditemukan di gua-gua dan stupa di wilayah Gilgit Baltistan, hal tersebut menjadi alasan utama mengapa disebut naskah Gilgit. Penemuan pada abad 19 Masehi ini terus berlanjut hingga abad ke 20 Masehi.[1] Naskah gilgit ini merupakan salah satu warisan budaya penting di wilayah Gilgit Baltistan, sebuah provinsi yang ada di pakistan terletak di kawasan utara pakistan, yang berbatasan dengan India di sebelah timur laut, Cina di sebelah utara dan barat, afghanistan di sebelah barat daya. Penduduk di wilayah ini digambarkan sebagai Dards, yang telah disebutkan oleh sejarawan yunani dan romawi klasik serta dalam teks suci Hindu.[2]
Wilayah Gilgit-Baltistan (GB) di Pakistan utara, yang sebelumnya dikenal sebagai Wilayah Utara Pakistan, memiliki sejarah yang panjang. Penduduk di wilayah tersebut, yang digambarkan sebagai Dards , disebutkan oleh sejarawan Yunani dan Romawi klasik serta dalam teks suci Hindu. Sejarah awal (abad ke-3 M – abad ke-10 M ) menunjukkan wilayah ini diperintah oleh kekaisaran Kushan, Tiongkok, dan Tibet. Dalam catatan para pelancong Tiongkok abad ke-7 dan kronik Arab dan Persia abad ke-8 dan ke-9, wilayah ini dinamai Palolo atau Bolor dalam bahasa Arab. Hal ini juga disebutkan dalam kronik Persia abad ke-10 Hodud al-ʿĀlam , Rajatarangini klasik Kashmir abad ke-11 , dan Tarikh-e-Rushdi abad ke-16 karya Mirza Haider Dughlat, penulis sejarah istana kaisar Mughal Akbar. Sejarah kolonial wilayah ini dimulai dengan serangan para jenderal Dogra Gulab Singh, Raja Jammu pada paruh pertama abad ke-19.[3]
Isi
Teks Agama : salah satu Naskah gilgit berisi teks agama, terutama agama Buddha dan Hindu. Naskah ini memberikan banyak pengetahuan mengenai ajaran-ajaran agama serta praktik keagamaan pada masa itu.
Sastra : Naskah gilgit ini juga berisi pengetahuan serta karya sastra seperti cerita epik, puisi, dan teks sastra yang memberikan wawasan mengenai kebudayaan dan sastra pada masa itu.
Ilmu Pengetahuan : Naskah gilgit juga berisi teks-teks tentang ilmu pengetahuan, termasuk astonomi, matematika, kedokteran dan lainnya. Hal ini dibuktikan bahwa tingkat pengetahuan dan penelitian yang telah dicapai oleh masyarakat wilayah setempat.
Sejarah : Naskah gilgit ini juga menyimpan catatan sejarah mengenai pemerintahan, peristiwa penting, dan tokoh sejarah yang mempengaruhi wilayah ini. Di sini mereka memberikan gambaran mengenai perkembangan sejarah wilayah Gilgit Baltistan.[2]
Aspek penting
Naskah gilgit memiliki nilai yang sangat tinggi dari segi sejarah, budaya, dan penelitiannya, berikut beberapa aspek pentingnya:
1. Pemahaman sejarah dan kebudayaan; Naskah gilgit dapat membantu para sejarawan dan peneliti memahami sejarah, agama, dan budaya masyarakat di Asia Tengah Subbenua India selama berabad-abad.
2. Pelestarian warisan; Naskah ini membantu melestarikan warisan budaya yang mungkin telah punah dan terancam punah.
3. Studi agama; Teks-teks agama dalam Naskah gilgit memberikan wawasan tentang ajaran agama Hindu dan Buddha pada masa lalu dan bagaimana pengaruhnya terasa di wilayah tersebut.
4. Sumber belajar; Naskah ini digunakan sebagai sumber belajar bagi para cendikiawan yang ingin memahami peradaban Asia Tengah dan bagaimana perubahan budaya dan agama telah mempengaruhi wilayah tersebut.
5. Potensi Pariwisata; Keberadaan Naskah gilgit dapat meningkatkan potensi pariwisata di wilayah Gilgit-Baltistan, karena orang-orang dapat datang untuk mempelajari lebih lanjut mengenai warisan budaya yang kaya.[4]
Pengaruh budaya dan pemeliharaan
Naskah gilgit memiliki pengaruh budaya yang kuat terhadap masyarakat di wilayah tersebut. Mereka membantu dalam mempertahankan dan mengembangkan kepercayaan agama, nilai-nilai budaya, dan bahasa. Pengamatan dan penelitian terhadap naskah ini memungkinkan para sejarawan dan akademisi untuk memahami lebih baik sejarah, budaya, dan peradaban masyarakat yang tinggal di wilayah Himalaya. Pemeliharaan dan pelestarian naskah Gilgit sangat penting untuk memastikan warisan budaya ini dapat diakses dan diapresiasi oleh generasi mendatang. Upaya pemeliharaan termasuk pengembangan perpustakaan digital, konservasi fisik, dan promosi pendidikan mengenai naskah ini.[1]