Nasi daun pisang adalah cara tradisional menyajikan sepiring nasi dalam Hidangan India Selatan[1]. Karena migrasi Orang India Selatan, nasi daun pisang juga dapat ditemukan di daerah dengan etnis India Selatan yang signifikan seperti Malaysia dan Singapura[2].Hidangan ini mendapatkan namanya dari daun pisang yang digunakan sebagai alas nasi, menggantikan piring makan. Ini adalah praktik umum di India selatan dan negara-negara Asia. Banyak yang percaya bahwa panas dari nasi panas menyebabkan daun pisang melepaskan zat yang membantu pencernaan. Selain itu daun pisang yang panas akan mengeluarkan bau harum yang menambah nafsu makan
Hidangan
Awalnya, daun pisang diletakkan di depan pelanggan dan nasi yang masih panas dan mengepul ditumpuk di atas daun pisang. Setelah itu, lauk yang terdiri dari sayuran akan dibawa dan ditawarkan kepada pelanggan. Lauk yang dipilih akan diletakkan di atas nasi di atas daun pisang.
Setelah itu, semangkuk lauk opsional tambahan berisi rendang domba ("mutton varuval"), kari cumi, masala udang, ikan atau ayam goreng akan ditawarkan kepada pelanggan yang bukan hanya vegetarian. Selain itu, pelanggan dapat memilih lauk pauk lain yang dipajang di konter lauk pauk. Biasanya lauk tambahan ini tidak termasuk dalam harga dasar nasi daun pisang ini.
Budaya
Biasanya daun pisang akan diletakkan dengan pucuk daun mengarah ke kiri pelanggan, meski tidak selalu diikuti di tempat lain. Langkah ini dikarenakan daun pisang lebih lebar di bagian pangkal, sehingga posisi pangkal daun pisang di sisi kanan memberikan ruang lebih banyak bagi yang menggunakan tangan kanan untuk makan. Hal ini mencegah lauk pauk tumpah dan mengotori meja makan.
Hidangan nasi daun pisang biasanya dimakan dengan tangan.
Biasanya orang India Selatan akan meninggalkan sedikit residu pada daunnya. Limbah ini sengaja dibiarkan untuk diberikan kepada serangga, burung dan hewan.
Selain itu, setelah makan biasanya daun pisang dilipat. Cara melipat daun pisang konon melambangkan apakah Anda menikmati makanan tersebut dan ingin kembali atau sebaliknya. Biasanya daun dilipat ke arah Anda untuk melambangkan bahwa Anda menikmati makanan dan ingin mengulanginya lagi. Sedangkan melipat ke arah berlawanan biasanya dilakukan pada upacara pemakaman untuk melambangkan bahwa seseorang tidak ingin mengalami kejadian yang menyedihkan tersebut lagi.